NovelToon NovelToon
ISTRI ADIPATI

ISTRI ADIPATI

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Transmigrasi
Popularitas:456.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rani

Jatuh ke danau setelah tahu pacarnya berkhianat, Juwita malah dibawa melintasi waktu ke abad sebelumnya. Abad di mana kerajaan masih kokoh berdiri. Peradaban dunia kuno yang masih kental, yang tentunya tidak terjamah oleh teknologi modern sedikitpun.

Di dunia kuno ini, Juwita malah memasuki tubuh seorang putri cantik yang sangat dicintai oleh seorang adipati. Sayangnya, sang putri malah mencintai pria lain. Tidak sedikitpun menganggap indah keberadaan Adipati yang sangat tulus memberikan semua kasih sayang terhadapnya.

Bagaimana kisah hidup Juwita di samping Adipati dunia kuno ini? Akankah Juwita mengikuti apa yang putri kuno ini lakukan? Atau, malah sebaliknya. Berbalik, lalu mencintai Adipati? Atau, adakah hubungannya dunia kuno ini dengan kehidupan Juwita sebelumnya? Ikuti kisah seru Juwi di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode #16

"Yang mulia."

"Ah. Iya."

"Bagaimana? Apakah boleh?"

"Iy-- iya. Lakukan saja. Lakukan apa yang anda inginkan, Gusti putri."

Sebuah senyum melayang kembali. Lagi-lagi. Jantung Satya seakan ingin meloncat keluar.

"Iy-- iya. Kalau begitu, saya harus pergi sekarang, Gusti putri."

"Silahkan, Kanda. Tapi sebelum pergi, tolong ingat baik-baik. Hamba sudah memanggil Yang mulia dengan sebutan kanda. Hamba harap, Yang mulia juga mengganti panggilan terhadap hamba."

Benar-benar tidak lagi bisa menahan diri, Satya malah langsung pergi sekarang juga tanpa berucap sepatah kata. Karena jika ia tetap bertahan di sana, dia mungkin akan menarik Juwita lagi ke dalam pelukannya. Bahkan, sesuatu yang lebih jauh mungkin tidak bisa ia tahan lagi nantinya.

Sementara itu, di sisi lain, tepatnya di istana raja. Bagaskara sedang menerima hukuman cambuk di depan aula istana. Laporan yang raja terima membuat dirinya tidak bisa ditoleransi lagi. Ia pun dijatuhi hukuman cambuk sebanyak dua puluh kali.

"Ah! Hentikan. Aku tidak bersalah. Aku hanya datang berkunjung saja."

"Ah! Jangan lagi. Sudah cukup sekarang."

Tidak. Rintihan itu tidak ada artinya bagi raja. Karena kesalahan yang disertai bukti kuat itu mana mungkin bisa membuat sang raja diam saja. Bahkan, selir saja tidak bisa meminta ampunan untuk anak malangnya itu.

Dua puluh kali cambukan akhirnya selesai. Bagaskara pun segera dikirim ke kamarnya setelah hukuman itu ia terima.

Tentu saja, sang bunda sangat sedih sekaligus marah besar akan apa yang saat ini sedang anaknya terima. Dengan wajah kesal, selir itu masuk ke kamar Bagaskara bersama tabib istana.

"Obati dia segera tabib. Jangan sampai anakku kenapa-napa."

"Bunda. Anakmu ini sudah terluka sekarang. Bagaimana bisa bunda bicara begitu, hah? Aku sudah hampir mati sekarang, bunda."

"Ya Tuhan, Bagas. Tenanglah. Jangan bicara begitu. Kamu tidak akan mati selagi bunda masih hidup."

"Tapi kenyataannya, aku hampir mati namun bunda tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan untuk menolong aku, menolong bunda saja bunda tidak bisa."

"Bagas!"

"Aku benar, Bunda. Lihatlah! Jika saja bunda bisa berkuasa sedikit saja di istana ini. Mungkin anak bunda tidak akan jadi manusia terhina seperti sekarang."

Selir raja itu pun langsung menyentuh pundak anaknya dengan penuh kasih.

"Bersabarlah, Bagas. Bunda sedang berusaha untuk memberikan kamu kedudukan yang layak. Bunda berjanji, tak lama lagi, kamu tidak akan pernah dianggap hina lagi di mata semua orang, Nak."

Sontak, Bagaskara langsung menepis kasar tangan bundanya. "Omong kosong. Bunda tidak akan pernah bisa mengubah nasibku. Karena selama ini, nasib bunda saja tidak pernah bisa bunda ubah."

"Bagas!"

"Aku benar, Bunda. Jika saja bunda bisa mengubah nasib bunda. Maka posisi ratu istana ini tidak akan pernah kosong. Dan bunda tidak akan menetap di posisi selir untuk waktu yang lama."

Ya. Ibunda Bagaskara memang selir raja. Posisi itu ia dapatkan karena bantuan dari keluarganya dalam memberantas pemberontak waktu itu. Sayangnya, posisi itu tidak sedikitpun mengalami kemajuan hingga detik ini. Meski ibunda Satya yang tak lain adalah ratu kerajaan ini sudah wafat begitu lama. Tapi tetap saja, bunda Bagaskara tidak bisa menduduki posisi ratu kerajaan ini.

Keputusan raja memang tidak akan bisa diubah. Meski apapun usaha yang sudah bunda Bagaskara perbuat, tetap saja tidak membuahkan sedikitpun hasil. Posisi ratu kerajaan ini malah sang raja biarkan kosong begitu saja karena ia tidak menginginkan siapapun duduk di sampingnya kecuali wanita yang ia cintai.

Mungkin, sifat inilah yang menurun dalam darah Satya sebenarnya. Ketika mencintai seseorang, maka tidak akan pernah bersedia menggantikannya. Tak kira apapun masalahnya, tetap saja tidak akan bisa menggoyahkan perasaan itu.

...

"Bagas, jika benar apa yang kamu katakan, mungkin wanita bodoh itu telah berubah sepenuhnya sekarang."

"Maksud bunda apa?"

"Putri Juwita tidak lagi bisa kamu taklukkan jika hubungannya dengan Satya membaik. Karena itu, kamu harus merusak hubungan mereka terlebih dahulu jika ingin putri Juwita kembali ke dalam genggaman mu, Bagas."

Bagaskara terdiam. Saat ini, benaknya masih tidak memahami apa yang sedang ibundanya bicarakan.

"Cara ... bagaimana, bunda?"

Puk! Bahu Bagas dipukul oleh sang bunda.

Hal tersebut membuat Bagas meringis kesakitan. Karena di bahu itu masih terdapat bekas hukuman cambuk yang tadinya ia terima.

"Aduh, bunda. Sakit."

"Lemah. Gitu aja mengeluh."

"Semua juga karena bunda yang sama sekali tidak bisa menolong aku."

"Anak tidak berguna. Malah menyalahkan orang tua sendiri. Dengar Bagas, jika tidak ada bunda, maka posisi kamu sebagai pangeran ketiga juga tidak akan kamu dapatkan."

Hembusan napas kasar pun seketika terdengar dari mulut Bagaskara. Ia kesal. Tapi tidak bisa berbuat banyak. Bahkan, tidak bisa melepaskan rasa kesalnya dengan bebas.

"Iya, baiklah. Lupakan saja hal lain. Sekarang, katakan apa yang harus kita lakukan untuk membuat Juwita kembali memihak padaku. Aku sudah tidak sabar lagi, bunda. Aku ingin membalaskan dendam ini sesegera mungkin."

"Sabar. Dengarkan bunda baik-baik."

Sang bunda lalu mengatakan apa yang saat ini ada dalam pikirannya. Rencana kecil yang bisa mereka jalankan secara perlahan dengan bantuan orang lain sebagai pengacau.

"Apa! Bunda yakin Wulandari bisa membantu kita merusak hubungan Satya dengan Juwita?"

"Tentu saja bunda yakin, Bagas. Kamu sendiri juga tahu kalau Wulan sejak lama suka pada Satya, bukan?"

Bagas terdiam seketika. Lalu, bibirnya perlahan mengukir senyum manis. Wulandari, perempuan yang tak lain adalah sepupu Bagas sendiri. Gadis yang kini sedang menjadi kebanggan keluarga ibundanya. Anak perempuan yang berasal dari kakak sang bunda itu dijaga dengan baik oleh keluarga sang bunda. Alasannya adalah, karena Wulandari akan dijadikan penerus terbaik dari keluarga tersebut berkat kepintaran yang ia miliki.

"Bagaimana Bagas? Apa kamu sudah sepemikiran dengan bunda sekarang?"

"Aku sepemikiran, bunda. Hanya saja, bagaimana caranya untuk membuat Wulan merusak hubungan Satya dengan Juwita. Hal itu masih belum terpikirkan oleh aku."

"Dasar anak yang tidak punya pikiran luas. Bunda akan undang Wulan datang ke istana. Lalu, kamu bawa Wulan berkunjung ke istana adipati. Selanjutnya, kamu yang harus memikirkan cara agar Wulan bisa tetap tinggal di istana adipati selama beberapa hari."

"Bagas. Jika perlu, kamu ajak Wulan bekerja sama denganmu. Maka semua urusan akan menjadi lebih mudah."

"Heh. Bagaimana bisa, Bunda?"

"Ya ampun, Bagaskara. Wulan suka Satya. Jangan lupa akan hal itu. Dia pasti bersedia bekerja sama dengan kamu nantinya."

Bagas pun kembali melebarkan senyuman di bibirnya. Rencana yang penuh dengan kemenangan di depan mata itu membuat hatinya sangat bersemangat. Keyakinan akan usaha yang berjalan dengan lancar pun tergambar dengar jelas. Kali ini, dia bisa menyakiti dua orang sekaligus. Hal itu yang sangat membuat hati Bagaskara bahagia.

"Kamu membuat aku menerima hukuman. Karena itu, aku akan sakiti kamu supaya sadar, siapa itu Bagaskara yang sesungguhnya."

1
Bulan Bintang
bikin nangis cerita ny Thor 😭
Supiah Susilawati
Luar biasa
eka wati
bab ini terlalu uwu.. 🥰🥰
eka wati
langsung keinget drakor moon lovers.. semoga endingnya ga kayak moon lovers 😁
🍃EllyA🍃
Luar biasa
inayah machmud
mampir
Aldiza azahra
makasih thor seru...
Ayu Ayu
Luar biasa
Rani: makasih banyak yah
total 1 replies
Jarmini Wijayanti
sangat bagus ceritanya suka sikap adipati tegas dan bucin💖🤭
Jarmini Wijayanti
kutunggu cerita selanjutnya 💖💖💖💖💖
Rani: yuhu.... di sini aku yg gak kuat untuk pergi. aku banyak pemberi semangat setiap aku up karya. walau nt sedikit pilih kasih, eh ... tapi pembaca bikin semnagat buat lanjut.
total 1 replies
Jarmini Wijayanti
ih romantisnya bikin iri
Agung Ika Dewi
Luar biasa
Jarmini Wijayanti
tegang bacanya thor
Jarmini Wijayanti
semoga bahagia menyertaimu
Jarmini Wijayanti
sadarlah bagas juwi bukan jodohmu
Jarmini Wijayanti
sabar bagas dan mbak yuna orang sabar banyak rizkinya
Jarmini Wijayanti
ya yang lagi jatuh cinta dunia milik kita berdua ☺
Jarmini Wijayanti
semakin runyam masalahnya
neni onet
ceritanya keren tapi kenapa sepi komen yaa...
lanjut thor 😘
neni onet
serius tanya thor,
klo kita baca cerita yang sudah tamat, klo kita kirim hadiah, apa tetep diterima othor 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!