Meng Lusi, seorang kapten wanita di ketentaraan zaman modern, kuat dan cerdas. Karena suatu alasan, dia tiba-tiba saja berpindah ke zaman kuno dan mewarisi mata air spiritual.
Baru saja tiba di zaman yang belum dikenalnya, Meng Lusi diperkosa oleh Shin Kaichen yang dibius oleh seseorang. Setelah itu, Meng Lusi memilih melarikan diri. Lima tahun kemudian, Meng Lusi yang sudah memiliki anak kembar dikenali oleh Shin Kaichen dan mencoba untuk mendapatkan hati ibu dan kedua anaknya tersebut.
Di sisi lain, klan penyihir yang sudah lama mengutuk negara untuk tidak memiliki keturunan anak perempuan, kembali berulah. Anak kembar Meng Lusi menjadi incaran mereka karena bakat bawaan luar biasa yang akan mengancam klan penyihir. Mampukah si kembar selamat dari bahaya? Akankah Meng Lusi dan Shin Kaichen memiliki kehidupan bahagia? Mari ikuti setiap kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Bertanggung Jawab
Baik Meng Lusi dan Shin Kaichen buru-buru bangkit. Namun Meng Lusi kembali berwajah pucat dan terhuyung. Ia lupa jika kakinya masih sakit. Saat lari dalam keadaan panik tadi, ia mengabaikan rasa sakit di pergelangan kakinya yang bengkak.
Shin Kaichen segera menopang tubuhnya. “Aku akan membantu melihat keadaan kakimu.”
Seberapa enggannya Meng Lusi, ia memang tak bisa berjalan sendiri. Belum lagi rasa sakit di kakinya kini lebih parah daripada sebelumnya.
Awalnya Meng Lusi mengira jika Shin Kaichen akan membantunya berjalan perlahan. Tapi siapa tahu pria itu langsung membopongnya. Ia kaget dan hampir berteriak.
Ketika Dou Heng dan Lin Zhou mencoba untuk memeriksa setelah sekian lama tak ada gerakan apapun, terkejut melihat Shin Kaichen membopong Meng Lusi
“Ah … Kalian …” Dou Heng terkejut.
Shin Kaichen tidak memiliki waktu untuk memperhatikan mereka. Ia membawa Meng Lusi ke ruang tamu dan membiarkannya duduk di kursi panjang. Ia tidak bicara apapun dan langsung memeriksa kondisi pergelangan kakinya yang bengkak.
Ia kemudian menatap pelayan. “Ambilkan air es dan sapu tangan bersih,” katanya.
Pelayan itu sedikit membungkuk dan pergi menjalankan perintah. Tak lama kembali dengan barang yang diinginkannya.
Shin Kaichen membantunya mengompres bagian yang memar dan bengkak. “Kompres dengan air es akan meredakan pembengkakan.”
Tentu saja Meng Lusi juga tahu. Ia berniat untuk melakukannya ketika kembali ke rumah nanti. Si kembar telah selesai makan dan bertanya padanya, kenapa berteriak sebelumnya. Meng Lusi hanya bisa membuat alasan jika dia takut dengan tikus.
Untungnya Meng Shilan dan Meng Shuya tidak bertanya banyak. Dou Heng dan Lin Zhou membawa si kembar untuk membaca buku cerita bergambar. Tentu untuk membuat Shin Kaichen memiliki waktu mengobrol dengan gadis itu.
Seraya mengompres pergelangan kaki Meng Lusi, pria itu memberanikan diri untuk membahas masalah di kamar mandi tadi.
“Aku akan bertanggung jawab,” ucapnya.
Meng Lusi tertegun. Bingung. “Bertanggung jawab apa?” tanyanya.
“Tentang … di kamar mandi tadi. Itu … aku tak sengaja memelukmu. Biarkan aku bertanggung jawab.”
“Tidak perlu. Ini hanya tidak sengaja, kenapa begitu tertekan seperti baru saja tertangkap basah membunuh orang?”
Meng Lusi tidak tahu kenapa zaman kuno ini begitu ketat dengan aturan serta jarak antara pria dan wanita. Tak sengaja berpelukan, harus bertanggung jawab. Tak sengaja berpakaian sedikit seksi, dikatakan wanita tak tahu malu.
Sungguh mengerikan.
Shin Kaichen mengerutkan kening. “Raja ini tidak pernah menyentuh wanita mana pun. Kamu adalah yang pertama,” katanya seraya melihat wanita itu. “Tidakkah kamu ingin bertanggung jawab karena menyentuh raja ini?”
Ekspresi Meng Lusi menjadi sangat tidak menyenangkan. “Apa katamu? Siapa yang mengatakan bahwa aku adalah wanitamu sebelumnya? Kupikir tempatmu ini aman. Aku tidak tahu bahwa siluman bahkan bisa menyelinap masuk,” jelasnya.
Jangan mengira dia takut pada pria itu. Sebenarnya Meng Lusi hanya malas untuk berhadapan dengannya. Sudah cukup baginya membesarkan kedua anak. Kenapa harus repot mengurus cinta yang begitu rumit?
Lagi pula, Shin Kaichen adalah seorang pangeran. Tidak ada wanita saat ini. Bukan berarti tidak ada di masa depan. Satu selir, dua selir dan banyak selir akan masuk ke istananya. Meski pria itu sekarang mengalami infertilitas, wanita mana pun pasti masih mau bersamanya.
Shin Kaichen melihat Meng Lusi melipat kedua tangan di dada dengan tatapan tidak senang, mau tidak mau menekan sapu tangan dingin di memarnya. Meng Lusi berteriak kesakitan. Pria itu pasti sengaja melakukannya.
“Raja ini bahkan pertama kalinya melakukan hal kecil seperti ini untuk seorang wanita sepertimu. Pikirkanlah kembali. Tidak rugi bagimu untuk menjadi putri raja ini. Kedua anak itu juga akan memiliki status yang layak di masa depan,” jelasnya.
“Kamu! Sepertinya sifat aslimu mulai terlihat. Jadi kenapa harus berpura-pura ramah?”
Sepertinya Meng Lusi harus menjaga jarak dengan pria ini di masa depan. Pikirannya terlalu tidak jujur bahkan berani melibatkan topik anak-anaknya.
Shin Kaichen ingin tersedak sesuatu. Dia hampir hilang kendali lagi. Emosinya memang sedikit buruk dan dia selalu mengatakan segala sesuatu yang harusnya menjadi miliknya. Ia hampir melupakan niat awalnya untuk dekat dengan mereka.
“Maaf, aku tidak bermaksud demikian. Aku hanya sedikit … tidak senang.”
Meng Lusi sungguh bisa mengerti emosi pria ini. Kadang ramah, bingung bahkan marah. Sekilas ia melihat rasa khawatir di matanya lalu tampak tidak berdaya. Kenapa ia merasa bahwa Shin Kaichen ini lebih mirip wanita. Terlalu banyak emosi bukan?
*
Sementara itu, Sunni yang sebelumnya membawa Yang Bai pergi, berhenti di dalam hutan. Melemparkan pria itu seperti membuang sampah, Sunni langsung mengikatnya dengan benang spiritual yang keluar dari ujung-ujung jarinya.
“Siluman jelek, katakan, bagaimana kamu tahu tentang mata air spiritual?” tanyanya penuh ancaman.
Yang Bai yang diikat kuat tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya mencoba menstabilkan kekuatannya yang sempat kacau. Menatap wanita cantik di depannya, ia sedikit tersipu. Tapi Yang Bai sama sekali tidak tertarik untuk menjalankan hubungan dengan binatang spiritual.
Pria itu tersenyum misterius. “Kenapa aku harus memberitahu mu? Bukankah normal jika aku tahu? Lagi pula, mata air spiritual adalah makanan bagi siluman seperti kami.”
“Makanan katamu? Siapa yang mengatakan jika mata air spiritual adalah makanan? Apakah kalian bodoh?”
Sunni sangat terkejut dengan perkataan Yang Bai. Ia tahu mata air spiritual memang memiliki efek yang bagus ketika diminum. Bukan hanya itu, tapi juga bisa membuat tubuh menjadi sehat dan lebih cantik. Tapi tidak memiliki efek untuk membuat siluman menjadi lebih kuat setelah menyerapnya. Kecuali ….
Di saat Sunni sedang berpikir benang spiritual yang mengikat Yang Bai menjadi lebih longgar. Saat Sunni sadar kembali, pria itu sudah tidak ada. Ia melihat seekor ular putih kecil menyelinap pergi dengan cepat.
“Kita akan bertemu lagi. Sampai jumpa!” Yang Bai melarikan diri.
Sunni menggertakkan gigi. “Ternyata siluman juga bekerja sama dengan klan penyihir! Hanya penyihir yang mampu mengubah fungsi mata air spiritual yang asli menjadi energi kultivasi.”
Jangan berharap klan penyihir atau siluman manapun bisa menyerap mata air spiritual di tubuh Meng Lusi. Selama dirinya, Sunni, masih hidup, tak ada yang bisa menyentuh tuannya!
“Tuan, kamu harus menjadi lebih kuat. Dengan begitu … mereka bukanlah apa-apa,” gumamnya.
Sunni rindu masa-masa dirinya kuat di masa lalu. Ruang mata air spiritual bukan sembarang artefak zaman kultivator, tapi juga senjata yang bisa menelan sebuah pulau. Sayangnya Meng Lusi terlalu lemah saat ini. Hanya dengan menyerap aura ungu di tubuh Shin Kaichen, ruang angkat ditingkatkan.
Tiba-tiba saja Sunni merasakan lonjakan energi yang besar di tubuhnya. Ia terkejut dan segera memeriksa sumber energi tersebut.
“Ini …” Sunni menebak jika energi yang sangat kuat itu berasal dari aura ungu di tubuh Shin Kaichen.
Mungkinkah Meng Lusi berhasil melakukan sentuhan kulit ke kulit lebih lama dengan pria itu?”
asli keren novelnya, meskipun harus nungguin lama, tapi syukurnya author bertanggung jawab nyelesain ceritanya...terimakasih author Risa Jey
Happy New Year 2025