"Ingat Queensha. Aku menikahimu hanya demi Aurora. Jadi jangan pernah bermimpi jika kamu akan menjadi ratu di rumah ini!" ~ Ghani.
Queensha Azura tidak pernah menyangka jika malam itu kesuciannya akan direnggut secara paksa oleh pria brengsek yang merupakan salah satu pelanggannya. Bertubi-tubi kemalangan menimpa wanita itu hingga puncaknya adalah saat ia harus menikah dengan Ghani, pria yang tidak pernah dicintainya. Pernikahan itu terjadi demi Aurora.
Lalu, bagaimana kisah rumah tangga Queensha dan Ghani? Akankah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sembilu
Mereka terkejut bukan hanya karena informasi yang didapat dari satpam itu, melainkan juga karena Queensha tidak memberitahu mereka jika akan
menikah.
“Apa-apaan si Queensha itu, tidak memberitahu kita!” geram Mia, tetapi langsung ditarik oleh Lita menjauh dari satpam. Hal itu membuat sang ibunda merasa kesal.
“Lit, ngapain, sih? Jangan tarik-tarik, sakit!” keluh Mia kembali dengan nada semakin kesal.
Lita menempelkan jari telunjuk pada bibir, pertanda meminta ibunya itu untuk diam. “Suttt, Mama! Jangan keras-keras, nanti satpam itu dengar bagaimana?”
“Biarin saja, biar semua orang dengar kalau Queensha itu anak durhaka!” kata Mia dengan entengnya, tak memedulikan peringatan sang putri.
“Mama! Emangnya Mama mau, rencana kita gagal hanya karena ocehan Mama barusan?” ujar Lita lagi, mulai terbawa kesal karena ibunya tidak mau mendengarkan peringatan.
Mia terdiam, dia memilih untuk tidak lagi mengoceh. Membenarkan apa yang dikatakan oleh putrinya. Dia sendiri malah lepas kontrol karena mengetahui berita tadi.
“Ya, terus, mama harus gimana, Lit? Mama kesal banget sih!" gerutu Mia, kali ini nadanya terdengar pelan. Namun, masih bisa didengar oleh putrinya.
Lita berpikir sejenak, rencana apa yang cocok untuk mereka gunakan menjadi langkah selanjutnya. Pasti tidak mudah untuk membujuk Queensha yang sekarang, secara status wanita itu sudah berubah saat ini.
“Kamu juga, bisa-bisanya kalah dengan Queensha. Lihat, dia bisa mendapatkan suami yang kaya, sedangkan kamu?” oceh Mia kembali, mengomentari hidup putrinya sendiri.
Merasa tak terima, Lita hendak menyergah ucapan ibunya. Namun, urung niat karena mendadak mobil mewah datang dan berhenti tepat di depan gerbang, membuat satpam yang awalnya berdiri tegak, langsung berlari kecil ke arah gerbang dan membukanya dengan lebar.
Mata Mia dan Lita langsung tertuju ke arah sana, sesaat melupakan perdebatan kecil yang tadi terjadi di antara mereka. Mata keduanya langsung disuguhkan pemandangan yang memukau, rumah di dalam sana ternyata sangat mewah, jauh dari ekspetasi yang ada di dalam pikiran mereka.
“Gila, keren banget!” gumam Lita pada ibunya. Mia juga mengangguk, membenarkan maksud dari perkataan putrinya itu.
Mobil hitam mewah itu langsung masuk tanpa menyadari jika Mia dan Lita sedang memperhatikan sejak tadi, hal itu malah semakin memperjelas keadaan rumah di dalam. Sontak Mia dan Lita sedikit memajukan langkah, mengikis jarak mereka dengan gerbang agar bisa lebih jelas melihat rumah tersebut.
“Ma ... i-itu ... sepertinya ....” Lita menoleh pada sang ibunda, sedangkan Mia tetap menatap mobil yang semakin masuk ke dalam.
“Itu pasti Ghani, suaminya Queensha.” Mia melanjutkan perkataan putrinya itu dengan mata sama sekali tidak beralih dari mobil Ghani yang sudah berhenti tepat di depan rumah megah itu.
Setelah sadar dari kekaguman mereka, keduanya saling pandang kembali dengan senyum evil dan sebuah ide yang sudah hadir di benak mereka.
Mereka memikirkan hal yang sama, mulai mengatur rencana agar bukan hanya bisa masuk ke dalam rumah sana, tetapi juga bisa bermain drama di kehidupan mereka.
***
Sementara itu, di sebuah TK bertaraf internasional sedang ramainya persiapan ibu-ibu yang akan menemani putera putri mereka melakukan kegiatan field trip ke Planetarium, lalu TMII dan terakhir ke Impian Jaya Ancol.
Seperti biasa acara sekolah tersebut dilangsungkan sebelum kenaikan kelas tahunan seperti sekarang ini. Kali ini giliran angkatan Aurora. Queensha kini bukan hanya berperan sebagai baby sitter melainkan tanggung jawabnya sudah lebih besar menjadi ibu sambung bagi gadis berusia empat tahun itu.
Lima bus besar sudah terparkir rapi di depan gerbang sekolah, tahun ini acara besar-besaran diadakan. Karena aktifnya para orang tua murid yang sangat antusias menyambut acara ini.
Selain belajar, anak-anak juga akan bermain bersama sebelum kenaikan kelas tiba. Mereka akan diberikan edukasi menarik lewat berbagai hal seperti, bagaimana aktif bersosial, menanamkan jiwa kebersamaan, kerja sama antar teman, juga sikap kepedulian dan kasih sayang.
“Aurora, Sayang. Barang-barangmu udah lengkap, Nak?” tanya Queensha pada putri sambungnya, memastikan jika tidak ada barang yang tertinggal.
Aurora menggeleng dengan senyuman khasnya, senyuman yang mampu menularkan kebahagiaan pada Queensha. “Enggak ada, Ma. Semuanya udah aku masukan ke dalam tas ini,” ujarnya, menunjuk ke arah belakang punggung dengan senyuman, di mana tas sudah bertengger manis di punggung gadis tersebut.
Queensha tersenyum, mengusap pipi Aurora dengan penuh kasih sayang. “Anak pintar,” pujinya, lalu keduanya larut dengan tatapan hangat.
Kini, bukan hanya mereka yang sedang menunggu panggilan untuk masuk ke dalam bus, tetapi juga ibu dan anak yang lain. Taman sekolah sudah penuh dengan barang bawaan dan sepasang ibu dan anak yang saling mempersiapkan diri.
Di sisi lain, beberapa anak bermain dengan girang. Ada pula yang bermanja dengan ibunya, memilih untuk berbincang ria dengan malaikat mereka.
Bukan hanya anak-anak yang sibuk berbincang, para ibu-ibu juga ada yang berkumpul bersama segerombolannya. Membahas dari hal sepele seperti permasalahan sembako yang terus melonjak, juga merambat pada bab menggunjing orang lain.
Tak heran, jika kaum ibu-ibu melakukan hal demikian. Karena itu sudah dianggap hal yang lumrah di zaman ini. Padahal, jika mengetahui dan menyadari dosa dari perbuatan itu, maka tidak akan ada manusia yang berani menggunjing saudaranya.
“Iya, lihat, mereka terlihat dekat sekali," ucap salah satu dari mereka, beberapa ibu-ibu yang lain melirik ke arah Queensha dan Aurora. Kemudian, berbisik.
“Eh, tahu enggak, Jeng. Sekarang, Queensha itu bukan menjadi baby sitter lagi di rumah itu.” Wanita dengan make up tebal dan baju glamour itu mulai memanaskan topik dengan suara yang sengaja dibuat kencang agar Queensha yang duduk tak jauh dari mereka bisa mendengarnya.
“Terus, jadi apa dong? “ tanya ibu-ibu berjilbab merah dengan poni keluar.
Sesuai dengan keinginan mereka, akhirnya sang empunya nama mendengar kemudian sedikit menoleh beberapa saat kemudian dia kembali fokus menatap Aurora yang sedang bermain bersama teman-temannya. Queensha tak ingin memedulikan mereka. Toh, dia sudah tahu apa maksudnya. Mereka pasti hanya ingin memanasi dirinya.
“Queensha sudah menjadi ibu sambungnya Aurora, istrinya Pak Ghani," cetus ibu-ibu yang memakai emas seperti toko berjalan itu dengan penuh semangat.
Queensha mencoba menahan diri saat mendengar dirinya dibicarakan oleh mereka. Dia mencoba bersabar atas apa yang terjadi pagi ini. Dia tidak ingin membuat kerusuhan atas perlakuan mereka.
Memang benar apa yang dikatakan wanita bernama Anne itu, karena pada saat dia disunting oleh Ghani, beberapa tetangga diundang untuk hadir. Hal itu dilakukan untuk berbagi kebahagiaan dengan para tetangga. Namun, Queensha tidak menyangka, jika pada akhirnya wanita yang dianggap tetangga itu malah membicarakannya di depan umum seperti ini.
Tak berhenti sampai di situ, wanita bernama Anne itu melanjutkan kalimatnya. “Asal kalian tahu, aku dengar, Queensha itu memakai susuk untuk memikat Pak Ghani. Secara, Pak Ghani 'kan orangnya cuek sama perempuan. Mana mau dia sama Queensha yang notabenya hanya baby sitter Aurora.”
...***...
😂😂😂
Bahkan lulu sampai memperingati ghani harus menjaga queensha 🤔