kehidupan Alana berubah 180 derajat setelah ibunya menikah dengan pria kaya.
masalah terus muncul silih berganti hingga suatu hari ia mendapati dirinya dibunuh oleh seseorang.
namun ia kembali dari kematian dan bertekad akan menemukan siapa pembunuhnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laxiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16 siapa dia
Akhirnya Alana tidak jadi tinggal di hotel, namun ia bingung harus tinggal dimana dirinya tidak ingin ada di rumah selama orang tuanya tak ada.
akhirnya sopir pribadi Alana mengajaknya untuk tinggal dirumahnya sementara.
Alana mulai memasuki rumah tersebut, tidak besar namun terasa cukup nyaman, halamannya banyak tanaman berbagai macam tanaman seperti wanita dewasa tersebut pecinta alam.
sopir pribadi Alana memasukkan barang barang majikannya pada salah satu kamar yang ada pada rumah tersebut.
" non jika butuh sesuatu atau merasa tidak nyaman anda bisa memberitahu saya "
" baik, mbak panggil aku Alana aja jangan pake non "
" tapi saya akan merasa tidak menghormati anda "
" gak papa lagian cuman kita berdua "
" tapi non "
" gak ada tapi tapi ini perintah "
wanita dewasa itu hanya menghela nafasnya , " baiklah tapi jika di depan tuan dan nyonya saya akan tetap memanggil dengan non "
" oke "
Alana kemudian berbaring pada ranjang yang tersedia disana, ah rasanya ia merindukan kehidupannya yang dahulu, walau dia miskin tapi dirinya merasa tenang dan aman.
Alan kemudian bangkit dan menatap sosok wanita yang tengah membereskan barang barang nya pada lemari.
" mbak " panggil Alana
wanita itu menengok dan mengangkat alis sebelah, mengisyaratkan ada apa
" mbak namanya siapa "
" kamu tidak tahu nama saya "
Alana menggukan kepalanya dengan muka polos, " pernah di kasih tahu ayah tapi lupa, terus selama ini cuman manggilnya mbak eh sampai lupa belum nanya lagi "
wanita itu hanya menggeleng kepalanya ada ada saja majikan mudanya tersebut.
" nama saya Dina "
" owh , terus mbak di sini tinggal sendirian"
" iya , saya tinggal sendiri "
wanita itu bangkit karena sudah selesai membereskan semua barang barang majikannya.
" jika ada apa apa bisa langsung telepon saya , selamat beristirahat "
dina keluar dari kamar tersebut dan menutup pintunya secara perlahan.
Alana kembali berbaring menatap langit langit kamar, pikirannya jauh melayang , memikirkan beberapa peristiwa yang akhir ini terjadi padanya.
dia sudah berusaha mencegah apa yang akan terjadi , namun kejadiannya masih tetap terulang, apakah usaha yang Alana lakukan akan sia sia, dan dirinya akan mengalami hal yang sama.
seberapa pun usahanya untuk mencegah hal yang akan terjadi, seberapa keras dirinya berusaha namun kejadian tersebut akan tetap terjadi, lalu mengapa dirinya dibangkitkan kembali.
Alana menjambak rambut nya sendiri, ia merasa frustasi atas apa yang terjadi padanya.
sinar mentari menembus jendela, suara burung berkicau terdengar sangat indah, Alana bangun dari tidurnya, namun rasanya seluruh badannya sangat pegal rasanya remuk redam.
ia lantas bangkit dan segera ke toilet untuk membersihkan diri ia harus segera bersiap untuk sekolah.
namun saat dirinya bercermin ia mendapati banyak bekas merah bahkan keunguan di daerah sekitar lehernya Bahkan ada yang dekat payudaranya.
alana terdiam, mungkinkah itu bekas gigitan serangga, tapi ia tak merasakan rasa sakit.
Alana lantas segera bergegas, ia membuka handphone nya dan membuka internet dan mencari tahu, namun yang keluar bukan bekas gigitan serangga melainkan menampilkan hasil bahwa itu bekas kecupan seseorang.
tentu saja Alana kaget dengan hasil tersebut bagaimana bisa, sedangkan dirinya tak merasakan apa apa semalam selain rasa pegal seluruh badannya, tapi mustahil jika yang ada menjamah tubuhnya tapi ia tak bangun.
tapi itu tidak menutup kemungkinan, melihat apa yang terjadi padanya akhir akhir ini, Alana lantas segera memakai seragam sekolahnya dan keluar dari kamar tersebut.
Dina sudah menyiapkan sarapan untuk gadis yang tinggal dirumahnya, namun saat gadis itu keluar ia mendapati muka yang sedang khawatir, lantas dirinya segera menghampiri gadis tersebut
" ada apa ?"
Alana hanya menggelengkan kepala, ia tak enak jika harus memberitahu apa yang terjadi padanya, dirinya telah banyak merepotkan wanita yang ada didepannya.
" jika ada yang membuat tidak nyaman beritahu saja "
" gak papa mbak, aku bahkan sangat nyaman disini " ucap Alana bohong
" yasudah kalau gitu sarapan dahulu"
Alana segera duduk dan menyantap makanan yang telah tersedia.
usai sarapan ia segera berangkat sekolah, karena jaraknya cukup jauh maka ia harus bergegas jika tidak ingin terlambat , apalagi kadang terkena macet yang membuat membutuhkan banyak waktu.
saat dalam mobil satu notifikasi masuk , itu dari kakak tirinya yang menanyakan dirinya dimana semalam, ia tak membalasnya.
mobil sudah berhenti didepan gerbang sekolahnya, Alana segera turun dan berpamitan pada sopir pribadinya, setelah Alana masuk, mobil itu melesat pergi meninggalkan area sekolah, karena kebetulan Dina mempunyai urusan di suatu tempat, biasanya ia akan standby menunggu majikannya hingga keluar dari sekolah.
saat masuk kelas dirinya dikejutkan dengan Kelly yang bersimpuh dihadapannya sambil menangis.
" Alana gua mohon maafin gua, gua berjanji gak akan jahat sama Lo lagi "
Alan terdiam beberapa saat, memang apa yang telah dilakukannya hingga membuat Kelly sampai bersimpuh dihadapannya.
saat pandangannya mengedar seluruh ruangan ternyata ia telah menjadi bahan tontonan, Alana berjongkok lalu membantu Kelly berdiri ia mendudukkan gais tersebut pada kursi.
" gau mohon maafin gua, hentikan teror yang Lo lakuin pliss " Kelly masih saja menangis .
kini Alana sudah terlihat seperti seorang pembully " gua udah maafin Lo jadi berhenti nangis kesannya kini gua seperti orang jahat "
perlahan lahan tangisan Kelly sedikit mereda, namun Alana bingung atas perkataan yang tadi diucapkan gadis dihadapannya.
terdengar satu notifikasi masuk pada handphone Alana, dirinya segera memeriksa nya dan mendapati sebuah pesan
' *bagaimana sayang pembalasan yang telah kulakukan apakah kau puas, dan terima kasih untuk semalam* '
seketika Alana menjatuhkan handphone nya, badannya menjadi gemetar, namun ia buru buru menguasai tubuhnya karena saat ini banyak orang yang tengah memperhatikannya, Alana segera memungut kembali handphone tersebut dan mengetikkan balasan pada pesan tadi.
'*siapa kamu sebenarnya, mati bertemu* '
tak menunggu lama ia segera mendapatkan balasan dari orang tersebut
' *benarkah kau ingin bertemu dengan ku , maka itu menjadi suatu kehormatan* '
' *temui aku di taman kota jam lima sore* '
' *baiklah*'
Alana menutup handphone nya, ia harus menemui orang tersebut, dan memberikan pelajaran terhadapnya.
entah itu hanya orang iseng atau memeng sungguhan, Alana kembali teringat beberapa tanda yang ada pada lehernya yang kini ia tutupi dengan make-up supaya tidak terlihat.
selama pelajaran Alana sangat gusar , ia sebenarnya takut jika memang benar orang tersebut telah menjamah tubuhnya, namun ia juga ragu karena akan tak merasakan apa apa semalam, tapi tanda itu menjadi pengecualian baginya.
saat pulang sekolah Alana segera masuk kedalam mobil dan memberitahu kan kepada sopir pribadinya agar mampir terlebih dahulu pada alamat yang diberikannya.
sesampainya di taman Alana mengedarkan pandangannya keseluruhan penjuru tempat tersebut, hingga.....
**Bersambung**........
gimana pun pendiam nya seorang pasti bisa cepat tau situasi itu teman nya baik apa bukan padahal musuh dalam selimut,,,,,
terus lanjut update nya thorr
tetap semangat terus thorr
culun boleh tapi arus tau mana teman yang baik dan tidak,kejebak sendiri,,,,,