Aku yang dikhianati sahabat dan suamiku kembali ke masa lalu. Aku tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan mereka lagi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16(Pov Dinda)
"Leo, Leo." Dinda membangunkannya dengan hati-hati. Leo mengusap lembut matanya yang masih terasa berat.
"Apa sih ganggu orang tidur saja."
Leo mempertajam pengelihatan yang masih buram.
"Kamu. Ada apa?" Tanya Leo saat tahu orang yang membangunkannya ialah Dinda.
"Kamu nggak pulang?" Leo melihat sekitar dan memasang ekspresi terkejut di wajahnya.
"Sejak kapan pulang nya?"
"Dari tadi."
"Kenapa tidak ada yang membangunkan ku?"
"Tidak ada yang berani. Aku cuma mau memberitahu kamu, kalau sebentar sore ada kerja kelompok di rumahku. Bu Ana membagi kita menjadi satu kelompok. Aku, Sita, Loly dan kamu. Tapi terserah kamu mau datang atau tidak, yang penting aku sudah beritahukan. Ya sudah aku duluan ya." Dinda berjalan keluar setelah apa yang ingin dikatakannya pada Leo telah tersampaikan.
Saat tiba di tempat parkiran, ternyata mas Dino menunggunya.
"Kamu lama sekali di kelas."
"Iya mas, aku ada keperluan sebentar. Mas tungguin dari tadi ya"
"Iya. Tadi mas kira kamu sudah pulang. Untung saja ada teman kamu. Mereka bilang ke mas kalau kamu masih di kelas. Dan menyuruh mas untuk menunggu."
"Maaf ya mas," Dinda segera masuk ke dalam mobil. Tapi Dinda merasa ada orang yang sedang mengawasi nya. Mas Dino heran melihat tingkah Dinda yang celingak celinguk tak jelas.
"Kamu kenapa Dinda?"
"Nggak kok mas. Lanjut jalan saja."
Mobil mereka meninggalkan halaman sekolah yang sepi itu.
Dinda terus melihat ke arah luar. Sudah jam dua sore tetapi Loly dan Sita belum muncul. Kalau Leo, Dinda tidak terlalu berharap. Karena ia juga lupa memberitahu alamat rumahnya pada Leo.
Ding Dong
Dinda segera membuka pintu. Ia tahu kalau yang datang adalah Loly dan Sita.
"Dinda, maaf ya kami telat datang. Tadi ada sedikit urusan." kata Loly.
"Iya Dinda, aku juga terlambat karena nungguin Loly." Sambung Sita.
"Oh nggak apa-apa kok. Yuk masuk kita langsung ke kamarku saja."
"Umm, tunggu sebentar. Bibi Ati." Dinda memanggil bi Ati dengan suara keras karena orang tua itu sedikit tak mendengar jika suaranya terlalu pelan.
"Iya nona." Bi Ati muncul dari belakang dapur.
"Bisa tolong bawakan kami minuman, sama cemilan juga. Kami mau belajar kelompok di atas kamarku." Bi Ati melirik pada Loly dan Sita sambil memberikan senyum sapaan lalu dibalas mereka berdua dengan sopan.
"Baik nona, akan bibi bawakan."
Dinda, Loly dan Sita lanjut ke kamar. Loly dan Sita terpukau melihat seisi kamar Dinda yang tertata rapi serta luas.
"Wah besar sekali kamar ini. Kamu tidur sendirian di sini?" Tanya Sita.
"Iya. Aku memang tidur sendirian di kamar ini. Ayo duduk! Tadi aku menyuruh bibi Ati mencarikan karpet agar kita lebih nyaman duduk di bawah." Loly dan Sita mengambil posisi duduk tepat di samping Dinda.
"Kamu nggak takut tidur sendiri?"
"Ngapain takut, aman kok nggak ada hantu di sini."
Setelah basa-basi sedikit, mereka mulai membahas tugas kelompok dengan serius. Materi yang akan di bahas adalah materi biologi. Sita yang menulis ringkasan karena hurufnya lebih bagus diantara mereka bertiga.
Beberapa menit kemudian bi Ati masuk dengan membawa nampan berisi tiga gelas jus beserta setoples cookies.
"Ini nona bibi letakan di atas meja." Kata bi Ati.
"Makasih bi."
"Sama-sama non."
Dinda melihat tingkah bi Ati kelihatan sedang gusar seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Ada apa bi?"
"Begini non, tadi di bawah bibi ngeliat ada pria muda, bibi takutnya itu teman non."
"Benarkah, apa jangan-jangan itu Leo."
Tapi kan aku tidak memberitahunya alamat rumah ku. Dari mana dia tahu?
"Bibi juga nggak tahu non, kalau gitu bibi permisi turun dulu."
"Bi tunggu. Suruh saja dia masuk. Nanti aku akan turun ke bawah."
"Baik nona."
Setelah bibi Ati pergi Loly dan Sita melihat ke arah Dinda dengan penuh tanda tanya.
"Jangan-jangan tadi siang kamu bilang ada urusan itu maksudnya Leo ya?"
"Iya, tapi aku nggak nyangka sih dia bakal datang. Aku juga nggak sempat kasih tahu dia alamat rumahku. Tapi syukur kalau dia datang, lagian kan ini pekerjaan berkelompok jadi semua anggota kelompok harus terlibat." Loly dan Sita mengangguk setuju mendengar perkataan Dinda.
"Ya sudah, kalian tunggu di sini ya, aku akan menjemputnya di bawah."
"Kami ikut." Loly dan Sita menatap Dinda dengan tatapan memohon. Seolah-olah mereka takut ditinggal sendirian. "Jangan bilang kalian takut berada di kamar ini."
"Ngapain takut, kami hanya ingin ikut kamu saja."
"Baiklah, ayo."
Mereka bertiga turun bersama. Benar saja tebakan Dinda. Ternyata itu memang Leo.
"Kukira kamu nggak jadi datang? Tapi dari mana kamu bisa tahu alamat rumahku sedangkan tadi siang, aku tidak ingat pernah memberitahu mu."
"Untuk alamat rumahmu, aku bertanya pada bu Ana. Apa kita akan tetap berdiri seperti ini. Bukankah ada tugas yang harus dikerjakan. Aku ingin segera menyelesaikan nya. Aku tidak ingin berada di sini terlalu lama. Waktuku jadi banyak terbuang."
"Ah, ya. Mari ikut kami." Kata Dinda mempersilahkan Leo dengan senyumnya yang sedikit dipaksakan.
Kalau nggak mau membuang waktumu yah nggak usah datang. Kami juga bisa selesaikan sendiri. Pekik Dinda dalam hati.
Berbeda dengan nya, Loly dan Sita menatap kesal pada Leo.
ansk perempuan klu pacaran RUSAKKKK.