Aira menikah dengan pria pujaannya. Sayang, Devano tidak mencintainya. Akankah waktu bisa merubah sikap Devan pada Aira?
Jaka adalah asisten pribadi Devan, wajahnya juga tak kalah tampan dengan atasannya. hanya saja Jak memiliki ekspresi datar dan dingin juga misterius.
Ken Bima adalah sepupu Devan, wajahnya juga tampan dengan iris mata coklat terang. dibalik senyumnya ia adalah pria berhati dingin dan keji. kekejamannya sangat ditakuti.
Tiana adalah sahabat Aira. seorang dokter muda dan cantik. gadis itu jago bela diri.
Reena adik Devan. Ia adalah gadis yang sangat cerdas juga pemberani. dan ia jatuh cinta pada seseorang yang dikenalnya semasa SMA.
bagaimana jika Jak, Ken, Tiana dan Reena terlibat cinta yang merumitkan mereka.
Devan baru mengetahui identitas Aira istrinya.
menyesalkah Devan setelah mengetahui siapa istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IJINKAN AKU MENCINTAIMU 3
"Halo!" serunya marah
".Kenapa kamu marah. Cepat pulang!"
"I-iya Ma," suara lemah Devan membuat kerutan di kening Adinda.
"Siapa Sayang?" tanya wanita itu.
"Mamaku," jawaban datar dari prianya, membuat Adinda tak lagi memperpanjang pertanyaannya.
Wanita itu sangat tahu. Bagaimana Devan sangat hormat dan menyayangi mamanya. Adinda tidak mau ambil resiko. Ia sangat tahu diri kedudukan wanita setengah baya itu di diri Devan.
"Baiklah. Mungkin lain kali sayang," ujar Adinda sambil mengecup sekilas bibir Devan
Devan tersenyum. Mereka berciuman kembali. Namun lima menit kemudian mereka menyudahi aktifitasnya. Kemudian pulang.
Semenjak malam itu. Devan selalu bertemu dan mengajak kencan romantis Adinda. Walau hanya sekedar ciuman saja. Tampaknya Devan harus menahan gejolak birahinya untuk melakukan penyatuan pada wanita seksi nan cantik itu.
Itu di karenakan, Linda sang ibu menyebar mata-mata untuk membuntuti dan memberi tahu kelakuan putra kesayangannya itu.
Selama Devan berkencan dan gagal bercinta. Setiap pulang ke rumah. Yang jadi sasaran kemarahan pria itu adalah Aira.
"Dasar wanita tak tahu malu!"
"Jangan menggangguku!"
"Hentikan tatapan memujamu itu! Aku jijik menerimanya!"
Dan serentetan makian kasar, Aira terima dengan senyuman. Gadis itu tetap menyambut suaminya dengan kasih sayang tulus. Menatap prianya dengan penuh cinta dan memuja. Menyiapkan segala keperluannya dengan ceria tanpa ada satu keluhan pun.
Hingga satu malam. Aira mendapat noda lipstik di baju suaminya. Gadis itu tak tahan untuk bertanya.
"Lipstik siapa ini?" Devan menoleh. Melihat kemeja bernoda itu.
"Aku tak pernah pakai lipstik," ujar Aira lagi lirih.
"Itu lipstik kekasihku. Kenapa?" Tanya Devan acuh.
Air mata Aira yang selama ini tertahan jatuh. Gemuruh dadanya yang sesak mulai membuncah.
"Kenapa K- eh Tuan muda lakukan ini?" Tanyanya dengan suara pelan tapi bergetar.
"Untuk apa kau tanya? Apa hak mu untuk bertanya!" Seru Devan tak terima.
"Aku istrimu," jawaban Aira memancing amarah pria yang baru menikahinya selama enam bulan ini.
"Istri?! Sejak kapan Aku, menerimamu sebagai istriku!" Sentak Devan emosi.
Sorot mata dingin dan tajam, membuat tubuh Aira bergetar takut.
"Kau bukan istriku. Kau itu cuma budak!" Sergah Devan menghina Aira.
Tiba-tiba Devan menyeret tubuh Aira kasar. Ia menghadapkan tubuh gadis itu ke depan cermin besar di kamarnya.
Devan memegang bahu Aira dengan kuat, hingga gadis itu meringis menahan sakit.
"Kau lihat di depan sana. Apa dirimu yang menjijikan ini pantas untuk jadi istriku!" ujarnya sarkas.
Air mata Aira langsung berderai membasahi pipinya yang halus.
"Wanita yang tidak tahu asal usulnya, mana pantas bersanding denganku!" Lanjut pria itu kasar.
Devan mendorong tubuh Aira sedikit kuat. Tubuh gadis itu terjajar kesamping. Aira mengigit bibirnya menahan Isak.
"Pergi kau dari hadapanku!" Devan mengusir Aira.
"Ta ..."
Plak!
Belum selesai ucapan Aira. Gadis itu dihadiahi tamparan keras.
"Pergi!" Devan mengusirnya.
Mendapat perlakuan kasar untuk pertama kalinya. Cinta yang bersemayam dalam dada gadis itu, terbang laksana abu. Matanya yang menyorot kagum pada pria di hadapannya itu. Mendadak nanar dan berubah menjadi benci.
Devan geram melihat Aira yang masih bergeming.
Dengan langkah gusar, ia meninggalkan Aira yang mematung sambil menahan Isak.
Sepeninggalan Devan. Aira menghapus kasar air mata yang membasahi wajahnya. Dengan gerakan pasti. Ia membuka cincin kawin pemberian Devan. Wanita itu hanya membawa tas kecil berisi baju yang ia bawa di awal ke rumah ini. Semua baju pemberian ibunya Devan ia tinggalkan begitu saja.
Dengan langkah bergetar. Aira meninggalkan rumah. Rumah yang penuh makian. Tidak ada kasih sayang di dalamnya. Rumah setengah neraka. Begitu julukan yang gadis itu berikan, pada tempat di mana ia pernah tinggal.
Aira melangkah. Semakin lama semakin jauh dan menghilang dari tempat itu, setelah gadis itu menaiki angkutan umum yang kebetulan lewat.
Bersambung
Uh ... Kemana Aira...
alurnya bagus,cm terlalu banyak flashbacknya