Heart Melody ( Han Jisung X Choi Lia )

Seperti biasa, Jisung akan menurunkan Lia di depan gerbang rumah gadis tersebut.

"Cepat masuk, istirahat dan jangan lupa makan. Kamu pasti lelah hari ini" Jisung memeluk sebentar tubuh Lia dan mencium pucuk kepala kekasihnya ini sebelum pergi dari sana dengan motor sport nya.

Jadi seperti ini rasanya di cintai ?

Lia merasa beruntung bisa berpacaran dengan Jisung karena orangnya penuh perhatian dan mengerti dirinya. Sayangnya, dirinya sering berbohong pada kekasihnya tersebut.

Seperti sekarang contohnya...

Rumah mewah di hadapanya ini bukan rumah-nya, dia hanya mengaku ngaku saja.

Selama pacaran sama Jisung, kalau pemuda itu menjemputnya pasti dia akan menungunya di sini. Dan saat Jisung ingin mampir sebentar. Pasti nanti, dia akan bilang kalau bibi-nya tak suka kalau dirinya pulang di antarkan cowok alias gak boleh pacaran dulu. Untung, Jisung percaya kebohongan tersebut.

Dengan langkah lesu, Lia pergi dari sana menuju goshiwon tempat tingalnya. Sepanjang jalan pikirannya penuh dengan pertanyaan 'Sampai kapan dia akan berbohong terus?' buat pusing kepala ajah.

Dari kejauhan ada seseorang yang sedang mengintai Lia, mengikutinya sampai gadis itu tiba di goshiwon tempat tinggalnya.

Sesampainya, di goshiwon Lia langsung membersihkan diri terlebih dahulu lalu makan baru berbaring di kasur kecilnya.

Drrttt Drttt

Sebuah panggilan telepon masuk, dengan sigapnya langsung di angkat oleh Lia soalnya yang telepon Jisung, kekasihnya.

"Udah makan?"

"Udah, kamu sendiri?"

"Ini lagi makan sama Taeyong, Ryujin, Winter, Yuna".

Tumben Jisung gak ngajak dia, biasnya pemuda itu kalau lagi kumpul sama sepupu dan adik nya dia pasti di ajak.

Di ujung telepon, Jisung menebak pasti kekasihnya ini lagi kecewa padanya soalnya tidak mengajak nya pergi kemari.

"Maaf ya, aku gak ngajak kamu soalnya acaranya dadakan. Tiba tiba aja, pas perjalanan pulang habis nganterin kamu. Aku di telepon oleh Ryujin di suruh untuk datang secepatnya. Mau balik ke rumah kamu, takut kamu akan di marahi bibi kamu kalau ku ajak secara mendadak" jelas Jisung di ujung telepon.

Inilah yang di suka Lia dari seorang Jisung, pemuda ini selalu berkata jujur padanya.

"Lia, kamu udah tidur?" Tanya Jisung soalnya Lia tak merespon penjelasan nya tadi.

"Belum kok" jawab Lia tersadar dari lamunan nya.

"Ya, udah kamu cepat tidur sana. Oh ya, besok kelas ku siang. Jadi besok ku jemput, oke".

"Baiklah, aku akan menungumu wahai tukang ojek" Jisung di ujung telepon tertawa kecil mendengar candaan dari sang kekasih.

"Saranghae, my princess" lalu sambungan telepon terputus.

Wajah Lia merona hebat sampai di tutupi dengan bantal. Perkataan terakhir dari Jisung tadi sebelum telepon terputus membuat hatinya berbunga bunga.

"Jisung? Apa kamu akan masih mencintaiku? Kalau tahu kondisi ku yang sebenarnya".

Ketakutan Lia.

Jika suatu saat Jisung tahu dia bukan orang berada pemuda itu akan membencinya dan tak mau mengenalnya lagi. Kasta keduanya berbeda sangat jauh sekali..

...****************...

Restaurant Food Tradisional Korea

Hari ini Restauran tersebut di sewa oleh pasangan Taeyong dan Ryujin secara VIP.

Jadi gak ada yang makan di sana kecuali mereka berdua dan 3 saudara mereka.

"Cie, habis telepon sama si doi nih. Rasanya kayak dunia milik berdua yang lain sewa" goda Yuna kepada Jisung yang baru kembali dari acara menelepon nya.

"Hahaha"...

Seketika tawa meledak membuat suasana makan makin meriah.

Jisung lalu duduk di sebelah Winter.

"Tujuan kalian berdua ngumpulin kami di sini untuk apa?" Tanya Winter sambil mengambil daging kerang dari cangkang-nya.

Susah banget sih, ambil daging kerang doang membuat batin Winter mau menjerit saja. Jisung yang melihat hal tersebut lalu mengambil kerang tersebut bersama piring-nya juga, lalu memisahkan daging-nya terus memberikannya pada Winter.

"Ehemmm" deheman dari Taeyong mengalihkan atensi mereka semua di sana.

"Aku akan menjawab pertanyaan dari Winter tadi. Aku mengumpulkan kalian di sini karena ada sebuah kabar baik yang akan ku sampaikan pada kalian semua. Tapi jangan terkejut mendengarnya, awas ada yang pingsan".

"Gak usah banyak bicara deh, Taeyong. Langsung ke intinya ajah" Yuna males mendengar ocehan tak jelas dari pemuda bermarga Lee itu.

"Ryujin hamil serta kehamilan nya udah jalan 3 bulan ini".

Spontan ke-3 nya langsung berdiri dari duduknya memberi ucapan selamat pada Taeyong dan Ryujin tentunya.

"Kak Ryujin, sebentar lagi Winter jadi imo dong. Jadi gak sabar melihat calon keponakan lahir" Winter dengan perasaan terharu lalu memeluk Ryujin dengan eratnya.

Sama halnya dengan Yuna, gadis tomboy itu terharu dan ikut memeluk Ryujin.

"Selamat brother Lee, sebentar lagi akan jadi Ayah" Jisung dan Taeyong saling bertos ria.

Acara makan pun berlanjut dengan membahas topik lain.

"Jisung. Apa kamu sudah pernah bertemu Orang tua Lia? Selama kalian pacaran?".

Jisung mengelengkan kepalanya sebagai jawaban TIDAK dari pertanyaan Ryujin.

"Bukan nya Jisung Oppa sering jemput plus nganterin dia pulang, maksa belum ketemu calon mertua".

"Benar kata, Winter my twins. Emang kamu selama pacaran sama dia? Kamu gak pernah di suruh masuk ke rumah-nya?" Giliran Yuna bertanya.

Lagi lagi, Jisung mengeleng gelengkan kepalanya sebagai jawaban TIDAK membuat Winter tersedak minumannya.

"My brother, kamu itu harus bertindak dong. Harusnya kamu inisiatif duluan, masuk ke dalam rumah-nya ketemu wali-nya. Kenalkan diri kamu pada mereka dengan begitu hubungan kalian lancar", nasehat Taeyong pada Jisung belajar dari pengalamannya dulu pas masih pacaran sama Ryujin saat masih SHS.

"Tumben, Kakak ku pinter".

"Benar katamu Winter".

Taeyong mendengus mendengar ucapan dari bibir Yuna dan Winter. Adik dan Sepupunya itu sangat kompak kalau urusan mengejeknya.

Jisung setuju dengan perkataan Taeyong, dia akan melakukan hal tersebut besok pagi saat menjemputnya.

Tring

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Jisung, dia langsung melihat isi ponsel-nya. Matanya membola terkejut melihat isi pesan.

Winter yang kehabisan daging kerang melirik ke arah Jisung, niatnya ingin meminta pemuda tersebut mengupaskan buah apel untuk di makan sebagai pencuci mulut. Tak sengaja ikut melihat isi pesan ponsel Jisung.

"Oppa? Percaya? Dengan foto yang di kirimkan oleh gadis itu?" Tanya Winter pelan kepada Jisung, dia tak ingin ke-3 orang di sana tahu.

"Aku akan menemuinya, sekarang juga. Kau akan ku titipkan kepada Taeyong dan Ryujin" sebenarnya Jisung tak ingin pergi dari sana tapi dia ingin kepastian dari gadis itu.

Winter tak masalah karena Taeyong dan Ryujin pasti menjaganya.

"Aku pamit pergi duluan karena ada urusan tapi ada yang ingin ku sampaikan sebelum aku pergi kita bertiga mulai sekarang harus ekstra menjaga Winter karena tadi pas aku pulang mengantar Winter, mataku tak sengaja menangkap sosok itu kembali".

Perkataan Jisung yang baru pergi dari sana membuat Taeyong, Ryujin dan Yuna kaget.

"Apa kau sudah bertemu dengan nya Winter? Jawab Kakak?" Perasaan Taeyong di lingkupi kekhawatiran akan keselamatan dari sang adik.

"Tenang, aku akan melindungi mu, sepupuku sayang" Yuna mengenggam erat tangan Winter.

"Sebenarnya, 1 minggu lalu aku tak sengaja melihat nya berdiri di depan pintu masuk universitas kita".

Ryujin lalu memeluk adik iparnya, dia tahu masalah apa yang di hadapi mereka ber-4 di masa lalu.