Kisah Nyata : Adakalanya cinta itu memang harus dilepas, bukan karena jika bersama akan saling menyakiti, Namun...jika terus bersama, akan ada banyak hati yg tersakiti.
Diangkat dari kisah nyata, Adeeva seorang guru honorer yang di buat jatuh cinta oleh Adrian, seorang pria berprofesi sebagai polisi. Kegigihan Adrian membuat Adeeva luluh dan menerimanya.
Namun masalah demi masalah pun mulai bermunculan. Membuat Adeeva ingin menyerah dan berhenti. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan yang ada? Akankah mereka bisa bersatu atau justru harus saling merelakan?
Temukan jawabannya di novel ini. Yang akan membuatmu masuk ke dalam kisah percintaan yang mengharukan.
Note : Demi menjaga privasi tokoh sebenarnya, semua nama dan lokasi kejadian sudah di rahasiakan.
follow saya di
Ig : lv.edelweiss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LV Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pantai Terindah
Aku menunggu Adrian di depan warung. Janjiannya kami pergi pukul 3 sore. Tapi dia belum juga sampai. Aku yang sedari tadi sudah berpamitan dengan ibu dan ayah menunggunya sambil memainkan ponselku. Tak berselang lama, Adrian sudah tiba di depan warung kami. Dia kemudian turun dan berjalan menuju ke arahku.
"Maaf ya harus nunggu lama. Tadi tiba-tiba komandan telpon" dia mencoba membuatku mengerti.
"Komandan apa komandan hayo... " Aku meledeknya.
"Sumpah! komandan" dia terlihat serius.
"Iya deh percaya... kan cuma bercanda. Serius amat. " Aku sumringah
"Harus serius dong. Nggak boleh main-main soal hati" Dia mulai puitis.
Aku semakin geli dibuatnya. Adrian lalu mendekati ayahku dan meminta izin untuk membawaku sebentar. Begitu juga kepada ibu. Ayah yang sedari awal sudah tahu dariku pun langsung mengiyakan. Namun tiba-tiba ibu berbicara...
"Adrian... satu macam aja ya... jangan macam-macam." Ibu seolah mengingatkannya.
Aku menahan tawa seraya menutup mulutku.
"Siap buk. Satu macam aja" Dia melirikku.
Kami pun akhirnya pergi meninggalkan warung. Aku masih belum tahu tujuan kami kemana. Adrian juga tidak bilang akan kemana. Aku ikut saja, sebab dia yang tahu tempat yang indah di pulau ini. Perjalanannya ku rasa cukup jauh. Seperti tidak sampai-sampai. Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.
"Kita mau kemana? " aku agak sedikit membesarkan suara, karena suara angin laut begitu kencang.
"Ikut aja... nanti adek tau sendiri" Jawabnya penuh teka-teki.
***
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, akhirnya kami sampai di sebuah pantai yang indah. Aku yang sudah hampir 10 tahun tidak melihat pantai, langsung kegirangan. Di dekat pantai juga ada penjual ikan bakar. Mereka juga ada kedai yang.. yah bisa dibilang seperti mini market gitu. Aku yang dari tadi menahan dahaga, tentu saja langsung mendekati kedai tersebut.
"Wah ada es krim" Gumamku. Aku langsung membuka pintu kulkasnya. Ku ambil dua buah es krim cone coklat dan strawberry.
"Makan es krim? " tanya Adrian.
Aku mengangguk seperti anak kecil yang sedang minta dibeliin es krim. Adrian lalu membayar dua eskrim tersebut.
Kami kemudian menuju ke pantai. Ada sebuah kursi kayu di tepi laut. Kursinya bisa dibilang tidak terlalu lebar. Hanya pas-pas untuk dua orang saja. Adrian lalu memarkir motornya di dekat kursi itu. Aku turun dari motor dan membersihkan rokku yang ketempelan beberapa bunga rumput. Lalu memberikannya es krim. Adrian langsung duduk di kursi. Melihat dia duduk, aku memutuskan untuk berdiri. Karena jika aku juga duduk, kami pasti sangat dekat.
"Sini duduk... " Ajaknya. Aku menggeleng. Aku seperti orang ketakutan melihatnya. Dia sungguh seperti dinosaurus saat ini. Eh tidak, lebih tepatnya seperti T-rex.
"Enggak mau. Kursinya terlalu kecil. Adek duduk di motor aja. " Aku akan naik ke motor.
"Eh jangan bersandar itu motornya.... " Belum selesai Adrian bicara
Gedubraaaaak... Motornya dan aku jatuh bersamaan. Es krim yang tadi ku pegang habis mengenai kerudung dan bajuku. Ya Tuhan... sial amat sih aku. Sakitnya sih enggak seberapa, tapi astaga... malunya itu loh. Rasanya aku mau langsung menghilang saja dari hadapan Adrian saat ini. Kenapa sih ini capung pakek jatuh segala. Punya dendam apa sih kamu sama aku pung. Tolong bawa aku menghilang segera dari sini Arunika. Malu sungguh memalukan.
Adrian langsung spontan bangun dan menolongku. Dia memindahkan motornya yang menimpa kakiku. Lumayan sakit juga ini.
"Baru abang mau bilangin... lagian kenapa sih adek nggak mau duduk dikursi?" Dia mulai mengomel dan bla bla bla bla. Aku mendengar dia mengomel panjang kali lebar.
Aku masih terdiam. Rasanya mau nangis. Selama kenal, baru kali ini dia membesarkan suaranya kepadaku. Tak tahu dia marah karena aku menjatuhkan motornya atau karena aku membuang es krim pemberiannya. Atau karena dia memang khawatir.
"Haaaahaaaa.. " Aku menangis didepannya. Dia terlihat menggaruk kepalanya.
"Udah dong jangan nangis. Mana yang sakit. sini duduk". Dia lalu menyuruhku duduk. Dia juga duduk disampingku. Raut wajahnya jelas tidak bisa berbohong jika dia sangat khawatir.
" Sakit ya? " dia kembali bertanya. Aku menggelengkan kepala
"Trus kenapa masih nangis? " tanyanya lagi
"Itu....es krim nya.... es krim nya ud jatoh.. huaaaa" Aku semakin menangis.
Adrian tertawa terbahak. Dia kemudian membuka es krim miliknya yang memang belum dia makan sedari tadi.
"Nih... " Adrian mengambil es krim cone-nya dan membukanya. Lalu memberikannya kepadaku. Aku pun mengambilnya.
"Abang nggak mau? " Tanyaku.
"Mau, suapin dong.. " perintahnya.
"Idih, makan satu eskrim berdua. Nggak mau ah... " Aku menolaknya.
"Sini... " dia menarik tanganku dan menyantap eskrim yang ditanganku.
"Ih curang... " Kataku cemberut.
"Makan terus... " katanya
"Uda bekas abang ini... " Kataku masih kesal.
"Abang aja sering minum jus bekas adek... masa adek bekas abang nggak mau. Nggak setia. " Katanya balik kesal.
"Iya iya... dimakan... " Aku pun menghabiskan eskrim cone itu.
Dinginnya es krim Adrian seolah menyejukkan seluruh jiwaku. Rasa sakit ku juga mulai membaik. Kami menikmati pemandangan pantai berdua. Meskipun harus melewati kejadian memalukan seperti tadi. Sungguh sangat memalukan. Andai dia besok mengundurkan diri pun, aku rasa aku tahu alasannya. Hah... mau romantis malah miris. Dasar adeeva!
kawen aja truss sama pak Edward udah beress.. gak banyak kali abis episode..