Simpanan Bos Berondong

Hari kedua, Latina mengunjungi pusat kecantikan untuk merawat diri. Tentu saja salon mahal menjadi tujuannya. Perawatan dari wajah sampai ujung kaki ia lakukan, dan Dean yang membayar. Ternyata punya banyak uang itu sangat menyenangkan. Tapi, belum tentu uang itu membawa kebahagian. Latina melakukan ini, tetapi hatinya merasa tidak senang. Kesedihan jelas terpancar di wajah cantiknya.

Setelah menghabiskan waktu seharian di pusat kecantikan. Latina pergi mengunjungi butik. Gaun yang ia taksir, semua dibeli. Jangan tanya soal harga karena kartu yang digesek, tidak akan habis nominalnya.

"Harusnya aku beli mobil juga. Tapi ini sudah malam." Latina melakukan kesalahan. Jika ada mobil, maka akan lebih mudah pergi ke mana pun. Termasuk membawa belanjaannya yang super banyak. Ada 10 paper bag, masing-masing lima di tangan kiri dan kanan.

"Perlu dibantu, Nona."

Latina menoleh ke belakang. "Oh, Tuhan!" Ia mundur beberapa langkah, dan barang belanjaan lolos dari tangannya. "Dean!"

"Ya, ini aku. Tanganmu sampai tidak bisa membawa barang belanjaan ini."

"Bukannya kau pulang besok?"

Dean mendengkus. "Jelas aku harus mempercepat pekerjaanku karena penasaran. Rupanya kau sangat senang menghamburkan uangku."

"Kau yang bilang boleh memakai uangmu sesuka hati." Latina tergagap mengatakannya.

"Ayo, masuk! Kau harus membayarnya."

"Apa?"

Dean memungut belanjaan itu, lalu membawanya menuju mobil yang diikuti oleh Latina. Sayang sekali. Andai Dean datang besok, pasti Latina akan membeli mobil.

Baru kali ini Dean mendapati simpanan seperti Latina. Biasanya wanita hanya akan membeli barang-barang pribadi yang mewah. Atau menyewa apartemen. Lain hal dengan Latina. Wanita ini malah membeli rumah. Lama-lama Dean bisa bangkrut dibuatnya. Berapa banyak tagihan yang harus ia keluarkan. Dalam dua hari saja, hutangnya menumpuk.

"Apa yang kau beli?" Dean memeriksa belanjaan Latina ketika mereka telah tiba di apartemen. Satu per satu belanjaan itu di keluarkan dari tas, tetapi Dean sama sekali tidak menemukan benda yang ia suka. "Apa ini?"

"Ya, itu gaun. Aku membeli untuk pesta, acara makan malam, dan berpergian."

"Maksudku, kau tidak membeli pakaian yang kusuka?"

"Aku tidak tahu setelan menurut seleramu."

"Bukan bajuku. Kau tidak membeli gaun malam? Kau tahu, aku suka melihatmu memakai pakaian seperti itu," ucap Dean.

"Buat apa membeli pakaian seperti itu? Pada akhirnya, kau akan melucuti semua pakaian yang kukenakan."

"Kau itu tidak pandai menggoda, ya? Pantas saja Jason tidak tertarik padamu. Kau sadar diri kenapa suamimu itu lebih memilih simpanannya. Belajarlah menjadi sedikit lebih nakal."

Jelas Latina tersinggung atas ucapan Dean. Harusnya pemuda ini tidak membahas hal yang bukan menyangkut dirinya. Tapi Dean, malah mengatakan hal yang membuat Latina sakit hati.

"Aku akan mencobanya."

Hanya itu yang bisa Latina katakan. Ia meletakkan tasnya begitu saja di atas sofa, lalu melangkah masuk kamar. Latina langsung membersihkan diri karena Dean sudah datang, maka ia akan melayani pria itu dulu.

Ketika Latina keluar dari kamar mandi, Dean sudah berada di kamar, dan hanya memakai handuk di pinggang. Ia memutar tubuh untuk dapat menghadap wanitanya.

"Aku bicara keterlaluan padamu."

"Yang kau katakan memang benar," sahut Latina.

Dean berjalan mendekat. Ia mengulurkan tangan untuk dapat mengusap lembut pipi wanitanya.

"Aku akan mengajarimu. Kau ingin merebut hati suamimu, kan?"

Latina tidak menjawabnya karena ucapan Dean sama sekali tidak membuatnya berminat. Terlebih menggoda Jason. Dulu mungkin saja, tetapi sekarang, impian itu ia lupakan.

TBC