NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25th : Apprehensive

Setelah membaringkan putrinya di kursi belakang kemudi, Jack memanggil salah satu anak buah Alya.

"Bisakah salah satu dari kalian membawanya ke rumah sakit?!" ceplos Jack dengan suara yang terdengar gemetar.

"Tuan?! Akan lebih baik jika tuan sendiri yang membawanya ke rumah sakit. Dan serahkan keadaan disini kepada kami!" jawab salah satu anak buah Alya dengan sopan.

"Tapi, aku tidak bisa meninggalkan Alya di dalam sana" tukas Jack dengan tatapan nanar mengarah pada bangunan itu.

"Kami akan membantu nona Alya keluar dari sana. Jadi, sebaiknya sekarang tuan segera membawa nona Audrey ke rumah sakit.." bujuk anak buah itu.

"Tapi, tetap---"

"Maaf, tuan. Tapi, jika tuan tidak segera membawanya maka apa yang dilakukan nona Alya tidak akan ada gunanya. Nona Alya sudah bertindak sejauh ini hanya untuk melindungi nona Audrey.." sergahnya dan berhasil membuat majikannya tertegun.

"Baiklah, aku serahkan yang disini pada kalian. Tolong selamatkan Alya!" kata Jack pada akhirnya. Kemudian, masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Audrey?! Bertahanlah nak!" serunya dengan tatapan fokus pada jalanan di depannya.

Apapun yang terjadi padamu, daddy mohon bertahanlah!

🔫🔫🔫

Sesampainya di rumah sakit, Jack bergegas menggendong tubuh putrinya dan membaringkannya diatas brankar. Kemudian, bersama beberapa perawat Jack mendorong brankar itu hingga memasuki sebuah ruangan bertuliskan UGD. Dan langkah Jack terhenti tepat di depan pintu ruangan itu saat seorang perawat melarangnya untuk masuk. Jack hanya menurut lalu mendudukan bokongnya pada kursi yang berada tak jauh dari tempatnya.

Jack menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang bertumpu pada kedua lututnya sambil memegang kepalanya. Entah kenapa perasaannya seakan bercampur aduk menjadi satu, membuatnya takut. Untuk kesekian kalinya, Jack kembali merasakan ketakutannya. Berulang kali Jack mengacak rambutnya kasar saat pikiran negatif terus saja memenuhi benaknya hingga membuatnya frustasi.

Kenapa kau kembali mengganggu keluargaku? Setelah apa yang sudah kau perbuat pada Aletta? Kenapa kau masih terus mengganggu kami? Why?! Fu**ing asshole!!!. Batinnya dengan kedua tangan terkepal kuat.

Tiba - tiba getaran terasa di saku jaketnya, dengan cepat Jack merogohnya dan menerima panggilan tersebut.

"APA!!!" pekiknya saat seseorang di sebrang sana mengatakan sesuatu yang sepertinya buruk.

"Kalian harus membawa Alya padaku dengan keadaan selamat!! Aku tidak mau tahu! Putriku tidak boleh terluka!!" tegasnya lalu mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Jack meremas kuat ponselnya hingga buku - buku jarinya memutih.

Alya?! Daddy mohon kembalilah dengan selamat! Kau sudah berjanji pada daddy. Daddy mohon kembalilah dengan selamat!

🔫🔫🔫

Terhitung sudah tiga hari sejak penculikan Audrey dan kebakaran bangunan tua itu yang menyebabkan Jack dan keluarganya kehilangan jejak keberadaan putri sulung mereka, Alya. Tak satu pun dari anak buah Alya yang melihatnya. Mereka tak menemukan siapapun disana, yang justru mereka temukan hanyalah earphone milik Alya beserta bekas darah di sekitarnya. Bahkan Jack kehabisan cara untuk mencari keberadaan Alya.

Jack dan Aletta begitu gelisah, mengingat mereka sama sekali tidak menemukan Alya. Dan yang paling utama, mereka sangat mengkhawatirkan keadaan putri sulung mereka. Apakah gadis itu dalam keadaan baik atau justru sebaliknya, tidak ada yang tahu.

Sedangkan Audrey sudah keluar dari rumah sakit sejak kemarin, tetapi gadis itu hanya memilih berdiam diri di kamarnya saat ia mengetahui jika Alya menghilang setelah menyelamatkannya. Kini Audrey hanya berdiam diri diatas tempat tidurnya sambil menggenggam sebuah bingkai yang berisikan foto dirinya bersama Alya, sang kakak. Audrey menatap nanar foto itu disertai sebuah cairan bening meluncur bebas di pipinya.

"Alya?! Maafkan aku. Aku hanya selalu membuatmu terluka dan menyusahkan dirimu. Tapi, kumohon kembalilah! Aku tidak ingin kehilangan mu. Alya?! Aku merindukanmu. Kembalilah!" seru Audrey dengan suaranya yang bergetar.

🔫🔫🔫

Di sebuah mansion yang cukup mewah, tepatnya di sebuah kamar yang bernuansa maskulin ada seorang gadis tengah terbaring lemah dengan salah satu tangannya terpasang infus dan masker oksigen yang terpasang padanya. Serta kepala dan kaki kirinya yang terbalut perban. Wajah gadis itu terlihat sangat pucat. Sudah tiga hari lamanya, gadis itu terbaring dan tak kunjung sadarkan diri.

Ceklek...

Pintu kamar tersebut tiba - tiba terbuka dan menampakkan seorang pria berbadan tegap dengan wajah datarnya ia menghampiri gadis itu. Pria itu duduk di sebuah kursi yang berada di samping tempat tidur. Pria itu hanya terdiam di tempatnya tanpa melakukan apapun yang berarti. Yang bisa pria itu lakukan hanyalah memperhatikan gadis itu dalam tidurnya. Selang beberapa detik, ia mendekatkan kursi pada tempat tidur lalu meraih tangan gadis itu yang terpasang infus dan meletakkannya di paha kanannya.

"Bangunlah! Bagaimana pun keadaanmu, kau harus bangun!" seru pria itu dengan suara beratnya sambil mengelus lembut tangan gadis itu dengan ibu jarinya. "Aku tahu kau gadis yang kuat. Maka dari itu, aku yakin kau akan sadar. Kumohon bangunlah!" ucapnya dengan kepala tertunduk.

"Maafkan aku. Seharusnya aku tidak meninggalkanmu saat itu.. Seharusnya aku tetap disisimu. Seharusnya aku tahu jika kakimu terluka... Maafkan aku... Alya" kata pria itu penuh sesal.

Setelah mengatakan itu, pria itu kembali meletakkan tangan gadis itu pada tempatnya dan beranjak meninggalkan ruangan itu. Tetapi, baru selangkah ia berpindah, pria itu terhenti lalu membalikkan tubuhnya menghadap gadis itu dan kembali menghampirinya. Pria itu menatap sendu gadis itu beberapa saat lalu membungkukkan tubuhnya dan mendaratkan bibirnya di kening gadis itu.

"Bangunlah! Semua orang menunggumu!" ceplosnya lalu meninggalkan kamar itu.

Sesudah menutup kembali pintu kamar, pria itu berdiri membelakangi pintu kamar tersebut sambil memegangi dadanya yang terasa aneh. Tanpa sadar, pria itu tersenyum tipis saat menyadari sesuatu dalam dirinya.

"Sepertinya, aku sudah jatuh cinta padanya." ucapnya asal lalu beranjak dari tempatnya.

🔫🔫🔫

"Seseorang telah berhasil menyelamatkannya!" ujar seorang pria muda pada seseorang yang duduk tepat di hadapannya dengan tatapan tajam mengarah padanya.

"SHIT!!!" umpatnya sambil menggebrak mejanya cukup kuat.

"Maafkan kami, nona. Tapi, kami sudah menahan semua anak buahnya sampai tak ada satu pun yang lolos. Jadi, kami yakin bukan anak buahnya yang menyelamatkannya" jelas seorang pria berbadan besar berdiri di samping kanan seseorang yang disapa dengan sebutan nona itu.

"AKU TIDAK BUTUH ALASAN KALIAN!!!--" ujarnya dengan suara yang melengking dan menyebabkan rasa nyeri di perutnya kembali ia rasakan. "Argghh..." ringisnya sembari memegangi perut bagian kanannya yang sepertinya kembali mengeluarkan darah.

Prakk...

"Sudah berapa kali daddy peringatkan?! Jangan menyerang musuh sesuka hatimu! Sekarang lihat! Apa yang terjadi padamu?! Sudah daddy katakan, akan ada waktunya kita akan menyerang mereka. Jadi bersabarlah!" tegas seorang pria paruh baya yang baru saja membanting kasar pintu ruangan itu.

"Tapi, daddy---"

"No buts anymore, Vivian" sergah pria paruh baya itu.

"Tapi, aku hanya ingin menunjukkan kalau aku bisa seperti dia! Aku hanya ingin meyakinkan daddy dengan kemampuan ku!" tukas Vivian dengan suaranya yang lemah dan tangan yang masih memegangi perutnya.

"Daddy tahu! Daddy sangat tahu keinginanmu. Tapi, tidakkah kau sadari jika musuhmu terlampau kuat?! Dan itu akan menjadi boomerang bagi dirimu sendiri!" tandas pria paruh baya itu sambil menatap dalam kedua manik putrinya. "Daddy tidak meragukan kemampuan mu, tapi musuhmu itu lebih berpengalaman dibanding dirimu dan memiliki strategi yang mumpuni saat menyerang musuhnya. Dan itulah alasan daddy tidak ingin kau gegabah. Karena apa yang kau dapatkan hanyalah luka, right?!"

"Daddy--"

"Daddy hanya tidak ingin kehilangan dirimu. Jadi, Daddy mohon bersabarlah! Daddy tidak ingin kau terluka lagi!"

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!