Jiao Lizhi, 25 tahun, seorang agen profesional di abad ke-21, tewas tragis saat menjalankan misi rahasia. Yatim piatu sejak kecil, hidupnya dihabiskan untuk bekerja tanpa pernah merasakan kebahagiaan.
Namun tak disangka, ia terbangun di dunia asing Dinasti Lanyue, sebagai putri Perdana Menteri yang kaya raya namun dianggap “tidak waras.” Bersama sebuah sistem gosip aneh yang menjanjikan hadiah. Lizhi justru ingin hidup santai dan bermalas-malasan.
Sayangnya, suara hatinya bersama sistem, dapat didengar semua orang! Dari keluhan kecil hingga komentar polosnya, semua menjadi kebenaran istana. Tanpa sadar, gadis yang hanya ingin makan melon dan tidur siang itu berubah menjadi pejabat istana paling berpengaruh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Yang Terjadi
Semua orang juga mendengarkan dengan penuh seksama, dimana tambang itu berada.
[Tambang emas itu berada di wilayah barat, tersembunyi di balik lembah kecil. Ada gerbang rahasia di bawah gudang persediaan. Semua catatan transaksi ia simpan di ruang bawah tanah, tepat di bawah tempat tidurnya yang berlapis emas.]
Jiao Lizhi terkekeh dalam hati. “Hahaha, dasar tamak! Aku bisa tidur di atas tumpukan emas miliknya nanti.”
[Bukankah kau sama saja, Tuan Rumah?]
Semua orang menganggap ucapan teman tak kasat mata Jiao Lizhi memang benar, dan sependapat.
“Tentu saja tidak, bagaimana itu bisa dibandingkan?”
Gugu tidak melanjutkan percakapan itu, Gugu bahkan mengeluarkan laporan lain.
[Tuan Rumah, kau ingin tahu gosip panas saat ini?]
“Gosip apa lagi? Mentri He saja belum kita kuliti semua rahasia nya, ada lagi?”
Kaisar, Putra mahkota, dan para menteri saling mengangguk dalam diam.
[Tentu saja ini masih seputar Mentri He ini.]
“Oh?? Katakan!”
[Saat ini, istri Menteri He sedang bermain dengan adik iparnya di kediaman mereka.]
Jiao Lizhi hampir tertawa terbahak jika ia masih mengingat mereka masih di dalam suasana sidang bersama kaisar. “Hahaha! Kepala Menteri itu pasti sudah sangat hijau sekarang! Bukan zamrud lagi, tapi ladang rumput luas!”
Kaisar menatap Menteri He dengan iba. “Ckck… sungguh mengagumkan keluarga mu,” ucapnya datar tapi penuh sindiran.
Wajah Menteri He kini bukan hanya pucat, tapi juga kehijauan dan kehitaman bergantian. Ia benar-benar tampak seperti manusia yang kehilangan jiwa.
Sementara itu, sistem Gugu masih dengan tenangnya mengeluarkan gosip terkini.
[Tambang emas itu ternyata digunakan untuk membiayai pasukan kerajaan asing. Tujuannya, menggulingkan Kaisar.]
“APA?!” Lizhi membelalak.
“Dia ingin memberontak?! Gila! Ini lebih parah dari tidur di atas emas! Ini adalah pengkhianatan!”
Kaisar yang mendengar itu terlihat urat-urat di lehernya menonjol karena amarah.
Putra Mahkota segera menatap ayahnya khawatir, sementara seluruh pejabat menunduk ketakutan.
Mentri He kakinya sudah gemetar, hingga ia tak mampu menopang kaki nya. Titik akupuntur yang tadi ia rasakan, sudah mulai melemah, dan akhirnya ia merosot ke bawah.
Gugu masih tenang melanjutkan gosipnya, [Benar, Tuan Rumah. Raja dari kerajaan itu akan mengambil anak perempuan Menteri He sebagai Ratunya. Jika kerajaan ini jatuh, maka Menteri He akan diangkat menjadi penguasa menggantikan kaisar saat ini.]
Jiao Lizhi menepuk dadanya sendiri, terkejut tapi juga kagum. “Wooow… sungguh nekat! Tapi... kasihan juga sih, meskipun ia tidak tahu bahwa anak perempuan bukan anak kandungnya, tapi ia juga dapat keuntungan jika bisa menggantikan kaisar saat ini.”
“BRAK!!”
Kaisar menggebrak meja. “DASAR BAJINGAN!!”
Seluruh aula langsung bersujud. Suara napas bahkan terdengar jelas di udara. Jiao Lizhi yang masih dalam keadaan berdiri, segera diseret paksa oleh Jiao Wenqing untuk ikut bersujud.
“Tenanglah, Yang Mulia!” ucap seluruh para pejabat bersamaan.
Jiao Lizhi menoleh ke kiri dan kanan, bingung. “Eh? Apa yang terjadi? Kenapa semua orang bersujud begini? Apakah seseorang membuat marah kaisar bodoh, ini lagi?”
Menteri Jiao Wenqing langsung pucat pasi. “Selesai sudah… keluargaku akan tamat. Dia menyebut kaisar bodoh lagi!”
Kaisar memanggil para pengawal dengan mata berapi. “Seseorang! Seret Menteri Urusan Luar Negeri! Selidiki seluruh harta bendanya!”
Dua pengawal segera menyeret Mentri He keluar, wajahnya penuh putus asa.
Kaisar menghela napas berat. “Putra Mahkota, Jendral Song, Mentri Kehakiman ikut aku ke ruang kerjaku.”
“Baik, yang mulia.” ucap mereka bertiga bersamaan.
“Sidang dibubarkan.” ucap Kaisar sambil mendengus dan mengebas salah satu tangannya.
“Yang mulia,,, yang mulia,,, hamba tidak bersalah. Yang mulia.....” teriak Mentri He ketika diseret oleh prajurit tadi.
Begitu mendengar Kaisar membubarkan sidang, wajah Jiao Lizhi langsung berseri-seri. Ia bahkan hampir bersorak gembira, seolah baru saja memenangkan perang besar, padahal ia sama sekali tidak tahu kenapa Menteri Urusan Luar Negeri diseret keluar oleh para pengawal istana.
“Mungkin saja dia salah bicara saat sidang tadi,” gumamnya dalam hati sambil menguap lebar. “Yang penting sidangnya selesai, dan aku bisa melanjutkan tidur...”
Tanpa menunggu siapa pun, Jiao Lizhi langsung berdiri. Gerakannya cepat, ringan, dan benar-benar tidak sesuai dengan suasana tegang yang baru saja terjadi. Para pejabat lain masih berlutut, tapi ia sudah melangkah ceria menuju pintu keluar aula, rok panjangnya berkibar lembut tertiup angin.
“Huaaah~ Akhirnya bebas juga. Istana ini membuat punggungku pegal,” keluhnya sambil melangkah menuruni anak tangga istana yang megah.
Jiao Wenqing, sang ayah, hanya bisa memijat pelipisnya dengan wajah lelah. Ia menatap punggung putrinya yang semakin menjauh, lalu menghela napas berat.
“Anakku... aku tidak tahu apakah jabatanmu ini berkah atau bencana bagi keluarga Jiao,” gumamnya lirih.
Di satu sisi, Jiao Lizhi memang sangat berguna. Dengan kemampuan anehnya, ia bisa mengorek semua rahasia kotor para pejabat tanpa disadari. Tapi di sisi lain… setiap kali ia membuka mulut, atau bahkan berpikir, keluarga Jiao seolah berada di pinggir jurang maut.
Menteri Lu, yang berdiri di sebelahnya, menepuk pelan bahu Jiao Wenqing dengan ekspresi simpati. “Putri mu sangat hebat, aku jadi yakin jabatan ini diberikan oleh yang mulia kaisar telah tepat!”
Mentri Jiao mendesah panjang, ia yakin para pejabat ini mendengar suara sang anak perempuan nya, Jiao Lizhi. Entah apa yang akan di pikirkan oleh keluarga besar nya nanti jika sudah sampai di kediaman.
Sementara itu, Jiao Lizhi sudah melompat ringan menuruni tangga terakhir, menuju keretanya yang menunggu di depan gerbang istana.
Begitu tubuhnya menyentuh kursi kereta, ia langsung menutup matanya rapat-rapat, melanjutkan tidur pagi nya yang sempat terusik, menurutnya.
Jiao Wenqing yang baru sampai di kereta, segera naik dan mendapati sang putri telah tertidur. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya yang terasa berat.
Kereta mulai bergerak perlahan meninggalkan halaman istana.
Beberapa saat kemudian, kereta telah berhenti perlahan di depan gerbang besar kediaman keluarga Jiao. Embun pagi masih menempel di dedaunan, sementara pelayan-pelayan yang berjaga buru-buru membungkuk menyambut tuan mereka pulang dari istana.
Tuan Jiao, Jiao Wenqing, turun lebih dulu sambil menghela napas panjang. Wajahnya terlihat letih dan terlihat agak pasrah.
Dari halaman depan, sudah menunggu Nyonya Zhao dan putra mereka, Jiao Fei. Nyonya Zhao langsung menghampiri dengan langkah tergesa.
“Bagaimana, bagaimana? Sidangnya berjalan lancar? Dimana A Zhi?”
Tuan Jiao memijat pelipisnya pelan. “Tanya lah satu-satu, istriku. A Zhi, masih di kereta, sedang tidur.”
Nyonya Zhao melongo. “Tidur?!”
“Em,” Jawab Jiao Wenqing sambil menganggukkan kepalanya.
“Apa yang terjadi?”
Tuan Jiao mendesah, bahunya turun lesu. “Jangan tanya apa yang terjadi di istana, aku bahkan masih berusaha memastikan nyawaku masih utuh.”
Nyonya Zhao, Jiao Fei saling berpandangan, “...”
lanjut up tiap hari thor 1 bab aja jika bisa ya lebih💪💪💪💪💪💪