Psikopat Gila Jatuh Cinta

...\=\=\=\=\=\=\=\= • Next Story • \=\=\=\=\=\=\=\=...

Hari ini Barra dan Arlleta tidak hadir ke sekolah, Pagi-pagi sekali Barra sudah menelepon Wildan untuk memberikan izin pada Barra dan Arlleta dengan alasan sakit.

Wildan tentunya dengan mudah mengiyakan secara dia adalah pemilik sekolah. Wildan Dirgantara adalah cucu satu-satunya dari keluarga Dirgantara. Kakek Barra dan kakek Wildan adalah sahabat sejak muda hingga ia saat kakek Wildan menghembuskan nafas terakhirnya.

Wildan di titipkan pada kakeknya Barra maka itu Wildan dan Barra hidup dan tumbuh bersama sejak dahulu. Wildan, Barra, dan Eddy adalah anak-anak malang yang di tinggalkan oleh kedua orang tuanya.

Wildan di tinggalkan oleh ayahnya karena meninggal di medan perang, sementara ayah Barra dan Eddy meninggal karena kecelakaan. Eddy dan Wildan sama-sama tidak memiliki ibu sejak mereka lahir, sementara Barra kehilangan ibunya saat usianya 7 tahun karena bunuh diri.

Tapi mereka bertiga tumbuh dan besar bersama sang kakek mereka masing-masing dan kebetulan kakek-kakek mereka adalah sahabat sejak muda.

Dari segi usia Eddy memang jauh diatas Barra dan Wildan. Eddy lebih tua tiga tahun dari Barra dan Wildan, tapi mereka bisa bersama-sama saling bahu membahu dalam membantu sesama. Kini dari ketiga kakek mereka hanya tersisa kakeknya Barra. Maka Eddy dan Wildan di titipkan pada kakeknya Barra sejak sahabatnya meninggal dunia.

Dilain sisi, Winda yang ingin kembali mendekati Barra ia mencari informasi mengenai dimana Barra bersekolah dan ia mendapatkan informasi gratis dari Excel, karena memang Excel adalah teman satu sekolahnya Winda saat ini.

"Cel, Lo tahu Barra sekolah dimana?" Tanya Winda pada ketua geng motor di sekolahnya itu.

"Kenapa memangnya lo nggak puas main sama Barra!" Balas Excel

"Brengsek lo, gue mau tahu dimana dia sekarang sekolah itu doang" Sahut Winda.

"Dirgantara High School" Jawab Excel.

"Oke thanks" Sahut Winda meninggalkan Excel.

Winda sudah menduga jika Barra yang sekarang memiliki harta yang lumayan bisa mencukupinya. Jika Barra dan ia bersama kembali otomatis kehidupan Winda akan terjamin karena Winda yakin Barra masih sama seperti yang dulu yaitu menyayangi pasangannya dengan tulus.

Melihat dari motor yang Barra kendarai kemarin malam Winda sudah dapat menebak jika itu adalah motor mahal yang sulit di beli oleh orang biasa.

Winda sudah mengantongi alamat sekolah Barra tinggal ia yang mendekati Barra saja dan ia sangat percaya diri Barra akan kembali lagi padanya. Karena ia adalah cinta pertama buat Barra.

Berbekal alamat sekolah Barra, pada saat dua jam sebelum sekolah selesai Winda sudah cabut dari sekolahnya ia menggunakan taksi pergi ke sekolah Barra. Saat sampai di gerbang sekolah itu Winda merasa kagum dengan bangunan yang luas dan itu memang sekolah elit jadi wajar jika memiliki fasilitas yang lengkap.

Entah tuhan sedang berpihak pada pasangan yang belum resmi mengikat janji tersebut, Barra dan Arlleta hari tidak hadir ke sekolah tapi sahabat-sahabatnya Barra tentu hadir di sekolah.

Saat bel sekolah berbunyi semua murid berbondong-bondong keluar sekolah untuk pulang. Winda sudah menunggu di depan gerbang sekolah hanya dengan menggunakan sweater yang menutupi seragam sekolahnya ia menunggu kehadiran Barra.

sepuluh menit berlalu tapi batang hidungnya Barra tidak juga ia temukan. Hingga akhirnya ia melihat Gabriel dan sahabatnya yang lain sedang menuju parkiran.

Winda mengira Barra pasti juga ikut bersama dengan sahabat-sahabatnya itu maka Winda memberanikan diri untuk mendekati Gabriel.

Winda hanya ingat Gabriel yang kemarin malam bersama dengan Barra dan menatap tidak suka dengannya.

"Gabriel" Teriak Winda dari jarak 5 meter

Gabriel yang namanya di panggil langsung menoleh dan betapa terkejutnya dirinya mendapati seorang gadis yang tidak ia sukai memanggil namanya.

"Ngapain dia disini?" Ucap Leonardo yang berada di samping Gabriel.

"Gue juga nggak tahu, gue aja kaget liat itu cewek panggil gue" Sahut Gabriel.

Winda kini sudah Sampai di hadapan Gabriel dan sahabat-sahabatnya. Winda menatap empat pria tampan itu dengan tatapan mata yang sedikit berbinar pasalnya keempat dari mereka tidak jauh berbeda dengan Barra.

"Ngapain Lo kesini?" Tanya Gabriel the point.

"Gue pengen ketemu Barra, dimana Barra?" Ucap Winda mencari keberadaan Barra.

"Nggak ada, kalau gitu gue cabut" Ucap Gabriel membalas Winda dengan cuek.

"Eh tunggu dulu dong, kalau gitu gue minta alamat rumahnya deh Lo pasti ada alamat rumah Barra kan!" Pinta Winda pada Gabriel.

"Nggak ada" balas cepat Gabriel.

Keempatnya meninggal Winda seorang diri mereka berempat naik ke motor masing-masing lalu tancap gas meninggalkan Winda seorang diri di parkiran motor.

Winda mengepalkan tangannya. Ia mungkin gagal kali ini mendekati Barra tapi besok ia akan kembali mengejar Barra kembali, Winda sudah bertekad dia harus memiliki Barra kembali.

...****************...

...****************...

...****************...