NovelToon NovelToon
Nisa Si Janda Kembang

Nisa Si Janda Kembang

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: hunny24

Nisa Juliana, gadis berusia 19 tahun terpaksa dinikahkan oleh ayahnya untuk membayar hutang. Tapi sayangnya gadis cantik itu harus menjadi istri dari kakek tua yg usianya sudah 75 tahun.

Pria sepuh yang harusnya menjadi kakeknya justru malah menjadi suaminya. Mau tak mau Nisa pun harus menerimanya. Bagaimanakah Nisa mampu bertahan demi keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.32 Penolakan

Hari pertama Anggara menginap di rumah Nisa pun berjalan baik-baik saja. Apalagi kini Nisa merenovasi rumahnya terpisah untuk berjaga-jaga jika ada yang menginap seperti sekarang. Bisa dibilang rumah Nisa terbagi menjadi rumah utama dan rumah kedua. Dan Nisa menempati rumah pertama bersama Luna. Sementara Anggara menempati rumah kedua bersama pak Sofian.

"Selalu ada yang berubah saat aku kemari." ucap Anggara.

"Itu sudah pasti tuan, karena tak mudah menjadi Nona Nisa." ucap Pak Sofian.

"Maksudnya pak?" tanya Anggara.

"Warga desa sangat sensitif pada seorang janda. Jika kedapatan dekat dengan seseorang, atau ada tamu yang sering menginap mereka bisa datang dan menuduhnya sebagai wanita kotor." ucap Pak Sofian.

"Apa tindakan kita salah untuk datang kesini?" tanya Anggara cemas.

"Tidak sepenuhnya salah, karena yang tinggal disini tidak hanya nona Nisa. Ada juga pak Samin yang juga bekerja disini." ucap Pak Sofian.

"Jadi Nisa sengaja membagi rumahnya karena hal ini.." ucap Anggara.

"Benar, kemungkinan begitu tuan.. Dan lagi mungkin nona butuh privasi." tambah pak Sofian.

"Baiklah pak, semoga tak ada hal buruk yang terjadi." ucap Anggara.

"Tuan, kenapa anda menghindari perjodohan dengan nona Elena.,?" tanya pak Sofian.

"Karena aku tak mencintainya, aku tak punya perasaan apa-apa padanya. Bagaimana bisa menikahinya?" balas Anggara.

"Baiklah, jika itu keputusan anda. Tapi jangan sampai nona Nisa terseret dalam masalah ini tuan." ucap Pak Sofian.

"Tentu saja pak, dia kan rekan bisnisku dan sudah ada banyak faktanya dan rekam jejaknya." ucap Anggara.

"Meski begitu, keluarga anda tidak menyukai nona Nisa. Anda harus berhati-hati." ucap Pak Sofian.

"Baik pak, akan aku ingat." ucap Anggara.

....

Keesokan harinya, Nisa berangkat ke kantornya bersama Luna sementara Anggara bekerja di rumah Nisa dengan laptopnya. Dan juga pak Sofian bekerja seperti biasa. Keduanya pun tetap tinggal di rumah dan tak keluar rumah. Semua kebutuhan sudah disedikan oleh Nisa dan bisa meminta bantuan pak Samin.

Hari itu Anggara pun mengadakan meeting dari jarak jauh dan tetap melaksanakan tugasnya. Hingga Ayahnya menghubunginya setelah meeting usai.

"Anggara..!" teriak Ben.

"Astaga ayah, kupingku sakit." ucap Anggara.

"Kau ada dimana??" tanya Ben.

"Aku ada di luar kota sedang ada pekerjaan." ucap Anggara.

"Bukankah sudah kubilang kita akan mengadakan pertemuan keluarga dengan Elena?" tanya Ben.

"Tapi yang menikah kan aku, aku berhak menolak dan memikirkan masa depanku sendiri." ucap Anggara.

"Tapi lihat hingga usiamu sudah 35 tahun pun kau tetap belum menemukan pilihanmu." ucap Ben.

"Lalu?? Apa pilihan ayah terbaik??" tanya Anggara.

"Tentu saja, Elena sederajat dengan kita dan dia juga wanita baik dan berpendidikan." ucap Ben.

"Ya, itu benar. Tapi aku tak menyukainya jadi aku menolaknya. Aku sudah mengirim pesan penolakanku pada Elena jadi ayah tak perlu panik. Maaf aku banyak pekerjaan." ucap Anggara lalu menutup telepon.

"Dasar anak tak tahu diri..!!" teriak Ben kesal.

"Sayang sabar.. Elena mendengarnya." ucap Nia.

"Mau bagaimana lagi anak kita yang kurang ajar." ucap Ben.

"Paman kalau begitu, kita batalkan saja." ucap Elena menangis.

"Tidak nak, kita hanya akan menunggunya. Aku yakin, Anggara akan berubah pikiran." ucap Ben.

"Baiklah, aku akan mencoba menjelaskannya pada orangtuaku." ucap Elena.

"Elena yang malang.. Maafkan kami ya.." ucap Nia.

"Iya tante." ucap Elena terisak.

Elena pun pergi dari rumah Ben dan masuk ke dalam mobilnya. Lalu dirinya pergi dari kediaman itu dan menuju ke rumahnya.

"Anggara.. Apa kekuranganku??" gerutunya kesal.

Elena pun sudah berusaha keras agar perjodohan ini terjadi tapi justru malah Anggara sendiri yang menolaknya. Dan orangtuanya juga sudah berusaha membantu Elena mewujudkan keinginannya. Tapi ternyata keinginan putri mereka cukup sulit diwujudkan karena pria impiannya tidak menyukainya.

"Elena sayang, jangan bersedih nanti pasti Anggara akan melihatmu." ucap Helen.

"Baik mom.." balas Elena lesu.

......

Sementara Anggara mematikan telepon dan bekerja seperti biasanya. Saat mulai bosan, Anggara pergi ke saung dan gazebo yang dibuat Nisa. Dirinya bersama pak Sofian bekerja disana dengan nyaman karena suasananya yang tenang.

"Tidak ada yang lebih baik selain alam.." ucap Anggara.

"Anda benar tuan." ucap Pak Sofian tersenyum.

Keduanya pun bekerja dengan tenang disana. Dan tiba-tiba seorang pria mendekati mereka. Dia adalah Anton mantan pacar Nisa.

"Permisi.." ucap Anton.

"Oh kau yang kemarin, ada apa?" tanya Anggara.

"Apa yang kau lakukan disini sampai menginap di rumah Nisa.?" tanyanya.

Anggara pun tersenyum dan Pak Sofian pun memasang wajah serius.

"Kenapa kau tersenyum?? Jawab pertanyaanku?" tanya Anton.

"Baiklah, sepertinya telingamu harus diperiksa oleh dokter." sindir Anggara.

"Aku adalah seorang dokter." ucapnya sombong.

"Wah, benarkah?? Tapi sepertinya kau tidak mendengar Nisa bicara apa kemarin, aku adalah partner bisnisnya." balas Anggara.

"Lalu? Sampai berapa lama kau akan disini? Kau tak memikirkan pandangan warga desa pada Nisa?" tanya Anton kesal.

"Sepertinya kau ini memang bodoh, bagaimana bisa orang bodoh begini menjadi dokter." ucap Anggara menepuk jidatnya.

Anton pun memasang ekspresi kesal.

"Yah, asal kau tahu Nisa tak sebodoh dan sepolos yang kau kira. Dia sudah mengantisipasi banyak hal. Dan rumahnya sudah terpisah dengan tempat tinggal yang kami tempati. Oh dan lagi ada pak Samin sebagai penjaga rumahnya." ucap Anggara.

"Apa..!" ucapnya terkejut.

"Jangan meremehkan Nisa, dia tak sepolos yang kau kira. Dia wanita berpendidikan yang cerdas dan tahu apa yang harus dilakukan." ucap Anggara.

"Kau yakin?" tanya Anton.

"Wah, pak Si bodoh ini benar-benar meremehkan Nisa." ucap Anggara kesal.

"Bukan begitu, aku tidak tenang ada seorang pria yang menginap di rumahnya." ucap Anton.

"Maaf pak, tapi kami hanyalah sebatas rekan kerja. Dan tempat tinggal kami terpisah, anda bisa menanyakannya pada pak Samin." ucap Pak Sofian.

"Berhenti mempermalukanku Anton.." ucap Nisa dari belakang dan Anggara pun tersenyum.

"Nisa.." ucap Anton.

"Apa maumu? Sampai harus mengganggu partner bisnisku. Mau mereka menginap sehari, sebulan atau setahun, itu bukan urusanmu.. Dan lagi aku menyediakan tempat terpisah bagi mereka." ucap Nisa.

"Tapi Nisa warga desa.." ucap Anton.

"Apa menurutmu warga desa tak punya mata untuk melihat bangunan rumahku yang sudah berubah?? " tanya Nisa.

"Berhenti mencari alasan dan masalah denganku. Kalau sudah putus artinya semuanya sudah selesai, jangan membuatku kesal karena semua sudah berlalu begitu lama." ucap Nisa.

"Sepertinya kau harus pergi karena kami akan membahas pekerjaan." ucap Anggara.

Anton pun pergi dengan mengepalkan tangannya kesal. Dirinya sudah berkali-kali ditolak oleh Nisa bahkan sampai diusir dan dipermalukan hari ini. Dirinya juga sudah mencari celah agar bisa masuk tapi terus gagal. Dan Anton baru menyadari kalau Nisa tak sebodoh dan sepolos pemikirannya. Entah bagaimana Nisa membuat semuanya baik-baik saja dan tanpa masalah. Orang-orang juga menghormati Nisa dan mengerti tindakan Nisa.

1
Leni
udh sikat aja angga, gaskeuunnn 🤩
Leni
si anton minta d geprek burung nya 🤣🙈
Leni
saking seru nya aku sampe maraton bacanya.. semangat author up nya 😍💪
Kak Siti
tabahnya nisa hadapi hidupnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!