Bebby Daniella Putri menjadi yatim piatu sejak batita akibat korban kecelakaan yang menimpa satu keluarganya, tanpa identitas. Bebby diangkat anak oleh Daniel Frederick, Dokter Muda yang menyelamatkan nyawanya. Daniel mengangkat anak karena rasa kasihan dan sebagai permohonan maaf karena tidak bisa menyelamatkan nyawa kedua orang tuanya.
Dalam perjalanan waktu muncul benih benih cinta di antara mereka berdua. Daniel sebagai orang tua angkat telah menepis perasaan itu. Bagaimana kisah mereka... dan siapa sebenarnya Bebby?
Yuuukkk ikuti kisah mereka guys ♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16.
Di saat Daniel melangkah mendekati pigura yang terjatuh itu. Terdengar bunyi dering hand phone di dalam saku kemejanya. Daniel segera mengambil hand phone miliknya.
“Siapa.” Gumam Daniel saat di layar hand phone tertera sebaris deretan angka melakukan panggilan suara. Daniel segera menggeser tombol hijau, karena dia sangat berharap ada berita tentang anak gadisnya.
“Dokter Daniel ini saya Dokter Rio yang bertugas di rumah sakit Daerah Banten.” Suara seorang laki laki di balik hand phone milik Daniel.
“Oo ya Dokter apa yang bisa saya bantu.” Ucap Daniel
“Dok, anak yang sedang Dokter cari ada di rumah sakit tempat saya bertugas . Kondisi anak tersebut sedang kritis.” Suara dokter Rio di balik hand phone milik Daniel. Daniel pun ekspresi wajahnya langsung panik.
“Baik Dok, terima kasih kasih infonya. Saya segera ke sana.” Ucap Daniel dan sambungan telepon pun segera terputus.
Daniel pun segera berlari menuju ke garasi mobil dan mobil segera meluncur ke rumah sakit daerah tempat Bebby dirawat.
Beberapa waktu kemudian mobil sudah sampai di lokasi rumah sakit Daerah.
Daniel segera berjalan menuju ke ruang unit gawat darurat. Daniel segera masuk ke dalam ruang itu tanpa menghiraukan Ibu Pimpinan Panti dan Erna yang duduk menunggu di luar. Karena Daniel memang tidak tahu jika mereka itu yang membawa Bebby.
“Beb..” ucap Daniel sambil mencium puncak kepala Bebby. Hati Daniel terasa teriris saat melihat tubuh Bebby yang terlihat kurus dan sangat pucat. Kondisi Bebby pun masih belum sadarkan diri. Beberapa peralatan medis terpasang pada tubuh Bebby.
Tidak lama kemudian Dokter Rio masuk ke dalam ruang itu setelah tahu jika Dokter Daniel sudah datang.
“Dok, bagaimana kondisi Bebby?” tanya Daniel.
“HB dan kadar oksigen sangat rendah. Saya sudah memberikan obat dan vitamin pada infus. Kita tunggu perkembangannya.” Jawab Dokter Rio.
“Siapa yang membawa dia ke sini Dok? Dan sejak kapan dia sakit?” tanya Daniel yang masih mengusap usap kepala Bebby.
“Ooh Ibu Panti yang membawa dia ke sini Dok. Orangnya masih menunggu di luar.” Jawab Dokter Rio
“Dok, bagaimana jika Bebby saya pindah di rumah sakit tempat saya bekerja.” Ucap Daniel
“Boleh Dok, tapi lebih baik menunggu kondisi membaik lebih dulu.” Ucap Dokter Rio sambil menepuk nepuk pundak Daniel untuk memberi semangat.
Beberapa menit kemudian Daniel ke luar untuk menemui Ibu Pimpinan Panti asuhan yang telah membawa Bebby.
“Bu, terima kasih sudah menolong anak saya. Ibu bisa meninggalkan Bebby biar saya yang menjaganya.” Ucap Daniel dengan santun.
“Tuan. Tapi Bebby sudah diusir dia sudah tidak punya keluarga jadi kami sekarang yang menjadi keluarga Bebby.” Ucap Ibu Pimpinan Panti asuhan yang merasa bertanggung jawab akan keselamatan Bebby.
“Saya tidak mengusir Bebby dan tidak akan pernah mengusir Bebby. Jika Bebby diusir dari Mansion ada tempat tinggal lainnya buat Bebby dan saya.” Ucap Daniel dengan mantap untuk meyakinkan Ibu Pimpinan Panti asuhan.
“Tapi Tuan...” ucap Ibu pimpinan panti asuhan itu
“Percayalah pada saya. Dan saya minta nomor hand Ibu dan nama Panti yang ibu kelola.” Ucap Daniel terus meyakinkan ibu pimpinan panti asuhan. Ibu Pimpinan Panti asuhan itu pun memberikan apa yang diminta oleh Daniel, dan mereka kini bisa saling terhubung. Daniel pun memberikan bantuan dana yang cukup besar untuk panti itu sebagai ucapan terima kasih.
Ibu Pimpinan Panti asuhan dan Erna menjabat tangan Daniel dan berkali kali mengucapkan terima kasih atas dan berpesan agar menjaga Bebby dan memberi kabar perkembangan kesehatan Bebby, tidak lupa mendoakan agar Bebby cepat sembuh. Daniel pun juga berkali kali mengucapkan terima kasih karena sudah menampung Bebby selama ini dan membawanya ke rumah sakit hingga dia kini bisa menemukan anak gadisnya.
Setelah Ibu Pimpinan Panti dan Erna pergi, Daniel pun kembali melangkah masuk ke dalam ruang ICU.
“Ners biarkan saya yang menjaga anak saya.” Pinta Daniel pada seorang perawat yang menjaga Bebby. Perawat itu pun mengizinkan dan kini Daniel duduk di kursi di dekat tempat tidur Bebby .
Bayangan masa lalu belasan tahun silam berada di dalam pikiran Daniel. Dulu dia pun yang selalu menjaga Bebby kecil saat tidak sadarkan diri berhari hari, berminggu minggu.
“Beb.. jangan pergi lagi, jangan tinggalkan Papa..” ucap Daniel sambil memegang jari jari halus milik Bebby. Tiba tiba Daniel merasakan jari jari Bebby bergerak pelan.
“Beb, kamu dengar Papa? Ayo Sayang buka mata kamu Papa di sini Sayang... “ ucap Daniel dengan penuh semangat sebab merasakan jari jari Bebby memberi respon. Daniel menatap wajah cantik Bebby yang masih tampak pucat dan mata masih terpejam.
Daniel yang tidak sabar menunggu agar Bebby cepat sadar pun segera menyuruh perawat untuk mengganti infus yang baru dan menyuruh dosis vitamin ditambah.
“Nanti aku bilang pada Dokter Rio.” Ucap Sang perawat yang khawatir karena menyalahi resep dari Dokter Rio. Akan tetapi sang perawat pun akhirnya menuruti permintaan Daniel karena dari hasil perkembangan kondisi Bebby yang begitu lama.
Dan setelah beberapa menit infus diganti yang baru. Mata Bebby pun bisa terbuka meskipun masih kecil belum terbuka lebar.
“Beb.. kamu bisa lihat Papa Sayang..” Ucap Daniel sambil mengusap usap kening Bebby.
“Pa.. Aku di mana? Apa aku sudah di surga?” suara lirih Bebby.
“Kamu di rumah sakit sayang. Kalau kamu sudah sadar akan Papa pindah ke rumah sakit tempat Papa bekerja.” Ucap Daniel sambil tersenyum karena Bebby sudah sadar. Tangan Daniel pun terus mengusap usap puncak kepala Bebby. Sesekali dia menciumi puncak kepala Bebby.
Sang perawat pun segera menghubungi Dokter Rio mengatakan jika pasien sudah sadar. Dan akhirnya Dokter Rio pun menyetujui jika Bebby dipindah ke rumah sakit Ibu kota tempat Daniel bekerja.
Bebby dibawa oleh ambulance rumah sakit umum daerah. Daniel dengan setia terus berada di samping Bebby. Mobil Ambulance terus melaju
UUUIIIIINNNNGGGG
UUUUIIIINNNGGGGG
UUUUIIIINNNGGGGG
Akan tetapi beberapa menit kemudian saat berada di perjalanan...
“Beb...” Ucap Daniel karena mata Bebby kembali terpejam dan jari jari Bebby yang dipegang oleh Daniel kembali melemah.
“Tolong tambah kecepatannya. “ perintah Daniel pada sopir ambulance.
UUIIIINNNGGGG UUUUIIIINNNGGGG
UUUUIIINNGGGG
Mobil Ambulance pun melaju dengan lebih cepat menuju ke rumah sakit Ibu kota.
Daniel terlihat memegang pergelangan tangan Bebby untuk mengecek denyut nadi Bebby. Ekspresi wajah Daniel semakin tampak panik saat dirasa denyut nadi Bebby sangat melemah , sangat sangat di bawah standar denyut nadi normal.
“Pak tambah lagi laju kecepatan mobilnya. Kondisi Bebby semakin melemah!” ucap Daniel lebih keras. pada Pak Sopir
“Beb... bangun Sayang....” ucap Daniel dengan nada dan ekspresi wajah yang begitu panik.
🤣🤣