GOD'S REVENGE

Hari ke-5 Acara Gladiator Serikat Periode pertama.

Sekarang sudah memasuki pertandingan antar peringkat 12 A dan 12 B, yaitu Serikat Zora melawan Serikat Quinlan.

Tersisa 2 hari lagi sampai jadwal Gehena melawan Red Baroon.

Antares dan Apollo memutuskan untuk menonton pertandingan hari ini.

"DARI SEBELAH BARAT, MARI KITA SAMBUT! SEI SHIN ! PERWAKILAN SERIKAT ZORA !"

"DARI SEBELAH TIMUR, MARI KITA SAMBUT GAN JIANG ! PERWAKILAN SERIKAT QUINLAN !!!"

"MARI BERI SAMBUTAN YANG MERIAH BAGI KEDUA PIHAK !"

"YEAAAA!!!"

"GO GO SEI SHIN!!"

"MAJULAH GAN JIANG !!"

Pembawa Acara memang tidak pernah gagal dalam membangun atmosfer yang meriah dalam Arena Gladiator ini.

Para penonton telah menetapkan pejuang pilihan mereka masing-masing. Tidak jarang ada yang bertaruh untuk hasil pertandingannya nanti.

*tap tap.. (berjalan)

Perwakilan Zora menampakkan dirinya.

Alangkah terkejutnya semua orang mengetahui bahwa perwakilan Serikat Ternama itu adalah seorang pria dewasa berumur ± 40 tahun, dengan kumis dan rambutnya yang sedikit banyak memutih.

Disisi lain, Perwakilan Quinlan merupakan anak muda yang nampaknya sedang semangat membara.

"Apollo, siapa menurutmu yang akan memenangkan pertandingan kali ini?" tanya Antares.

"Entahlah, aku belum pernah melihat kemampuan keduanya.. Jadi aku tidak bisa menyimpulkan. Tapi hatiku lebih memilih bapak berkumis itu." balas Apollo.

"TANPA BERLAMA-LAMA LAGI , MARI KITA MULAI PERTANDINGANNYA !!"

*Teng! Teng! Teng!

Lonceng sudah dikumandangkan, bertanda pertandingan telah dimulai.

"yo pak tua, kau siap tertebas oleh pedang apiku?" ucap sang pemuda.

"Majulah nak, akan saya tunjukkan apa itu tebasan yang sesungguhnya."

*krinkk!!

Sei shin mengeluarkan pedang dari sarungnya.

*WHOOSHHH!!

Hanya dengan mengeluarkan pedang, dia menciptakan angin bertekanan tinggi yang menyebar hingga ke bangku penonton.

"luar biasa.. Aku akan melawanmu dengan segenap kekuatanku pak—"

Belum selesai berbicara, Sei shin sudah berpindah tempat menuju belakang tubuh Gan jiang, bersiap mengarahkan tebasannya pada anak muda itu.

"banyak omong."

SLASSHHHH!!!

*TINGG!! BURNN!!

Dengan refleknya yang tinggi, Gan jiang mampu menangkis tebasan pedang milik pak tua Sei Shin.

*WHOOSHH!

Sei shin kembali menjaga jaraknya.

"boleh juga reflekmu nak. patut mendapatkan pujian." ucap Sei shin.

"aku tidak butuh pujian dari pak tua sepertimu." balas Gan jiang.

Burning soul..

Gan jiang mengangkat pedangnya ke udara, apinya menjadi bertambah besar dan semakin panas.

Fire Slashhh!!!

*SLASHHH!!!

Gan jiang mengayunkan pedangnya yang telah dilapisi api besar itu kepada Sei shin.

Dari Kejauhan Api besar itu mulai datang menghampiri Sei Shin.

Killer wind..

Sei Shin mengarahkan pedangnya ke depan menuju kobaran api membara yang semakin mendekatinya.

Dragon Tamer!!!!

Slashhhh!!!

Muncullah Naga dari gumpalan Angin itu, naga yang sangat besar melahap seluruh Api milik Gan Jiang.

Degan begini Sei Shin mengembalikan serangan Api itu sebesar dua kali lipat ditambah naga angin yang bersiap melahap habis Gan Jiang.

"Sialan!" umpat Gan Jiang dalam hatinya.

*Set!!(menghindar)

Gan Jiang berusaha menghindari serangan Naga Angin milik Sei Shin.

"HUH?!! APAAN INI?!" ucap Gan Jiang.

"hoho.. Tidak bisa begitu anak muda.. Naga Angin milikku akan terus mengejar targetnya sampai dapat." ujar Sei Shin.

"kalau begitu..." ucap Gan Jiang.

*Sett!!

Seketika Gan Jiang mengubah arah berlarinya menuju Sei Shin.

"Jika aku akan terkena naga ini begitu pula dengan mu pak!!"

Gan Jiang bermaksud untuk menjadikan Naga Angin itu senjata makan tuan bagi Sei Shin.

"HYAAA !!!"

Anak muda itu langsung melompat ke arah Sei Shin bersamaan dengan Naga Angin melahap mereka berdua.

*BOOMMMMM!!!!

Ledakan yang sangat dahsyat tercipta, membuat kepulan asap memenuhi arena pertandingan.

Semua orang penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Perlahan asap itu mulai menghilang.

Menyisakan Gan Jiang yang terbaring dengan tubuh yang penuh luka dibawah kaki Sei Shin.

"aku sudah menduga kau akan melakukan itu bocah, aku berbohong.. Naga anginku tidak mengejar mangsanya secara otomatis, tapi bisa ku kendalikan. Kau terjebak dalam rencana orang tua ini, terimalah kekalahanmu.." ucap Seishin.

"tcih!" Gan jiang hanya bisa mengeluh.

*Teng! Teng! Teng!

Pertandingan berakhir dengan kemenangan Sei Shin / Serikat Zora.

Pertandingan itu adalah yang terakhir untuk hari ini, sekarang Apollo dan Antares kembali menuju Gedung Serikat Gehena.

"Aku tidak menyangka sih, bapak tua itu cerdas banget rupanya." ucap Antares.

"Pengalaman tidak bisa berbohong Antares, sejak muda dia ikut dalam pasukan Ksatria Sihir Shina melawan Kerajaan Shena." balas Apollo.

"Benar juga ya, umurmu lebih tua dari pak tua itu.. Pantas saja tau masa mudanya.." ucap Antares.

"hadeh, kau sampai lupa ya kalau kami para dewa itu abadi.." balas Apollo.

"dahulu aku juga abadi kan.. Baru sekarang aja udah nggak lagi.. Kecuali aku bisa mencapai ranah dewata itu sekali lagi, maka aku bisa menjadi dewa seutuhnya kembali.." ucap Antares.

"ya ya.. Makanya cepetan dong masuk ranah dewatanya hehe.." balas Apollo meledek.

"cih apaan, kamu sendiri yang bilang sekarang gerbangnya dijaga oleh Heimdall." balas Antares.

"benar kok, aku ga bohong soal Heimdall itu.. Aku cuma meledekmu aja hehe, sudah sampai mana tingkat kultivasimu?" tanya Apollo.

"ngehe.. Kau pasti terkejut.. Aku sudah mencapai Supreme Immortal tingkat 2 !" balas Antares dengan senyuman nyengirnya.

"heleh.. Masih kalah jauh sama aku.. HAHAHA!"

balas Apollo.

"Tenang saja, sebentar lagi aku akan menyusulmu!!" balas Antares.

"iya iya! Cepatlah aku bosen menunggumu.."

Dengan begitu perbincangan mereka berakhir dan Antares memutuskan untuk melanjutkan proses kultivasinya.