aku Lady Aryana de Venetian seorang wanita gemuk berumur 26 tahun yang saat ini sedang berada di depan pisau pancung akibat fitnah suamiku dan juga kekasih nya untuk menyingkirkan diriku dan juga untuk menjatuhkan keluarga ku. ku pandangi lagi wajah tampan yang memiliki tatapan kejam ke arah ku dengan segaris senyum meremehkan.
aku bersumpah di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. jika aku di beri kesempatan maka aku akan membalas kan sakit hati ini. dan akan ku pastikan lelaki yang masih berstatus suami ku bertekuk lutut di hadapan ku kelak, dan aku akan benar-benar menjadi monster untuk mereka.
Dan tiba-tiba sebelum hukum penggal ku di laksanakan jiwa ku seperti di tarik keluar dari raga ku. membuat ku sesak dan hampir tak bisa bernafas aku memejamkan kan mata sekejap dan tersentak membuka mataku. betapa terkejutnya diriku yang saat ini tidur di ranjang kamar ku sebelum aku menikah dengan lelaki brengsek itu.
"apa yang terjadi!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
iblis sialan.
"Kau kira aku menunggu ciuman dari mulut sampah mu?. Aku malah bersyukur kau tidak mencium ku. Aku juga terpaksa menikahi lelaki seperti mu. Aku lebih jijik padhmmmpphhh"
apa ini iblis gila ini mencium ku dengan tiba-tiba. BRENGSEK! Aku mencoba untuk melepas ciuman nya, aku mencoba mendorong nya namun iblis ini mengunci pergerakan ku. dan kulihat jika iblis ini begitu menikmati ciuman menjijikan ini. Dengan geram aku menggigit dengan kuat bibir iblis gila yang ada di hadapan ku berdarah dia mengeram kesakitan dan melepaskan ciuman tersebut. Kudengar mereka yang menyaksikan itu bersorak. Aku tidak mempedulikan nya. Aku mengusap kasar bibir ku beberapa kali sambil menatap tajam Nicholas. Yang sama tajam nya menatap ku. Aku yakin saat ini si iblis Nicholas merasa terhina karena tindakan ku.
"menjijikan" Gumam ku yang ku yakin pria di depan ku ini mendengar nya. Rasanya aku ingin membunuh iblis yang berdiri di hadapan ku sekarang juga. Setelah si iblis Nicholas menghapus darah di bibir nya. Kami berhadapan dengan tamu yang hadir dan memberikan hormat sebagai ketentuan pernikahan.
Sekarang aku dan iblis ini sedang dalam perjalanan pulang menuju kediaman Ruasent di mana penderitaan ku di masa lalu terjadi. Aku heran dengan tindakan si iblis Nicholas yang sekarang dengan tidak tau malu nya naik kedalam kereta yang sama dengan ku. Padahal di kehidupan sebelumnya Pria yang duduk di hadapan ku ini tidak ingin berada di satu kereta yang sama saat kami menuju kediaman Ruasent. Setelah dia mengucapkan janji pernikahan pria ini langsung pergi tanpa menunggu ku sama sekali dengan alasan jika ada hal penting yang ingin di lakukan nya. Namun kali ini berbeda, tanpa di suruh atau di minta si iblis Nicholas ini malah seenaknya duduk di hadapan ku dalam kereta yang sama.
Aku mencoba sabar dan mengabaikan nya. Tidak ada perbincangan yang terjadi di antara kami namun mata pria iblis ini terus menatap ku dari kuil hingga masuk ke kediaman Ruasent. Aku sungguh malas melihat nya. Hingga kereta ini berhenti di halaman depan kediaman Ruasent. Dia turun dari kereta. Dan aku juga turun dari kereta tanpa menunggu uluran tangan nya yang aku tau dia tidak akan membantu ku untuk turun.
Maya dan pelayan lain membantu ku membawa barang-barang ku masuk ke dalam. Sementara pria iblis itu sudah pergi entah kemana dan aku tidak peduli akan hal itu.
Aku dan Maya mengikuti kepala pelayan membawa kami ke kamar baru ku di kediaman ini atau lebih tepatnya kamar lama ku yang sempit dan tidak pantas. Namun ada sedikit keanehan yang terjadi. Kepala pelayan ini malah mengantarkan ku ke sebuah kamar yang luasnya hampir sama dengan kamar ku di kediaman Venetian dan kamar ini terlihat rapi dan juga bersih. Apa yang terjadi.
"umm maaf tuan kamar ini terlalu besar untuk saya. Dan kenapa anda membawa saya ke dalam kamar ini?" tanya ku heran kenapa kepala pelayan ini yang sudah meletakkan barang-barang ku ke dalam kamar ini.
"maaf nyonya. Tuan Grand Duke yang memilih kan kamar ini untuk Anda. Kami hanya menuruti perintah nya saja nyonya" jawab kepala pelayan ini dengan sopan dan menundukkan kepalanya, padahal dulu dia begitu ketus dan menatap ku penuh kebencian. Bahkan dia membiarkan para pelayan di sini mengolok dan menghina ku.
"aku tidak ingin tinggal di kamar ini tolong berikan saja kamar yang lebih kecil dari tempat ini" aku tidak Sudi tidur di kamar bekas milik Isabella, yah kamar ini setelah aku lihat lagi adalah kamar yang akan di tempati Isabella dan kamar ini tepat berada di sebelah kamar pria iblis itu. Dan aku membenci tempat ini.dan ku lihat lagi, tatanan tempat nya kurang lebih sama saat wanita iblis bernama Isabella itu berada di kamar ini dan aku tidak menyukai nya.
"maaf kan saya nyonya, saya tidak bisa sembarang memberi anda kamar yang lain, jika anda ingin pindah silahkan anda meminta langsung dengan tuan Grand Duke saya permisi nona". kepala pelayan itu segera pergi setelah melihat wajah kesal ku yang terus menatap nya. Dasar Nicholas brengsek.
"Maya jangan bongkar barang ku dulu aku ingin menemui tuan Grand Duke sebentar".
"tapi nona bukan kah kamar ini bagus kenapa anda tidak ingin tinggal di kamar ini?" Maya penasaran dengan tingkah ku saat ini. Wajar dia penasaran dengan ulah majikan nya yang menolak kamar mewah ini.
"Maya aku benci dengan desain kamar ini. Sangat membuatku sakit mata, kau tunggu lah di sini aku akan berbicara kepada suami ku tentang hal ini". Tanpa menunggu reaksi Maya aku segera keluar dan menuju ruang kerja milik pria iblis itu. Aku masih hapal dan ingat dengan seluk-beluk kediaman ini.
saat aku berada di depan pintu masuk ruang kerja pria iblis itu aku melihat pengawal pribadi nya sedang berdiri dan menatap ku dengan berani. Aku ingat Pria ini dia yang membantu Nicholas untuk memberikan siksaan kepada ku dan dia juga yang selalu menyeret ku setiap kali fitnah yang di lakukan Isabella. Aku juga menatap wajah pengawal ini dengan tajam.
"saya ingin bertemu tuan anda sekarang biar kan saya masuk". Kata ku dengan nada yang datar. Tanpa banyak bicara pria ini membuka pintu tersebut dan aku segera masuk. Kulihat Pria iblis itu sedang mengerjakan sesuatu di balik meja kerja nya. Sementara tangan kanannya sedang berdiri di samping nya menunggu sebuah perintah.
Melihat aku masuk kedalam ruangan ini dan masih memakai pakaian pengantin ini. Pria iblis Nicholas menegur ku dengan kata-kata kasar nya.
"apa kau tidak memiliki sopan santun, menerobos masuk ke ruangan kerja seseorang dan mengganggu pekerjaan nya. Selain tubuh mu yang jelek ternyata sifat dan tata Krama mu juga jelek seperti tubuh mu".
Aku mengepalkan tangan ku untuk menahan emosi yang ingin menerjang nya. Aku harus sabar dan tidak boleh terpancing emosi. Aku menghela kan nafas panjang dan mencoba untuk tenang.
"maaf kan saya tuan Grand Duke yang terhormat. Saya datang kesini ingin mengatakan jika saya tidak ingin berada di kamar yang sudah anda berikan". Ucap ku menatap datar ke arah wajah iblis ini. Jika menghadapi iblis seperti ini aku harus sabar jika tidak aku akan kalah sebelum bertindak.
"alasannya!" iblis Nicholas mengucapkan hal itu tanpa memandang ku dan melanjutkan pekerjaan nya.
"aku tidak suka dengan interior design dan warna dari kamar tersebut dan aku membenci barang-barang yang ada di dalam nya. Itu membuat ku sedikit tidak nyama. Bila perlu aku ingin meminta kamar yang sederhana dan kecil saja." jelas ku yang tidak mungkin mengatakan jika kamar itu bekas kekasih nya tinggal di masa lalu.
"terserah kau saja. Aku tidak peduli dengan apa yang kau inginkan atau kau lakukan dan jangan menggangguku lagi, kau membuat mata ku sakit dengan melihat tubuh mu yang jelek itu". Ucap iblis Nicholas dengan kasar dan aku tidak peduli dengan hal itu. Aku sudah terbiasa menghadapi perkataan pria iblis ini.
"terimakasih tuan atas pengertiannya. Dan saya tidak akan pernah mengganggu anda lagi".
saya baca nya Ampe narik napas bekali kali.../Sob//Sob//Sob//Sob/