NOT Second Lead

NOT Second Lead

BLURB

Kembali menginjakkan kaki di ibu kota membuat perasaan Rihana berdebar ngga nyaman.

Dulu sekali waktu dia berumur lima tahun, dia pernah ke sini bersama mamanya. Dan mama menunjukkan dua buah rumah mewah nan megah.

Kata mamanya yang satu rumah kakek neneknya, yang satu lagi rumah papanya.

Tapi karena hanya sekali saja mereka mengunjunginya, Rihana kecil sudah lupa. Apalagi ibu kota berkembang dengan sangat pesat.

Setelah pulang dari Jakarta, setahun kemudian mamanya sering sakit sakitan. Dan akhirnya mamanya pun berpulang tanpa dia mengerti kenapa dia dan mamanya berakhir di sebuah panti dengan ibu pengasuh yang sangat baik pada mereka

Tidak punya kakek, nenek, om, tante bahkan laki laki yang dipanggil papa dalam hidupnya.

Rumah mewah dan megah yang mereka datangi sudah lama kosong. Penghuninya hanya sesekali pulang, itu kata satpam yang menjaga rumah itu.

Sedangkan rumah yang satu lagi dia datangi, malah membuat mamanya menangis. Kemudian mengajaknya pergi

Saat itu Rihana mencondongkan wajahnya ikut melihat apa yang mamanya lihat di balik kaca jendela taksi.

Sepasang laki laki dan perempuan yang sedang menggendong seorang anak perempuan kecil yang sangat cantik, sedang keluar dari mobilnya dan akan menghampiri penjual arum manis yang sangat besar. Bahkan baru kali ini Rihana melihat arum manis sebesar itu.

Rihana juga ingin membelinya, tapi ngga jadi karena melihat air mata yang bergulir di pipi mamanya.

"Mama kenapa?" tanya Rihana heran dan ikut sedih juga. Entah mengapa, dia juga dapat merasakan kesedihan mamanya saat itu.

"Jalan pak," kata mamanya pada supir taksi sambil memeluknya dengan dada berguncang.

Rihana sempat melihat laki laki itu melihat ke arah taksi mereka yang pergi meninggalkannya.

Mamanya pergi tanpa penjelasan apa apa. Hanya saja mamanya berpesan agar hidup dengan baik setelah dirinya pergi.

Rihana pun diasuh dengan penuh kasih sayang oleh ibu panti. Kesedihannya berkurang karenaa tempat tinggalnya yang rame oleh anak anak panti yang seusianya waktu itu. Tapi satu persatu mereka pergi dijadikan anak asuh.

Bukan ngga ada yang mau mengangkat Rihana menjadi anak asuh, tapi ibu panti selalu menolak jika ada yang tertarik padanya. Karena amanat mamanya agar ibu panti yang selalu menjaganya.

Kini kondisi keuangan panti sedang sulit. Untungnya setelah lulus, Rihana keterima bekerja di sebuah perusahaan konstruksi besar yang ada di ibu kota. Ibu panti terpaksa melepasnya. Kepergian Rihana pun untuk membantu meringankan keuangan ibu panti.

Ibu pantinya sekarang sudah hampir lima puluh lima tahun. Biasanya beliau sanggup menghidupi panti tanpa bantuan donatur. Beliau memiliki usaha konveksi yang lumayan besar. Hanya saja musibah menimpa usaha konveksi mereka yang mengalami kebakaran hebat akibat konsleting listrik dari tempat usaha di sebelahnya.

Ganti rugi yang ngga seberapa membuat keadaan keuangan panti cukup terganggu. Ibu panti pun terpaksa menjual rumah dan memboyong Rihana dan lima anak panti yang masih SD ke tempat yang baru. Mereka meninggalkan kota yang sudah meninggalkan banyak jejak kenangan untuk Rihana. Kenangan mamanya dan juga Alexander, laki laki yang disukainya saat SMA.

Rihana tau mereka ngga bisa hanya mengandalkan hidup dari penjualan rumah dan bantuan ala kadarnya dari pemerintah setempat sebagai ganti rugi kebakaran usaha konveksi itu.

Karena itulah, Rihana memaksa agar ibu panti mengijinkannya pergi setelah ada panggilan kerja dari perusahaan yang sudah multi nasional. Gaji yang ditawarkan untuk freshgraduate sepertinya pun sudah menyentuh angka dua digit. Dia bisa mengirimkan buat ibu panti untuk membantunya dalam hal keuangan. Terutama untuk pendidikan adik adiknya.

Akhirnya dengan terpaksa ibu panti pun melepasnya pergi. Tentu saja dengan penuh air mata. Begitu juga adik adik kecilnya.

Rihana menatap kembali kamar kos yang sudah dibereskannya Berada dalam sebuah gang, jadi harganya ngga terlalu mahal. Dia pun bisa mengandalkan ojol untuk pergi dan pulang dari kantor. Nantinya setelah beberapa bulan bekerja, Rihana akan membeli motor.

Kamar berukuran tiga kali tiga dengan empat kamar mandi berada di luar. Hanya ada sepuluh kamar. Rihana beruntung jadi pemilik yang terakhir dan berada di lantai dua. Kamar kostnya hanya menerima anak kos perempuan saja.

Rihana ngga mau memilih kos campur walau ada yang harganya lebih murah dan tidak masuk gang . Dia takut. Baginya keselamatannya lebih utama. Dan Rihana lebih bahagia jika berada dalam satu kumpulan dengan satu gendernya. Apalagi kata ibu kostnya, yang mendiami kostnya selain pekerja seperti dirinya juga mahasiswi. Tentu dia ngga akan sulit menyesuaikan diri.

Tadi pun Rihana sempat berbasi basi dengan salah satu anak kost. Kelihatannya mahasiswi. Karena jam kedatangannya adalah jam bagi pekerja kantoran, jadi keadaan kos cukup sepi. Mahasiswi tadi juga berpapasan dengannya ketika dia akan pergi kuliah, mungkin.

Tentang Alexander. Laki laki tampan yang ngga banyak bicara tapi selalu menatapnya dalam diam.

Hanya sesekali mereka mengobrol, itu pun sangat singkat karena jantung Rihana selalu berdebar debar jika berada di dekatnya. Tubuh tinggi tegapnya, harum parfumnya dan wajah tampannya. Sangat menghipnotisnya.

Selama tiga tahun sekelas ngga membuat hubungan mereka spesial. Tetap seperti itu saja. Rihana pun cukup insecure dengan perempuan yang naksir maupun disandingkan dengan laki laki pujaannya.

Rihana sebenarnya juga bukan ngga punya kelebihan apa apa. Kata teman temannya dia cukup cantik dan manis. Juga pintar. Rihana tau ada beberapa teman cowo dan kakak kelasnya yang menaruh perhatian padanya. Tapi Rihana selalu menghindar jika ada yang mulai menjurus ke arah sana.

Rihana masih tau diri. Rihana masih malu mengatakan pada mereka kalo dia ngga punya papa, walaupun nama papanya tercantum di dalam raport dan akte kelahirannya. Dewan Iskandardinata.

Tapi sosok itu ngga pernah menemuinya hingga kini. Dia pun ngga mengenalnya. Teman temannya juga tau kalo dia tinggal di panti asuhan dan mamanya menjadi salah satu pengurus di sana. Saat mereka menanyakan kemana papanya, Rihana ngga pernah bisa menjawab. Juga jika mereka bertanya tentang kakek neneknya. Rihana selalu bungkam. Sampai akhirnya mereka ngga pernah bertanya lagi.

Pernah Rihana bertanya oada mamanya, tapi mamanya hanya menangis. Dan Rihana ngga pernah menanyakannya lagi. Dia pun sudah cukup bahagia hidup bersama mama, ibu panti dan anak anak panti yang selalu datang dan pergi.

Jika papa dan kakek, nenek bahkan om dan tantenya tidak mempedulikan keadaannya dan mamanya, buat apa dia memikirkanya lebih jauh. Rihana sudah cukup pusing dengan pelajaran pelajaran di sekolahnya.

Hingga malam perpisahan saat kelulusan mereka di kelas tiga SMA tiba. Mereka merayakanya di hotel bintang lima yang ternyata milik keluarga Alexander Monoarfa.

Pesta perpisahan itu juga sekaligus pesta perpisahan Alexander dengannya dan teman temannya. Karena keluarga mereka akan pindah ke Inggris. Alexander pun akan kuliah di salah satu kampus paling bergengsi dengan biaya jutaan dolar di sana.

Saat itulah Rihana bagai dihenpaskan. Dia baru sadar jurang yang menganga diantara mereka. Rasanya sakit ngga berdarah.

Alexander pun pergi begitu saja. Tapi kata katanya waktu merek kelas satu masih segar dalam ingatan Rihana.

Kamu pernah bilang, kenapa aku ngga mau sama kamu?

Kamu aja yang ngga tau, aku mau banget sama kamu. Tapi kamu terlalu tinggi untuk aku raih

Terpopuler

Comments

ernaningsih mahdi

ernaningsih mahdi

nyimak dulu thor baru mulai baca

2024-10-23

1

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

nyimak dulu ceritanya thor

2024-10-08

1

Anonymous

Anonymous

k

2024-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 BLURB
2 Nama yang Nyata
3 Sakit di hati
4 Puzzle yang hilang
5 Bertemu lagi dengan 'papa'
6 Melihat Alexander Monoarfa
7 Keraguan Alexander
8 Ngga bisa menghindar
9 Takut ditolak
10 Jati diri Rihana
11 Ancaman mami
12 Ingatan Dewan Iskandardinata
13 Dilamar
14 Dosa yang menyiksa
15 De ja vu
16 Bertemu Kakek dan Nenek
17 Membuat Panik
18 Membagi sedikit beban
19 Mengantar Rihana
20 Rekaman CCTV
21 Membandingkan
22 Kecewa
23 Perasaan Bersalah yang amat sangat
24 Hati Alexander
25 Hari yang Berat
26 Berusaha Lagi
27 Terbuka dengan Jelas
28 Alexander yang keras kepala
29 Waktu yang dibutuhkan Aurora
30 Pulang
31 Membuktikan
32 Alexander dan Rihana?
33 Efek Tindakan Alexander
34 Dipindahkan?
35 Berusaha Bertahan
36 DNA yang sama
37 Semakin terbuka
38 Menuju Pengakuan
39 Pasangan yang Manis
40 Trust Me
41 Di kamar mama
42 Kumpul sepupu
43 Ditunggu Pacar
44 Meeting bersama si kembar
45 Terang terangan
46 Gagal
47 Cerita Oma Opa yang lain
48 Permintaan Seorang Ayah
49 Berani Membalas
50 Niat Dating
51 Rencana Dating yang mengganggu
52 Keinginan Aurora
53 Berhasil?
54 Khawatir
55 Kenyataan yang baru Dewan ketahui
56 Kenyataan yang sangat menyedihkan
57 Terguncang
58 Kenyataan yang satu persatu terbuka
59 Semakin jelas
60 Direstui
61 Celanya Bidadari
62 Isi hati Rihana
63 Rasa Bersalah dan Kecewa
64 Ortu Alexander yang sudah tau
65 Ke gap
66 Draft
67 Keberpihakkan
68 Emosi
69 Yang selama ini dirahasiakan
70 Dijodohkan
71 Perdebatan
72 Emosi
73 Amcaman Aurora
74 Jadi Lebay
75 Menyesakkan
76 Terpukul
77 Berbagi cerita sedih
78 Surat Dilara
79 Menemani Aurora
80 Flashback kepergian Aurora saat jam makan siang kemarin
81 Berita Duka
82 Penyelidikan Xavi
83 Kemarahan Papa Alexander
84 Analisa
85 Memghilangkan bukti
86 Membantu Aurora
87 Mulai tampak jelas
88 Rapat Keluarga
89 Perkataan jujur Alexander
90 Kepergian yang mengundang tanya
91 Rekaman CCTV
92 Kesedihan yang sama
93 Herdin dan Puspa
94 Move on
95 Mulai Nyaman
96 Keluarga Alexander
97 Berita yang Viral
98 Konferensi Pers
99 Alexander yang mengagumkan
100 Kegilaan Irena
101 Mesranya Alexander
102 Tiga Lusin Lingerie
103 Percaya
104 Viral lagi
105 Ngga Peduli
106 Hamil juga
107 Melepas Rindu
108 Gagal lagi?
109 Ngga Tenang
110 Galau
111 Gagal Move on.
112 Jadi Fitting
113 The last chance
114 Herdin dan Puspa
115 Perhatian Rihana
116 DOR
117 DOR part 2
118 Kesadaran yang terlambat
119 Patah hati?
120 Keputusan Daiva
121 Kalandra dan Adriana
122 Kalandra dan Adriana part 2
123 Nayara dan Ansel
124 Akhirnya Nikah
125 Pasangan lainnya
126 Polemik Cinta
127 Bulan madu, patah hati dan marah
128 Episode Kalandra
129 Masih Kalandra(dijodohkan)
130 Kalandra-Adriana (sesak)
131 Honeymoon
132 Gara gara lift (Kalandra-Adriana)
133 Undangan?
134 Kena prank
135 Cemburu
136 Sudah ketahuan? (Emra&Kiara)
137 Menyangkal (Emra dan Kiara)
138 Rencana tiga sepupu
139 Sudah Ketahuan
140 Kesalnya Adriana
141 Membantu Kalandra
142 Honeymoon
143 Fokus Emra
144 Kabar yang ditunggu
145 Emra-Kiara
146 Emra-Kiara dan keputusan Xavi
147 Zerina yang egois
148 Kebahagiaan keluarga Aurora
149 Menuntaskan Rindu
150 Berpisah?
151 Perasaan Nidya
152 Resah
153 Jodoh buat Kirania dan Nidya
154 Negoisasi
155 Terima?
156 Marahnya Mama Aiden
157 Tentang Xavi
158 Permintaan Zerina
159 Keputusan Xavi dan kisah manis Hazka-Kirania
160 Fathan ngga bisa jujur
161 Niat Fathan sudah bulat
162 Persiapan lamaran
163 Kumpul calon ipar
164 Cerita Emir
165 Terpesona
166 Masa lalu Daniel
167 Mengenang Nadine
168 Masih Flashback
169 Target Emir
170 Di bawa Emir terbang
171 Kencan Emir
172 Rahasia Player Daniel yang diketahui Emir
173 Cinta dan Rindu
174 Tanggung Jawab
175 Restu
176 Restu part 2
177 Rakyat jelata
178 Klarifikasi
179 Bukan teman
180 Memberikan pelajaran dan lamaran Xavi
181 Flashback dua hari yang lalu.
182 Paper Bag
183 Terbongkar
184 Pernyataan Cinta Emir
185 Sidang Emir
186 Tamat
187 Pengumuman
188 pengumuman cerita baru
Episodes

Updated 188 Episodes

1
BLURB
2
Nama yang Nyata
3
Sakit di hati
4
Puzzle yang hilang
5
Bertemu lagi dengan 'papa'
6
Melihat Alexander Monoarfa
7
Keraguan Alexander
8
Ngga bisa menghindar
9
Takut ditolak
10
Jati diri Rihana
11
Ancaman mami
12
Ingatan Dewan Iskandardinata
13
Dilamar
14
Dosa yang menyiksa
15
De ja vu
16
Bertemu Kakek dan Nenek
17
Membuat Panik
18
Membagi sedikit beban
19
Mengantar Rihana
20
Rekaman CCTV
21
Membandingkan
22
Kecewa
23
Perasaan Bersalah yang amat sangat
24
Hati Alexander
25
Hari yang Berat
26
Berusaha Lagi
27
Terbuka dengan Jelas
28
Alexander yang keras kepala
29
Waktu yang dibutuhkan Aurora
30
Pulang
31
Membuktikan
32
Alexander dan Rihana?
33
Efek Tindakan Alexander
34
Dipindahkan?
35
Berusaha Bertahan
36
DNA yang sama
37
Semakin terbuka
38
Menuju Pengakuan
39
Pasangan yang Manis
40
Trust Me
41
Di kamar mama
42
Kumpul sepupu
43
Ditunggu Pacar
44
Meeting bersama si kembar
45
Terang terangan
46
Gagal
47
Cerita Oma Opa yang lain
48
Permintaan Seorang Ayah
49
Berani Membalas
50
Niat Dating
51
Rencana Dating yang mengganggu
52
Keinginan Aurora
53
Berhasil?
54
Khawatir
55
Kenyataan yang baru Dewan ketahui
56
Kenyataan yang sangat menyedihkan
57
Terguncang
58
Kenyataan yang satu persatu terbuka
59
Semakin jelas
60
Direstui
61
Celanya Bidadari
62
Isi hati Rihana
63
Rasa Bersalah dan Kecewa
64
Ortu Alexander yang sudah tau
65
Ke gap
66
Draft
67
Keberpihakkan
68
Emosi
69
Yang selama ini dirahasiakan
70
Dijodohkan
71
Perdebatan
72
Emosi
73
Amcaman Aurora
74
Jadi Lebay
75
Menyesakkan
76
Terpukul
77
Berbagi cerita sedih
78
Surat Dilara
79
Menemani Aurora
80
Flashback kepergian Aurora saat jam makan siang kemarin
81
Berita Duka
82
Penyelidikan Xavi
83
Kemarahan Papa Alexander
84
Analisa
85
Memghilangkan bukti
86
Membantu Aurora
87
Mulai tampak jelas
88
Rapat Keluarga
89
Perkataan jujur Alexander
90
Kepergian yang mengundang tanya
91
Rekaman CCTV
92
Kesedihan yang sama
93
Herdin dan Puspa
94
Move on
95
Mulai Nyaman
96
Keluarga Alexander
97
Berita yang Viral
98
Konferensi Pers
99
Alexander yang mengagumkan
100
Kegilaan Irena
101
Mesranya Alexander
102
Tiga Lusin Lingerie
103
Percaya
104
Viral lagi
105
Ngga Peduli
106
Hamil juga
107
Melepas Rindu
108
Gagal lagi?
109
Ngga Tenang
110
Galau
111
Gagal Move on.
112
Jadi Fitting
113
The last chance
114
Herdin dan Puspa
115
Perhatian Rihana
116
DOR
117
DOR part 2
118
Kesadaran yang terlambat
119
Patah hati?
120
Keputusan Daiva
121
Kalandra dan Adriana
122
Kalandra dan Adriana part 2
123
Nayara dan Ansel
124
Akhirnya Nikah
125
Pasangan lainnya
126
Polemik Cinta
127
Bulan madu, patah hati dan marah
128
Episode Kalandra
129
Masih Kalandra(dijodohkan)
130
Kalandra-Adriana (sesak)
131
Honeymoon
132
Gara gara lift (Kalandra-Adriana)
133
Undangan?
134
Kena prank
135
Cemburu
136
Sudah ketahuan? (Emra&Kiara)
137
Menyangkal (Emra dan Kiara)
138
Rencana tiga sepupu
139
Sudah Ketahuan
140
Kesalnya Adriana
141
Membantu Kalandra
142
Honeymoon
143
Fokus Emra
144
Kabar yang ditunggu
145
Emra-Kiara
146
Emra-Kiara dan keputusan Xavi
147
Zerina yang egois
148
Kebahagiaan keluarga Aurora
149
Menuntaskan Rindu
150
Berpisah?
151
Perasaan Nidya
152
Resah
153
Jodoh buat Kirania dan Nidya
154
Negoisasi
155
Terima?
156
Marahnya Mama Aiden
157
Tentang Xavi
158
Permintaan Zerina
159
Keputusan Xavi dan kisah manis Hazka-Kirania
160
Fathan ngga bisa jujur
161
Niat Fathan sudah bulat
162
Persiapan lamaran
163
Kumpul calon ipar
164
Cerita Emir
165
Terpesona
166
Masa lalu Daniel
167
Mengenang Nadine
168
Masih Flashback
169
Target Emir
170
Di bawa Emir terbang
171
Kencan Emir
172
Rahasia Player Daniel yang diketahui Emir
173
Cinta dan Rindu
174
Tanggung Jawab
175
Restu
176
Restu part 2
177
Rakyat jelata
178
Klarifikasi
179
Bukan teman
180
Memberikan pelajaran dan lamaran Xavi
181
Flashback dua hari yang lalu.
182
Paper Bag
183
Terbongkar
184
Pernyataan Cinta Emir
185
Sidang Emir
186
Tamat
187
Pengumuman
188
pengumuman cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!