NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:46.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 30

"Aaahh, kok ada sih cowok secakep itu? Udah kaya raya, sukses, cakep kuadrat lagi. Ih, bener-bener deh, jadi pingin ketemu mereka?" gumam Adisti sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di pipi. "Tapi mana mungkin. Hahaha ... Dalam mimpi pun nggak mungkin. Ah, ngehalu aja kamu, Disti!" gumam Adisti seraya terkekeh membuat Shenina yang baru kembali dari dapur mengerutkan keningnya.

"Kamu kenapa? Kok ketawa-ketawa sendiri gitu? Ada yang lucu?" tanya Shenina sambil menghempaskan bokongnya di karpet bulu di samping Adisti setelah meletakkan dua gelas coklat hangat di sampingnya. Sejak siang Bali dilanda hujan membuat dagangan Shenina tutup lebih awal. Adisti yang merasa suntuk sendirian di kontrakannya lantas main ke kontrakan Shenina.

"Itu lho Mbak Bule, liat berita itu, ada berita tentang pengusaha-pengusaha sukses mancanegara. Nah, salah satunya itu ada pengusaha yang masih muda tapi udah sukses. Bukan itu aja, dia itu ganteng banget. Ya ampun ... " Adisti kembali menangkupkan kedua telapak tangannya di pipi. "Nah, nah, itu orangnya Mbak Bule, liat itu tuh!" Tunjuk Adisti antusias. Shenina yang baru saja mengangkat gelas coklat hangat miliknya pun segera mengalihkan pandangannya ke arah layar berukuran 24 inci di hadapannya.

Seketika gelas yang Shenina pegang terjatuh hingga cairan coklat di dalamnya tumpah membasahi karpet bulu yang mereka duduki.

"Pak Rainero," gumam Shenina lirih. Seketika jantungnya berdetak lebih cepat. Ia menelan ludahnya. Sepertinya akan makin sulit untuk melupakan laki-laki itu sebab tanpa sadar sudah beberapa kali ia melihat laki-laki itu di layar kaca.

"Mbak Bule, Mbak Bule nggak apa-apa?" seru Adisti panik. Ia pun segera membantu Shenina untuk berdiri.

"Ah, aku ... aku tidak apa-apa. Tanganku licin jadi ... " ucapnya sedikit terbata. Tenggorokannya masih sedikit tercekat. Bagaimana kalau Adisti tau, laki-laki itulah yang telah menghamilinya. Laki-laki itu lah calon ayah dari anaknya. Laki-laki itu pula yang dengan lantang menolak mengakui kalau anak yang ia kandung merupakan anaknya.

"Ya udah, Mbak di sini aja ya. Biar Disti yang ambil lap di belakang," ujar Adisti yang gegas berlari ke arah belakang untuk mengambil lap.

Tak lama kemudian, Adisti pun kembali sambil memegang lap yang telah ia basahi sebagian dan segera mengelap cairan coklat yang membasahi karpet bulu yang mereka duduki tadi.

Adisti tidak menaruh curiga sama sekali. Setelah membersihkan karpet bulu itu, mereka pun kembali menonton.

"Udah jam 9, Mbak. Disti pulang ya! Mbak kan harus banyak istirahat. Selamat malam, Mbak Bule," ucap Adisti sebelum berpamitan pulang.

Sepulangnya Adisti, Shenina pun segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Pikirannya menerawang ke kejadian beberapa bulan yang lalu. Mulai dari malam kelam yang ia alami, pengakuannya atas kehamilannya di hadapan Rainero yang berujung penolakan, Theo yang meninggalkannya begitu saja tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Kemudian berakhir pengusiran yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri. Shenina terkekeh miris. Sudut matanya sampai berair.

Kenapa hidupnya semiris ini?

Apakah ia tak layak untuk bahagia?

Apakah ia tak layak untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang?

Kenapa hidupnya begitu menyedihkan?

Sekuat-kuatnya dirinya, dirinya tetap saja seorang perempuan yang rapuh. Di saat sendiri seperti ini, justru merupakan titik terendah dan terapuhnya. Tak ada yang bisa ia andalkan. Tak ada tempatnya untuk bersandar. Ia benar-benar sendiri. Meskipun ia kini memiliki dua orang teman baik, tapi tetap saja, ia tidak bisa semudah itu mengungkapkan segala lara di hatinya.

Matanya memejam. Jujur saja, hal yang paling mengecewakannya bukanlah malam kelam maupun penolakan Rainero, tetapi sikap Theo.

Shenina dan Theo telah menjalin hubungan cukup lama. Mereka pun telah saling mengenal cukup lama. Seharusnya Theo sudah sangat mengenal dirinya. Seharusnya Theo tidak semudah itu menuduhnya yang tidak-tidak. Tapi sebaliknya, sikap yang Theo tunjukkan sangat mengecewakannya.

Padahal dirinya sudah berusaha untuk menjelaskan, tapi Theo justru menolaknya mentah-mentah dan meninggalkannya begitu saja.

Memang benar kata orang, luka yang paling menyakitkan itu justru luka yang ditorehkan oleh orang terdekat. Setelah sang ayah yang membuatnya benar-benar kecewa, lalu kini Theo pun mengecewakannya.

Shenina akui dirinya salah. Seharusnya ia menjelaskan sejak awal tentang apa yang ia alami. Tapi tak semudah itu. Lidahnya selalu saja kelu setiap kali mereka bertemu. Lebih mudah menceritakan kalau kita pernah mencuri dari pada dilecehkan. Karena itu, banyak korban pelecehan yang lebih memilih diam dan bungkam daripada melaporkannya. Sebab tak mudah. Sungguh, itu benar-benar tak mudah.

Sementara Shenina sedang sibuk bergulat dengan pikirannya, Rainero justru sedang sibuk mengemas barang-barangnya. Sebenernya ia akan melakukan penerbangan esok hari. Tapi entah mengapa ia justru mempercepat jadwal keberangkatannya.

Tepat pukul 12 malam, Rainero pun melakukan penerbangan dengan jet pribadi miliknya. Langit tampak gelap gulita. Tak ada bintang satupun bercahaya di langit. Tapi tatap mata Rainero justru tak luput dari memandangi langit yang kelam.

Sekelebat bayangan Shenina seakan menari-nari di pelupuk matanya. Pun mimpi yang lagi-lagi singgah. Tapi dalam mimpi itu, ia melihat ada sosok lain yang bersembunyi di belakang tubuh Shenina. Hanya gerai rambutnya yang tertiup semilir angin yang nampak.

Rainero memejamkan matanya sambil berdoa dalam hati, "Tuhan, aku tahu aku ini seorang pendosa. Bahkan aku tak pernah mengingatmu di sepanjang usiaku. Tapi kali ini aku memohon dengan amat sangat, tolong, tolong aku, bantu aku, pertemukan aku pada Shenina. Bantu aku, Tuhan. Aku mohon. Berikan petunjuk-Mu," lirihnya.

Setelah beberapa saat, mata Rainero kembali terbuka, "tunggu aku Shenina. Tunggu aku, My baby. Daddy akan menjemput kalian."

...***...

Setelah menempuh perjalanan udara beberapa jam, jet pribadi Rainero pun mendarat di Bandara Changi Internasional airport.

Rainero turun dari jet pribadinya dengan gagah diikuti beberapa bodyguardnya. Di depan lobi bandara, telah siap sebuah mobil untuk menjemput Rainero. Beberapa orangnya yang ada di sana pun turut membantu memasukkan barang-barang Rainero ke dalam bagasi mobil. Setelah Rainero duduk di dalam mobil, barulah mobil melaju dengan kecepatan standar.

Sepanjang perjalanan menuju hotel tempat ia menginap selama di Singapura, mata Rainero tak luput memandang ke sekeliling, berharap ia bisa menemukan sosok Shenina dalam perjalanannya.

"Shenina, entah mantra apa yang kau gunakan sampai aku nyaris gila karena ingin menemukanmu."

Ya, Rainero benar-benar menggila. Ia tak segan-segan menggelontorkan banyak uang untuk membayar orang-orang agar dapat membantunya menemukan Shenina, tapi sayang, perempuan itu benar-benar menghilang bagai ditelan bumi. Shenina benar-benar mewujudkan kata-katanya yang akan menghilang sejauhnya dari dirinya.

"Shenina, kau berhasil, Sayang. Kau benar-benar berhasil menghilang sejauh-jauhnya. Tapi bukan berarti aku akan menyerah. Sebaliknya, meskipun harus ke ujung dunia sekalipun, aku akan berusaha menemukanmu. Tunggu aku. Aku pasti akan segera menemukan mu," gumam Rainero bertekad dalam hati untuk menemukan Shenina.

...***...

Hadeuh, telapak tangan sama jari-jari othor pegel ngetik. 😂

Semoga suka ya kak. Ditunggu dukungannya.😉

Buat pembaca dan pendukung setia karya othor, makasih banyak. 🤩🤩🤩

Sarangheyo. 😍😍😍

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
azoospermia jg bisa punya anak tergantung rejeki yg subur jg blm tentu bisa punya anak klu blm rejekinya
watashi tantides
Ih gembel banget Rainero😂😘
watashi tantides
Anjay kece kalii
watashi tantides
Misi pak Rainero mendekati Shenina semoga berhasil yu kawal yuu
watashi tantides
Penyesalan Rainero🥺
watashi tantides
Anjirlah😂😭
watashi tantides
Anjrr beneran dong bukan mimpi wkwk
watashi tantides
Abnjir ternyata Rainero mimpi 😭
watashi tantides
Akhirnya ketemu juga🥹
watashi tantides
Rainero rainnero karna yang bikin jualan baso krispy nya itu ibu dari anak anakmu Raineroooo
watashi tantides
Bule cowok itu alias si Rainero adalah orang yang menghamili Shenina
watashi tantides
Sok viralkan dah😂
watashi tantides
Orang indo mah jamgan di senggol wkwk😂
Ra~~~~~
Disini Yg Jahat Dibayar Lunas Ya Karmanya Gercep Aku Suka Keadilan
Ra~~~~~
bagus sekali reinero hahaha, orang jahat seperti ambar harus dihabiskan nyawanya, nyawa dibalas nyawa 😠
Ra~~~~~
karma untuk si jalang yg jahatnya kelewatan hahaha
Ra~~~~~
sumpah ya jahat nya kelewatan ini si jalang ambar tuek beserta keturunannya, pengen kali kupijak kepalanya betul sekalian kurobekkan itu mulutnya. 😠😠😠😠😠
Kar Genjreng
apa Ak baca cerita ini ya sudah lewat jauh
Detty Liuw
Luar biasa
Detty Liuw
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!