Di campakan sang kekasih yang paling ia cintai. Ia pun Flustrasi dan berusaha bunuh diri. Namun saat ia hendak menceburkan dirinya ke dalam sungai terbesar di bawah jembatan itu. Kapal pesiar yang memuat kekasihnya malah melintas dan menghentikan langkah brutalnya itu. Apa lagi kekasihnya malah terlihat di kabin kapal telah berciuman bersama adik nya sendiri. Akhirnya ia pun mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya itu.
Salah langkah, akhirnya ia pun memasuki Clab malam lalu minum dengan pria yang ia anggap seorang bartender. Hingga akhirnya mereka pun berakhir di ranjang.
***
"Kesucianku!" Teriak Catya menjerit histeris ketika melihat dirinya dalam ke adaan telanjang bulat dan tertidur bersama seorang pria yang entah apa dan siapa.
Pria itu terbangun lalu menatap Catya dengan mata yang sayu.
"Sungguh mengesankan, aku sangat suka dengan ferpormamu malam ini... sayang"
Akibat pertemuan itu. Catya harus mau menjadi simpann pria tampan tanpa status pernikahan yang jelas.
Cinta sang Ceo...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Geerqiasilatusiluchen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat Agresif
"Kyaaaaa...!!!" Setelah Alexander menemukan Catya, Jeritan itulah yang akan selalu terjadi.
"Apa yang akan kamu lakukan padaku?!" Tambah Catya ketakutan.
"Tenanglah sayang, aku hanya rindu padamu dan hanya ingin memelukmu sebentar saja" Balas Alexander manja, ia membenamkan wajahnya di tengah dua gundukan kembar milik Catya seraya menggeser-geserkan wajahnya ke kanan dan ke kiri.
"He-hentikan... apa yang kamu pembuat!!" Teriak Catya mendorong bahu Alexander kasar.
"Sayang, diamlah... jangan sakiti aku... ayo, diamlah sedikit, aku sungguh ingin... karena aku sedang rindu sekali padamu..." Jelas Alexander masih memeluk Catya.
Alhasil, Catya hanya kembali pasrah, ia hanya berfikir bahwa ia sungguh tak bisa berkutik didepan pria tersebut, selain mengalah dan selalu menurut. Alexander pun mulai mengangkat wajahnya "Ah... nyamannya" Bisik Alexander seraya menatap manik mata Catya.
"Kenapa?" Tanya Alexander menatap Catya intrens. Yang Alexander dapati adalah sebuah kesedihan di wajah Catya.
"Apa lagi, aku hanya sedang merenungi nasibku yang buruk ini" Jelas Catya menjawab dengan tatapan kosongnya.
"Nasib buruk? Apakah ketika bertemu denganku adalah sebuah nasib buruk bagimu?" Tanya Alexander mulai duduk di sampai Catya dan melepas pelukannya.
"Apakah aku harus menjawab jujur atau bohong?" Tanya Catya menoleh lemah kearah wajah Alexander.
"Kenapa aku begitu buruk di matamu?" Tanya Alexander sedih. Ia merasa seberapa besar ia mencintai Catya ia tetap tidak bisa mendapatkan balasan atas perasaannya itu.
"Karena kamu datang disaat yang tak tepat?" Jawab Catya.
"Heh. Tidak tepat? Bukankah di awal pertemuan kita, kau sedang di campakan habis-habisan oleh oleh pria menjijikan itu?" Tanya Alexander membalikan situasi.
"Siapa maksud mu pria menjijikan itu?" Balik Tanya Catya.
"Hahahaha, siapa lagi jika bukan Kaishar? Kau bahkan di dorongnya hingga jatuh mencium aspal bukan? Sungguh situasi yang sangat menyedihkan bukan?" Balas Alexander. Catya terbelalak dan mengigat "Ja-jangan-jangan pria yang memakai kaca mata hitam itu adalah..." Tak sempat Catya melanjutkan kata-katanya, sebab ia terlanjur amat canggung.
"Ya. Itu adalah aku... kupikir, kita tak akan pernah bertemu lagi. tapi, ternyata ketika aku tengah tenggelam di dalam masa lalu yang kelam... tiba-tiba kamu datang dan duduk di samping ku. Di sanalah awal aku mulai menyukaimu... Hingga aku merasa bahwa inilah saatnya aku melupakan kenangan kelam yang tak akan pernah terulang lagi" Ungkap Alexander menjelaskan.
"Bohong... padahal aku tak pernah menyangka jika kesucianku akan direnggut semudah itu oelh pria yang tak bertanggung jawab seperti dirimu" Jelas Catya.
"Mana mungkin aku tak bertanggung jawab?! Aku akan bertanggung jawab, apalagi aku sudah mengikat kontrak denganmu bukan?" Tanya Alexander mulai memeluk lagi.
"Heh. Dasar kekanak-kanakan... hal seperti itu hanyalah sebuah cemoohan untukku... kau sungguh menjijikan!"
Alexander tampak sangat Marah ketika Catya terus saja mengejeknya dengan kata-kata tak pantas dari wanita cantik itu.
"Meksi aku begitu menjijikan di matamu! Tapi aku tak akan pernah berhenti untuk menyukai bahkan mencintaimu selamanya!" Jelas Alexander menggumam kesal. Apa boleh buat wanita di depan nya selalu membuat ia kesal tapi juga selalu membuat ia kangen setengah mati.
Catya masih terdiam di peluk an Alexander, lalu tak lama setelah itu. Bunyi perut Alexander mulai menggema seisi ruangan sempit berukuran 3meter persegi.
Graooouuuuukkkkkk!
"Su-suara apa itu?" Tanya Catya refleks menatap mata Alexander yang sedari tadi ia benamkan di dua belahan dadanya.
"Suara apa? Aku sama sekali tak mendengar apa pun" Balas Alexander merespon Catya. Akhir nya Catya melepas pelukan Alexander paksa dan mendengarkan bunyi yang sama.
"Apakah tuan lapar?" Tanya Catya. Alexander menggelengkan kepalanya serta lekas menarik Catya kembali ke pelukannya.
"Sayang, jangan beranjak diamlah, aku masih sangat merindukanmu..." Jelas Alexander. Catya marah dan mencubitnya.
''Aduh...!!'' Pekik Alexander.
"Kenapa kamu malah mencubitku sih sayang?!" Tanya Alexander marah.
"Habis tuan bikin aku kesal!" Bentak Catya.
"Benarkah?" Tanya Alexander mendekatkan wajahnya dan menatap mata Catya dalam-dalam.
"Hentikan!" Ucap Catya mendorong tubuh Alexander.
"Selalu saja..." Alexander menyerah dan Catya pun lekas berdiri.
"Mau kemana?" Tanya Alexander kaget, Catya lekas berbalik lalu berkata "Mau memasak dulu. Bukankah tuan sadang lapar?" Tanya Catya mencercidkan sebelah alisnya.
"Tak usah. Kenapa repot-repot... kita telpon saja restoran pizza dan delevery order" Jelas Alexander merogoh saku celana Catton miliknya.
"Sungguh pemborosan..." Ucap Catya acuh pada tingkah laku Alexander yang tampak bingung Hingga gelagapan. Catya pun berbalik ke arah meja kompor di depannya. Kamar Catya dan dapur amatlah dekat hingga satu kecerobohan saja membuat seisi rumah kost itu hancur lebih di lalap api kebakaran
Bathin Alexander menggumam "Sial, bukankah aku meninggalkan ponsel ku di meja kerjaku? Aghhh... sungguh menyebalkan, jika saja ponsel ku ada di sini, sudah pasti aku puas memeluk wanitaku tanpa harus terganggu dengan bunyi perutku yang memalukan ini.
" Sayang... kemarilah"Lirih Alexander mulai berdiri menghampiri Catya yang masih berkutat di depan kompor.
"Diamlah di sana nanti jika selesai maka akan aku panggil..." Balas Catya, Catya tak sadar jika Alexander melangkah menghampiri nya Hinga saat Alexander memeluk Catya dari belakang. Catya sungguh kaget Hingga menjerit "Kyaaaa....!" Lentingan jerit itu membuat Alexander kaget hingga lekas menekan pipi Catya dan membungkamnya dengan sebuah ciuman Lembut. Catya pun terelalak...
Malam itu, Catya tak bisa mengelak dari perhatian Alexander yang amat sangat mengganggunya.
Sampai kapan semua ini akan berakhir... bukankah dia yang bilang sendiri bahwa hari ini dan besok adalah hari ke bebasanku... Bathin Catya.
Bersambung...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu