Guru killer, yang ada dibenak semua orang pasti seorang guru yang galak dan suka menghukum siswanya bukan?
Begitu pula yang dialami oleh Evangeline Dorius (18 tahun) yang sangat tidak menyukai seorang guru killer karena selalu menyulitkannya atau memberinya tugas yang banyak.
Namun, apa jadinya jika guru killer itu jatuh cinta kepada dirinya? Bagaimana reaksi Eva terhadap pernyataan cinta Pak Theo?
Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NKS Iravati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Iri
Setelah melakukan pembicaraan dengan kepala sekolah dan Bu Sri mereka sepakat memberikan Eva waktu berpikir dua hari.
Eva pun keluar dari ruangan kepala sekolah namun, baru saja setengah perjalanan tepat di depan toilet perempuan, lengan Eva ditarik secara kasar oleh seseorang, menuju toilet sekolah.
"Woi, orang udik! Mau kemana hmm? Seneng kan lo, mau mewakili sekolah ikut olimpiade. Asal lo tau ya, sebenernya gw yang seharusnya ada di posisi lo!" Bentak seseorang yang tak lain adalah Indah.
"Betul itu, bisa-bisanya sekolah elit milih murid kampungan kayak lo!" Ucap Siska menimpali ucapan Indah.
Eva pun menghempaskan tangannya yang sedari tadi dicengkram kuat oleh Indah.
"Wah, ni cewek udik udah mulai berani juga." Indah dan Siska berucap meremehkan.
"Kalian itu iri atau memang gak bisa lihat kenyataan?" Tanya Eva dengan suara pelan.
"No, wait, kalian itu keduanya iri dan tidak bisa melihat kenyataan. Kau iri karena aku seorang siswi yang diterima sekolah disini karena beasiswa bisa mewakili sekolah untuk olimpiade. Dan kau juga tidak bisa melihat kenyataan bahwa kau tidak lebih baik daripada aku."
"Seharusnya kamu bercermin dulu Indah, pikirkan aku ditunjuk karena aku memang memiliki kemampuan sedangkan dirimu? Apakah sudah ada prestasi yang kamu lakukan sebelumnya? Tidak bukan? Yang kamu lakukan hanya menindas siswa yang lemah mengatasnamakan bahwa ayahmu merupakan donatur terbesar!" Ucap Eva mengeluarkan unek-unek yang selama ini dirasakannya dan siswa lainnya.
Wajah Indah pun sudah merah karena menahan marah. Dengan cepat Indah menjambak surai hitam milik Eva dengan tangan kirinya membuat kepalanya sedikit mendongak.
Eva pun menahan sakit karena rambutnya yang ditarik, bahkan dia merasa beberapa helai rambutnya sudah rontok karena tarikan Indah yang sangat kuat. Kedua tangan Eva bahkan berusaha melepaskan tangan Indah dari rambutnya.
"Dengar ya, siapa lo yang dibandingin sama gue? Cih! Ingat, kalau gue mau, lo udah gue keluarin dari sekolah ini!" Ancamnya.
"Siska!" Ucap Indah melambaikan tangan kanannya. Mengerti maksud Indah, Siska pun mengambil gayung lalu mengisinya dengan air.
Indah pun mengambil gayung yang dipegang Siska. "Sekarang rasakan pembalasanku!"
Dengan cepat, tanpa bisa Eva berkata dan bertindak lagi setengah dari air di gayung itu sudah tumpah ruah membasahi rambut dan sekujur tubuhnya.
Namun, tiba-tiba pintu toilet dibuka, dengan tergesa-gesa seseorang tersebut menghentikan aksi yang dilakukan oleh Indah dan Siska.
"Apa-apaan ini! Apa yang kalian lakukan?" Teriaknya lalu menjatuhkan gayung yang dipegang indah bahkan cipratan airnya sampai membasahi baju Indah.
Siska dan Indah pun terlihat gelagapan. "A-anu p-pak Theo itu…." Cicit keduanya.
"Sudah! Sekarang kalian keluar! Tunggu saya di ruangan BK!" Tegas Pak Theo yang menghentikan aksi mereka.
Siska dan Indah pun lari dengan cepat keluar dari toilet wanita. Meninggalkan Eva dan Pak Theo yang masih berada di sana.
Tiba-tiba badan Eva luruh ke lantai, kakinya terasa gemetar dan pandangan matanya pancaran ketakutan bahkan tetes air matanya sudah banyak berjatuhan.
Pak Theo pun menghela nafasnya pelan, lalu membantu Eva berdiri dari duduknya. "Kamu ada terluka?" Tanya pak Theo.
Eva menjawabnya dengan gelengan. Lalu menghapus air matanya yang sedari tadi keluar tanpa diberi aba-aba. "Te-terima kasih Pak Theo. Saya pergi dulu." Ucap Eva lalu bergegas keluar dari toilet.
Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti tatkala dia merasa tangan kanannya terasa dicekal.
Bersambung……
#PahlawanKesiangan