Kamila penyuka ketenangan, sedangkan Arkan penyuka kebebasan
keduanya memang memiliki kesamaan tapi tidak dengan perasaan.
Tapi percaya pada takdir itu penting bukan? Kira-kira seperti apa
rencana semesta untuk keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Ibu Tiri Kamila
Kamila memang selalu membiasakan diri untuk belajar sepulang sekolah supaya materi yang diberikan tadi di sekolah masih ia ingat dengan baik.
BRAKH...
Tetapi, tiba-tiba saja kamarnya dibuka dan pintu terbanting dengan keras sehingga ia pun melonjak kaget.
"Ngapain lo? Gak sopan masuk kamar orang sembarangan minimal ketok pintu lah," kata Kamila kesal.
"Bacot lo! Maksud lo apa deket sama Arkan?!" kata orang itu.
"Dih gila yah lo Livia sejak kapan gue deket sama Arkan!" jawab Kamila bangkit dari kursinya.
Livia adalah saudara tiri Kamila. la tidak sekelas dengan Kamila. Kamila, Arkan dan teman-temannya di kelas IPA, sementara Livia di kelas IPS.
"Alah gak usah ngeles, lo kecentilan banget jadi orang, lo pikir gue gak tau kalo lo selama ini caper sama Arkan!" tuduh Livia dengan seenak jidatnya.
Kamila langsung mengerutkan dahinya.
"Gue? Caper sama Arkan? Halu lo, mana ada gue caper sama brandalan kayak dia, kalo lo mau ya ambil aja!" kata Kamila.
Tetapi, Livia mendorong bahu Kamila dengan keras sehingga Kamila hampir saja terjatuh.
"Apa-apaan sih, lo?!" seru Kamila.
"Ya lo caper sama si Arkan!" teriak Livia.
"Nih anak kalo di kasih tau ngeyel yah, lo budeg? Mau gue bantu korekin gak? Udah gue bilang gue gak deket sama Arkan! Lo ngerti bahasa manusia gak sih?"
"Halah , pake pura-pura bego. Lo emang makhluk paling munafiq yang pernah ada. Lo bilang nggak suka sama dia tapi lo tadi aja berangkat sekolah bareng sama dia, kan? Gue liat lo turun dari mobil Arkan tadi.
Gue juga tau lo waktu itu dianter pulang sama dia kan ujan-ujanannpula. Munafiq!" seru Livia dengan nada tinggi.
"Gue gak sengaja ketemu di halte. Gue takut telat jadi gue terima waktu Arkan sama bokapnya mau anterin gue," kata Kamila menjelaskan.
Livia mendecih sebal.
"Halah, emang banyak alesan. Selama ini kan lo selalu cari muka biar si Arkan godain lo terus-terusan. Lo selalu marahin dia itu cuma kamuflase doang kan. Bilang gak suka padahal lo emang cinta sama dia. Lo pengen dikejar-kejar sama dia biar orang
berpikir lo laku gitu? Dasar murahan. Lo sama aja kayak nyokap lo sama-sama murahan!" kata Livia.
PLAK!
"Sialan lo, lo boleh hina gue tapi jangan pernah lo bawa-bawa nyokap gue, mulut kotor lo gak berhak ngehina nyokap gue! Lagian gue bukan tipe orang yang bilang gak suka di depan tapi dibelakang bilang suka! Kalo lo suka sama Arkan ya ambil aja gak usah sewot ke gue! Waras lo?!"
Kamila benar-benar emosi jika sudah ada yang membawa-bawa ibunya.
"Sialan! Emang gak tau diuntung!"
"Auwww sakit Livia!"
Livia menarik rambut panjang Kamila. Kamila yang tidak terima langsung menarik rambut Livia juga.
"Anjir salkit sialan!" Dua gadis itu saling tarik menarik. Sampai meringis kesakitan.
"Eh.. Ada apa ini! KAMILA?!" Seorang wanita paruh baya mendekati keduanya dia mendorong Kamila membuat gadis itu tersungkur.
Dugh...
"Auwww!" Kepala Kamila terbentur kursi belajarnya.
"Kamu apakan anak saya?!" kata wanita itu kesal.
"Aku gak ngapa-ngapain, Tante Laras. Tadi Livia dateng marah-marah!" jawab Kamila sambil mengusap-usap keningnya.
"Bohong Mah, kepalaku sakit dia jambak rambut aku," Adu Livia kepada ibunya itu yang notabanenya ibu tirinya Kamila.
"Kurang ajar! Sini kamu!" Lantas Laras langsung menarik Kamila agar bangkit.
Plak...
"Ini gak sebanding sama apa yang udah terjadi Kamila!" Laras menampar pipi Kamila.
"Sakit Tante!" kata Kamila meringis.
Srekkk...
"Auwwww.."
Laras mencakar tangan Kamila membuat darah mengalir di sana. Kamila melihat tangannya yang berdarah, kuku Laras sangat tajam.
"Itu hukuman untuk kamu! Dasar anak gak tau diri! Harusnya kamu bersyukur karena saya dan suami saya mau mungut kamu?! Ayo Sayang kita keluar dari kamar anak pungut!" ajak Laras kepada Livia.
Livia menjulurkan lidahnya meledek Kamila.
"Dasar anak pungut?!"
***
Kamila bangun pagi itu dengan tubuh yang terasa sangat lemas. Semalam ia bertengkar habis-habisan dengan Livia dan hasilnya ia dihukum oleh ibu tirinya. la tidak boleh makan malam.
Setelah bertengkar Kamila pergi ke dapur ternyata tidak ada apa-apa, dan ibu tirinya itu tidak mengijinkan dia makan. Kamila sebenarnya ingin sekali membantah ibu tirinya, tapi Laras sangat pintar dalam membual dia akan berbohong kepada Ayahnya jika Kamila anak tidak baik, pernah sewaktu Kamila sudah muak dia
menyekal tangan Laras keesokannya ayahnya pulang dengan berapi-api dia
marah kepada Kamila bahkan hampir
memukul Kamila.
Sejak saat itu Kamila tidak berani membantah Laras dia takut Ayahnya akan
termakan ucapan ibu tirinya itu. Pada saat sampai di sekolah, Kamila merasa lemas, mungkin akibat semalam dia tidak makan dan tadi pagi ia juga tidak sempat sarapan
karena ia bangun kesiangan, untung saja ia tidak sampai terlambat.
Jika sampai terlambat tentu ia akan
dihukum dan tubuhnya akan lebih
lemas lagi. Kamila berjalan menuju kelasnya, kebetulan kelas Kamila bersebelahan dengan kelas Arkan, sehingga Kamila harus melewati kelasnya Arkan sebelum ke kelasnya.
Saat Kamila berjalan, di sana sudah ada Arkan dan teman-temannya mereka sedang berdiri di depan kelas mereka.
"Cuit. Cuuit.. Cewe kenalan dong" kata Arkan bersiul menggoda Kamila, gadis itu diam saja.
"Kok cemberut gitu sih Beb, gak kangen sama Arkan yang paling ganteng ini?"
Seperti biasa Arkan akan terus menggoda Kamila, tapi Kamila lagi-lagi tidak menanggapi. la hanya berjalan tanpa menoleh dan bicara, tentu saja itu membuat Arkan heran.Mereka semua melihat Kamila masuk ke dalam kelasnya.
"Gila, itu macan betina kenapa dah biasanya kalo sama si Arkan galak banget kok sekarang diem aja," kata Bastian kepada Arkan..
Arkan menggidikan bahunya tidak tau.
"Lah meneketehe.. Gue juga bingung, biasanya tuh cewe pasti ngegas udah kayak mau makan orang" jawab Arkan.
TTTEEEEET!
Tiba-tiba saja bel berbunyi sehingga Arkan cs pun langsung masuk ke dalam kelas.
"Masuk tuh," kata Arkan dia kemudian berjalan masuk ke kelasnya.
"Belajar lo?" tanya Bastia meledek.
"Kaga, mau tidur aja lah gue." Mereka semua tertawa mendengar jawaban Arkan.
***
Saat istirahat tiba pun, Kamila juga tidak menjawab godaan Arkan. Di kantin Kamila seperti biasa makan bersama dengan Naya. Arkan juga kali ini berada di kantin bersama teman-temannya.
Meja Arkan dan meja tempat Kamila makan hanya berjarak sedikit dan itu membuat Arkan memiliki ide jail.
"Eh, Nay.. temen lo lagi PMS atau lagi sakit gigi? Masa pacarnya dicuekin?" tanya Arkan usil kepada Naya.
"Dih kapan lo pacaran sama temen gue, halu lo! Lagian lo gak usah kepo deh lo udah sering cari gara-gara sama temen gue," balas Naya dengan nada kesalnya.
Arkan terkekeh saja
"Neng Mila, ngambek yah? Masa orang ganteng gini dicuekin," kata Arkan menggoda Kamila tapi gadis itu tetap diam saja.
"Hahaha si Arkan ngardus mulu!" ujar Bastian dengan tawanya.
yu gabung di GC BCM
di sini kita akan belajar bersama dan juga akan mengadakan event seperti lomba puisi/pantun dll
Di sini kita akan di bimbing secara langsung ya oleh kak Lily blasom salah satu author senior. Jadi yu segera bergabung dengan cara follow akun saya. Maka saya akan undang kalian semua. Terima kasih.