Arya di buat sedih ketika melihat istri nya yang terus merintih kesakitan di atas ranjang, Mereka merantau kekota karena minggat dari rumah akibat tidak di restui. Berdagang bakso dan Sari juga berdagang hal lain karena merasa tidak cukup dengan uang halal yang di dapatkan nya.
"Sakittt, Mas. Aduh sakit sekali." Sari terus merintih kesakitan.
Sakit nya sangat aneh, Apa lagi saat malam jumat. Ia terus mendesah di antara kesakitan dan juga kenikmatan, Untung nya Arya segera bercerai sebelum Sari sempat sakit seperti ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.7
Satu bulan kemudian.
Arya semakin giat mencari uang agar bisa segera pulang kampung dan tinggal di sana saja, Sejujurnya ia sudah sangat rindu dengan kampung halaman dan juga makam Ibu nya.
Perasaan sendiri saat bertapa dulu, Kini kembali bersemayam dalam hati nya. Uang yang ia dapat dari kuli bangunan, Seutuh nya di tabung. Karena Sari menolak uang pemberian dari nya, Dengan alasan uang jualan bakso sudah cukup.
Oleh sebab itu, Arya menabung semua nya. Hanya kurang bila untuk membeli makan siang. Kini dia pun ikut merokok seperti teman pekerja nya.
"Jadi warung bakso itu punya kamu, Ar?" Yusuf bertanya.
"Iya, Aku mengontrak bangunan itu selama satu tahun." Jawab Arya.
"Jadi wanita yang jualan itu istri kamu?" Yanto tiba tiba ikut nimbrung.
Arya hanya mengangguk karena agak kaget, Selama ini Yanto tidak pernah mengajak nya ngobrol. Seolah Yanto sangat membenci diri nya, Arya juga cuek dan tidak berusaha mendekat.
"Kenapa? Kau terlihat murung hari ini." Yusuf bertanya pelan.
"Aku rindu Ibu, Selama tinggal di sini aku tidak pernah kekuburan nya." Arya tertunduk sedih.
"Pulang lah kalau habis gajian besok, Kan hari minggu kita libur." Saran Yusuf.
"Tidak bisa aku pulang sekarang." Lirih Arya mengusap air mata nya.
Yusuf menepuk pundak pria ini, Dia tidak pernah bertanya usia nya Arya. Karena Yusuf bisa menebak dari wajah nya, Bahwa usia Arya berada di bawah diri nya.
"Aku minggat bersama istri ku kekota ini, Karena keluarga kami tidak ada yang merestui." Cerita Arya.
"Kenapa?"
"Kakak ku tiba tiba saja tidak menyukai Sari, Dan keluarga istriku memang ingin mahar yang besar." Cerita Arya.
"Awal nya Kakak mu setuju?" Yusuf penasaran juga jadi nya.
"Iya! Entah kenapa dia kok berubah pikiran." Jawab Arya.
Yusuf tiba tiba saja tercenung sambil melotot melihat kearah tangga, Arya melihat wajah Yusuf yang mendadak pucat. Maka ia pun mengikuti arah pandangan teman nya, Tapi Arya memang sudah tidak punya kemampuan apa pun lagi.
"Kamu kenapa, Yusuf?" Arya mengguncang bahu teman nya.
"Aku melihat nya lagi, Kenapa aku mendapat pandangan seperti itu?" Yusuf tampak sangat takut.
"Istigfar, Apa yang kamu lihat?" Arya masih penasaran.
Yusuf menceritakan bahwa dia bisa melihat gambaran masa depan dari orang yang akan celaka, Sejak kecil dia sudah mempunyai penerawangan seperti itu. Kadang Yusuf sangat takut bila melihat kematian yang sangat tragis.
"Di mana Seto tadi?" Yusuf bangkit mencari Seto.
"Tadi di lantai tiga, Dia mau ngambil cangkul kata nya." Jawab Arya.
Berdegup jantung Yusuf, Dia pun bergegas naik kelantai tiga. Siapa tahu dia bisa mencegah kematian teman nya, Namun memang kematian seseorang sudah di takdirkan oleh Allah.
Tubuh Seto jatuh dari lantai tiga menghantam lantai dasar yang sangat keras, Tengkorak kepala nya pecah, Tangan dan kaki nya patah semua. Bahkan tulang punggung nya juga patah, Darah langsung membanjiri lantai.
Semua teman teman pada panik melihat kematian Seto yang sangat tragis, Hanya Yusuf yang melihat bayangan hitam menyeringai puas dan segera menghilang. Bahkan ketika Yusuf menyusul nya kelantai tiga, Bayangan itu sudah tidak ada lagi.
Seto pasti menjadi tumbal proyek besar ini, Mandor segera menghubungi bos besar tentang kecelakaan yang menimpa anak buah nya. Semua langsung di liburkan, Seto akan segera di kirim pulang kerumah nya, Tentu dengan biaya kematian yang cukup besar.
"Ayo pulang, Kamu kenapa?" Arya mendekati Yusuf yang masih termangu.
"Aku melihat hantu yang mendorong Seto, Kau. Percaya kan bahwa ada hantu di dunia kita." Yusuf takut bila Arya tidak percaya.
Gantian Arya yang termenung karena heran di kota besar ini pun masih saja ada hantu, Bukan hanya di kampung nya yang berserakan hantu.
"Aku tidak bohong, Arya! Hantu itu sungguh ada, Bukan cuma halusinasi saja." Yusuf memegang tangan Arya.
"Iya aku percaya, Mari kerumah ku." Ajak Arya kepada Yusuf.
Rasa nya tidak enak membicarakan masalah hantu di tempat yang baru saja ada musibah, Meski sejak kecil sudah bisa melihat hantu. Namun Yusuf masih saja tidak bisa mengendalikan diri nya.
...****************...
Warung bakso Sari terlihat ramai, Banyak pengunjung bermobil yang datang. Arya dan Yusuf masuk ketika ada satu mobil yang terparkir di sana, Warung tidak ada orang nya sama sekali.
"Di mana istri mu?" Yusuf menatap sekeliling.
"Mungkin lagi di belakang, Tung..
Belum Arya menyelesaikan ucapan nya, Sari muncul dari bagian belakang bersama dengan seorang pria yang terlihat sangat necis dandanan nya.
"Eh Mas Arya!" Sari kaget melihat kepulangan suami nya.
"Siapa dia, Dik?" Arya menatap pria yang di sebelah istri nya.
"Ini, Eem dia pelanggan bakso kita. Tadi numpang ketoilet dan aku menunjukan nya." Sari memberi alasan.
"Kalau begitu saya permisi dulu, Lain kali saya akan mampir lagi. Bakso istrimu sangat lezat, Membuat saya ketagihan setiap hari." Rudi berkata kepada Arya.
"Terima kasih sudah menjadi pelanggan bakso kami." Jawab Arya sopan.
Rudi segera pergi dari sana, Arya sama sekali tidak memiliki firasat apa pun tentang pria itu dan istri nya. Sari terus tersenyum untuk menutupi kegugupan nya.
"Buatkan teman Mas minuman ya, Dik." Pinta Arya.
"Oh iya, Mas. Biar Sari buatkan teh ya." Sahut Sari cepat.
Arya duduk di depan nya Yusuf yang masih termenung memikirkan kejadian tadi, Sebenar nya dia ingin melayat. Namun jasad Seto pasti akan langsung di pulangkan kekampung halaman nya.
"Ini teh nya, Silahkan di minum." Sari menaruh teh di atas meja.
"Kenalkan, Ini istriku nama nya Sari." Arya mengenalkan istri nya.
"Yusuf, Mbak." Yusuf mengangguk sopan.
Sari segera pergi kebagian belakang lagi, Membiarkan Arya dan Yusuf untuk berbicara. Namun ia tersentak karena baru teringat sesuatu, Langsung saja ia bergegas dan menutup warung nya.
"Kok sudah di tutup, Dik?" Tanya Arya heran.
"Bakso nya sudah habis ini, Mas." Sari memberikan alasan.
"Kamu ndak buat lagi ya? Masih siang ini." Ujar Arya.
"Capek sekali aku rasa nya, Mas. Pelanggan tadi banyak, Besok saja lagi ya kita jualan." Sari memasang wajah memelas.
"Oh kalau capek ya sudah tutup saja." Arya ingin membantu istri nya.
"Udah, Mas ngobrol saja. Sari bisa kok, Cuma tinggal menutup saja." Tolak Sari.
Arya mengangguk sambil tersenyum senang, Istri nya sangat mandiri di mata nya. Sari segera membawa dandang bakso kebagian dapur, Memasukan semua bakso kedalam palstik dan akan membuang nya kedalam wadah sampah. Bisa gawat kalau terus buka dan ada Arya di. Warung, Bagai mana nanti bila pelanggan spesial nya datang.
semua anak lahir suci
jangan pernah membenci sebegitu rupa, karena kita tak akan tahu kedepannya.
pertolongan datang tak terduga, justru datang dari orang2 yg pernah kita sakiti ,kita benci,kita tidak sukai.
semoga Sari sembuh dan insaf ,bisa mengambil hikmah nya
beda nasib kalau begitu, bara mengembara ke negeri china rupanya, dan menjadi ahli pengusir setan😁