Istri Manja Dan Mempesona Kesayangan Tuan Oscar

Wajah tiga pria Amstrong berubah masam saat mendengar penolakan dari Butler Hans. Mereka merasa Oscar tidak menghargai hubungan kekerabatan mereka lagi. Zendic lalu maju dan berkata, "Sampaikan pada tuanmu, kami ini adalah besannya. Jika dia begitu kejam menolak kedatangan kami, jangan salahkan kami jika suatu saat kami akan membawa istrinya pergi."

Butler Hans benar-benar tidak mengerti apa hubungan nyonyanya dengan keluarga Amstrong dan kenapa mereka mengakui nyonyanya sebagai bagian dari anggota keluarganya? Padahal setahu Butler Hans, Zoey adalah anak adopsi. Akan tetapi, saat butler Hans melihat keseriusan lawan bicaranya, dia khawatir ini akan menjadi masalah yang serius.

Pria paruh baya itu mempersilahkan ketiga tamunya untuk duduk, sedangkan dia kembali naik untuk menyampaikan pesan tadi pada sang majikan.

Dengan ragu Butler Hans mengetuk pintu kamar Oscar. Zoey yang sedang bersandar di ranjang, menoleh.

Oscar ada di kamar mandi, jadilah Zoey memaksakan diri berdiri untuk membuka pintu. Dengan langkah lemah, Zoey menarik pintu dan Butler Hans melihatnya dengan tatapan ragu.

Habislah sudah. Kenapa nyonya yang membuka pintu. Wajah Butler Hans langsung pias seketika itu juga.

Melihat Butler Hans linglung, Zoey segera bertanya, "Ada apa, Butler Hans?"

"Sa_saya mencari tuan Oscar, Nyonya."

"Oscar sedang mandi." Baru saja Zoey selesai mengatakan hal itu, perutnya lagi-lagi bergejolak. Tanpa banyak bicara Zoey berbalik dan berjalan dengan langkah tergesa, lalu muntah di wastafel.

Wajah Butler Hans ikut memucat. Benar-benar sudah tidak tertolong. Apakah terlambat sekarang untuk melarikan diri?

Oscar keluar dari kamar mandi mendengar suara kesakitan Zoey. Dia keluar dengan handuk yang melingkari pinggangnya.

Wajah Oscar di penuhi ketidakberdayaan. Dia membantu Zoey menyeka mulutnya. Zoey memejamkan matanya sembari mencengkeram pinggiran wastafel dengan kencang, sebelum akhirnya dia jatuh dan kegelapan menguasai dirinya.

Oscar dengan sigap menangkap Zoey. Dia menggotongnya ke atas ranjang. Saat Oscar hendak berbalik, dia melihat pintu kamarnya terbuka dan Butler Hans ada di sana. Alis Oscar berkerut tajam dan kemarahan menguasai dirinya.

"Apa yang kamu lakukan di sana?"

"Tuan, Tuan Zendic memaksa bertemu dengan anda. Bahkan dia mengancam jika anda menolak, Mereka akan membawa nyonya pergi dari rumah ini."

"Kamu pergi dulu. Katakan pada supir untuk bersiap. Aku akan membawa istriku ke rumah sakit." Oscar menutup pintu kamarnya tanpa menunggu jawaban Butler Hans. Dia segera masuk ke ruang ganti dan memilih pakaian secara acak.

Setelah berganti baju, Oscar mengangkat tubuh Zoey dan membawanya turun. Oscar sengaja melewati ruang tamu dimana ketiga pria Amstrong menunggu. Ketiga pria beda usia itu tentu terkejut melihat Zoey ada dalam gendongan Oscar dengan keadaan tak sadarkan diri.

"Ada apa dengan, Zoey." Kakek Albert segera berdiri mengikuti Oscar. Meski dia sudah tua, staminanya hampir sama dengan pria berusia 50 tahun.

"Dia pingsan. Aku akan membawanya ke rumah sakit."

Mobil sudah terparkir di depan, Oscar lalu membawa Zoey masuk ke dalam mobil meninggalkan kediamannya. Dia tidak peduli dengan keberadaan para Amstrong itu beserta ancamannya. Bagi Oscar selama Zoey bersedia dan berjanji tidak akan meninggalkannya, itu sudah lebih dari cukup.

Mobil membelah jalanan dengan kecepatan tinggi. Meski memakai seorang supir, dia bukanlah supir biasa. Supir keluarga Oscar memiliki kualifikasi khusus.

Tidak butuh waktu lama, Mobil mereka tiba di rumah sakit. Oscar kembali mengangkat tubuh Zoey dan membawanya ke ruang gawat darurat.

Zoey sedang ditangani sedangkan Oscar menunggu dengan gelisah di depan ruangan. Mobil Zendic tiba beberapa menit kemudian. Ketiga anggota Amstrong bergegas mendatangi Oscar.

"Katakan apa yang terjadi dengan Zoey?"

"Itu bukan urusan kalian," ujar Oscar ketus.

"Itu menjadi urusan kami. Hasil tes DNA sudah keluar. Zoey adalah anggota keluarga kami. Jadi kami berhak tahu apapun tentangnya."

"Meski kalian keluarganya, lalu apa? Dia bahkan tidak tumbuh dan besar di bawah pengawasan kalian. Apakah kalian pikir Zoey akan menerima hal ini begitu saja?"

"Keluarga tetaplah keluarga. Zoey pasti bisa mengerti alasan kami."

Oscar hanya mendengus, Saat dokter keluar memanggil Oscar, Pria itu bahkan sama sekali tidak mempedulikan mereka. Kakek Albert menggelengkan kepalanya.

"Anak ini benar-benar keras seperti ayahnya," ucap pria tua itu sembari memandang pintu ruang gawat darurat yang tertutup.

Di dalam ruangan, Dokter menjelaskan kondisi Zoey dan kemungkinan penyebabnya. Karena membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, Oscar memutuskan agar Zoey dirawat di rumah sakit untuk sementara waktu.

Zoey sudah sadar tadi, tapi karena dia terus merasa mual, dokter memberinya obat dan sekarang perempuan itu tidur dengan damai. Dia tidak tahu prahara yang terjadi antara Oscar dan juga keluarga Amstrong.

***

"Mom, apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Amanda cemas.

"Tidak ada. Cepat hubungi pamanmu. Dia harus tahu apa yang sedang terjadi di rumah ini," ujar Yesa dengan napas yang terputus-putus.

Nick panik, tapi dia bisa berpikir jernih, dia merasa ada hal yang sedang terjadi antara ibunya dan keluarga ini. "Mom, apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dari kami?"

"Tidak ada. Jangan pikirkan macam-macam. Kalian hanya harus fokus dengan pekerjaan kalian. Jangan sampai orang lain merebut posisi kalian."

Nick mengernyit, dari ucapan ibunya seolah mereka sedang memperebutkan posisi jabatan saat ini. Padahal semua sudah diatur oleh kakeknya. Bahkan jika Zoey benar-benar anggota keluarga Amstrong, dia tidak mungkin akan menggantikan posisinya atau posisi Amanda.

Nick dan Amanda tidak tahu pikiran ibu mereka. Kekhawatiran mereka pada ibunya sepertinya percuma saja. Nick beranjak dan meninggalkan kamar ibunya tanpa bicara apa-apa lagi. Dia akan mencari tahu sendiri, mengenai masalah ini. Sepertinya memang ada sesuatu yang ibunya sembunyikan dari mereka.

Saat Nick keluar, dia melihat Travis sedang menemani ibunya duduk di taman. Nick menatap mereka dengan iri. Meski dibilang jika bibinya tidak waras, tapi wanita itu selalu memperlakukan Travis dan Daniel sesekali dengan penuh cinta dan kehangatan, tidak seperti ibunya. Terlihat waras, tapi tidak mempunyai hati dalam merawat mereka.

Nick turun dan menghampiri Travis juga Elouise. "Hai Nick, sudah lama tidak melihatmu," sapa Elouise.

Mata Nick melebar, "Bibi mengenaliku?" Elouise mengangguk bingung. Memang biasanya dia tidak mengenali Nick?

"Nick, nanti kita bicara. Sebaiknya sekarang kamu lihat foto Zelin," Travis mengalihkan topik pembicaraan yang sangat berbahaya ini. Travis mengulurkan ponselnya memperlihatkan foto Zoey yang sedang duduk melamun.

"Putriku sebentar lagi pulang. Sebaiknya aku pergi ke salon untuk mempercantik diri," ucap Elouise sambil berdiri. Namun, Travis buru-buru menahannya.

"Mom, bersabarlah. Kita tunggu kabar dari Zelin dulu, ya."

...----------------...