Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Selina sangat kesal pada Damian. Sudah tahu diri nya buta dan tidak bisa melihat. Bagaimana mungkin Selina bisa tahu dimana Damian saat itu.
Jadilah Selina membelakangi Damian saat ia berbicara. Pantas saja Damian sampai mengatakan hal itu untuk Selina.
Setelah membawa Selina pergi, Damian membiarkan kawanan itu untuk bersenang-senang dengan wanita tersebut. Damian tidak memiliki urusan dengan mereka.
Asalkan Selina selamat dan tidak apa-apa, maka ia pun langsung berlalu pergi begitu saja.
"Tuan, apa kita tidak ke rumah sakit untuk mengobati luka anda?"
"Tidak perlu, Ameng. Luka kecil seperti ini, tidak akan memiliki pengaruh apapun terhadap ku." ucap Damian sambil melihat ke arah Selina.
Yang di lihat hanya diam saja dan tidak peduli. Damian gemas dan mencoba untuk memegang tangan Selina.
Tangan Selina lalu di letakkan di atas luka-luka nya yang masih meneteskan sedikit darah.
"Apa ini?"
"Ini darah ku, Selina."
"Aku bukan vampir penghisap darah, Tuan Damian. Untuk apa anda menyuruh ku menyentuh darah anda."
"Aku hanya ingin kau tahu. Kalau aku seperti ini karena melindungi,,,"
"Terima kasih, Tuan Damian."
"Hey, aku belum selesai bicara."
Selina kemudian bungkam dan tidak menjawab perkataan Damian lagi. Damian sampai bingung harus melakukan apa.
Istri nya ini benar-benar membuat nya kehabisan kata-kata. Selina bahkan duduk tenang di dalam mobil tanpa merasa bersalah.
Ameng yang melihat Tuan nya tidak nyaman, langsung memberi ide.
"Tuan bagaimana kalau kita ke rumah sakit dan memeriksa mata Nyonya Selina."
"Wah, kau benar Ameng. Bagaimana Selina, kamu mau?"
"Terserah Tuan Damian saja. Saya akan menurut."
"Baiklah. Ameng, kita kerumah sakit ku."
"Siap, Tuan Damian."
Jantung Selina berdegup kencang saat tahu ia akan di bawa ke rumah sakit. Ia berharap, mata nya bisa segera sembuh.
Mereka tiba tidak lama kemudian. Damian memegang tangan istri nya supaya ia tidak terjatuh.
Ameng berada di depan dan memimpin jalan. Adapun rumah sakit itu adalah, rumah sakit Damian yang di warisi turun temurun dari sang kakek.
Rumah Sakit Naga Kembar. Begitu lah nama Rumah Sakit tersebut. Biasa nya, ada dua tipe pasien yang datang ke sana.
Pasien Besar dan Pasien kecil. Mereka sama-sama memiliki akses tersendiri. Pasien Besar merupakan pasien dari organisasi milik Damian.
Biasa nya pasien besar adalah orang-orang yang terluka akibat mengahadapi musuh. Sedangkan pasien kecil, merupakan pasien biasa yang merupakan pasien dari kalangan rakyat.
"Silahkan masuk, Tuan Damian. Apa ada yang bisa saya bantu?"
"Tolong sembuhkan mata wanita ini?"
"Ada hubungan apa anda dengan wanita ini?"
Brak .
"Banyak tanya kau ya! Aku suruh sembuhkan ya sembuhkan. Kenapa masih banyak nanya. Sia-lan!"
"Maafkan saya Tuan Damian."
"Jika kau tidak mau kerja, silahkan pilih jalur mu sendiri."
"Ampuni saya, Tuan Damian. Saya tidak berani. Jangan pecat saya."
"Baiklah. Cepat periksa!"
Dokter itu pun memeriksa Selina. Ia pun bingung dengan apa yang ia lihat saat ini. Berkali-kali ia melihat, tidak ada yang salah dengan mata Selina.
"Maaf Tuan Damian. Tapi, tidak ada yang salah dengan mata Selina."
"Apa? Bagaimana mungkin? Aku bahkan tidak bisa melihat apapun. Mata ku benar-benar sangat gelap." Ucap Selina yang terkejut saat mendengar kan apa penjelasan dokter .
"Jangan salah bicara kau dokter. Kau akan tahu akibat nya jika salah bicara."
"Aku tidak berani. Silahkan coba periksa ke dokter yang lain. Dan saya yakin akan begitu juga penilaiannya."
Selina menjadi bingung. Bagaimana mungkin mata nya tidak apa-apa. Sedangkan saat ini, ia bahkan tidak bisa melihat.
Selina pun langsung keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan Damian. Ia berjalan tak tentu arah dan menabrak orang-orang yang ada di rumah sakit itu.
Selina yang selama ini mencoba untuk menjadi kuat, tiba-tiba saja begitu rapuh saat tahu apa yang menimpa diri nya.
Bug,,
"Maafkan saya. Saya tidak sengaja." Ucap Selina sambil berdiri perlahan.
"Oh ya. Apa kau benar-benar tidak sengaja?"
"Visia. Kau kah itu?"
"Wah, kau wanita buta yang pintar. Kau bahkan masih mengingat nama ku, Selina."
"Kau apakan mata ku, Visia." Ucap Selina sambil meraba-raba udara. Ia sedang mencari dimana Visia dan ingin memberi nya pelajaran.
"Kau ingin mencari ku? Aku di sini, Selina. Aku bahkan datang bersama dengan Papa mu."
Selina terdiam. Ia tidak melakukan apa-apa lagi ketika mendengar nama Papa nya disebut.
"Papa ku? Anda salah orang, Visia. Aku tidak memiliki Papa. mungkin yang kau maksud saat ini adalah Pria yang telah mencuri harta Mama ku dan juga membunuh nya."
"Anak ku-rang ajar!"
Plak .
Wira menam-par wajah Selina. Dari kejauhan Damian dan Ameng ingin menghampiri. Namun, Ameng melarang Damian.
"Jangan macam-macam kau, Ameng. Lihat lah Selina ku. Dia di perlakukan tak baik."
"Biarkan dulu. Kita lihat mau sampai kapan mereka akan melakukan kekerasan pada nya. Tuan harus tahu kelemahan Pria itu terlebih dahulu sebelum menghancurkan nya."
"Baiklah. Tapi, kalau Selina kenapa-kenapa. Awas saja kau. Singa di kandang ku pasti sangat senang memakan mu."
Sementara itu, Selina saat ini tidak melakukan apapun. Ia diam dan menerima semua hinaan yang diberikan oleh Papa kandung nya sendiri.
"Siapa anda berani menamparku? Anda tidak berhak, Tuan."
"Berani kau berkata seperti itu pada Orang tua mu, Selina?"
"Orang tua ku sudah mati. Jadi, siapa kalian ini yang mengaku orang tua ku. Apa mentang-mentang mata ku buta, terus kalian mau mencoba untuk membohongi ku?"
Suara Selina terdengar kemana-mana. Bahkan saat ini, mereka bertiga menjadi tontonan orang banyak.
"Dasar anak tak tahu di untung!"
"Cukup! Jangan memukul ku lagi. Setelah membunuh Mama ku. Dan membuat mata ku buta, anda juga telah mengambil wanita ini untuk anda jadikan istri. Lalu, apa anda ingin membunuh ku juga? Supaya seluruh harta Mama ku anda dan wanita ini kuasai?"
Selina benar-benar menghabiskan kekuatan nya untuk mengatakan itu. Ia memang buta. Tapi, ia tidak bisu. Salah mereka juga yang tidak memo-tong lidah nya saat itu.
"Selina, awas saja kau! Tunggu pembalasanku."
"Dengan senang hati, Tuan Wira."
Papa nya Selina dan wanita penyihir itu akhirnya pergi juga. Mereka tidak bisa berlama-lama karena saat ini, semua mata memandang ke arah mereka.
Selina pun akhirnya sendirian. Tanpa ia tahu jika sejak tadi Damian melihat nya.
"Selina, kau memang pantas menjadi istri ku!"
awas Damian muali sekarang pengawalan Selina harus lebih Keta karna dia akan menjadi target musuh mu
pasti kaget dong tuh bokapna Selina sukurin jadi bokap ko jahat bgt,
koplak2 jan2 ngakak di akhir.. kuuuapok mu kapn damian
supaya harum mewangi sepanjag hari
dan damian akan menjadikan mu wanita kuat.. ayo kk thor
masuk kk rhor