Elang Dirgantara, seorang pria yang suka tawuran, balap liar dan suka berpesta minum minuman keras, harus datang ke perjodohan yang sang kakek rencanakan. Awalnya dia memutuskan datang hanya untuk menolak dan mempermalukan wanita yang akan di jodohkan olehnya itu. Namun apa lah daya, saat ia bertemu dan melihat calon istri untuk pertama kalinya, ada getaran aneh yang ia rasakan dalam hatinya.
Wajah teduh nan ayu milik calon istrinya mampu membuatnya terpukau. Bahkan suara sang calon istri membuatnya tenang dan damai. Tutur kata yang lembut dan halus tak mampu mengalihkan pandangan mata Elang dari wajah ayu calon istrinya itu.
Bagaimana kah perjalanan kisah cinta Elang Dirgantara?
Mari membaca dan mulai lah masuk ke dalam dunia halu kita ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diyah nur arroyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Saat sampai di kantin, Elang tersenyum tipis melihat Zahra yang sudah duduk dengan makanan di hadapannya.
"Assalamualaikum cantik" Ucap Elang yang duduk di sebelah Zahra.
"Waalaikumsalam kak" Jawab Zahra tersenyum di balik cadarnya.
"Hah kalian ngapain sih di sini?" Tanya Angel yang tidak nyaman duduk di apit oleh Langit dan Dika di kanan dan kirinya.
"Apaan sih Ngel. Gue mau duduk di mana saja terserah gue lah" Ucap Dika.
"Iya sih Angel, kalau marah marah terus tambah cantik tau nggak" Ucap Langit.
"Gue gampar ya kalian berdua" Ancam Angel.
"Ihhhh takut" Ucap Dika yang pura pura ketakutan.
Namun Elang tidak perduli dengan kebisingan yang di lakukan kedua temannya itu. Dia tetap fokus menatap Zahra yang sedang makan. "Kakak tidak memesan makanan?" Tanya Zahra.
"Kalau kamu mau siapi kakak akan pesan" Jawab Elang.
"Jangan aneh aneh deh kak, kita tidak lagi di rumah sekarang" Bisik Zahra.
"Kalau di rumah mau dong suapi kakak" Ucap Elang yang mampu membuat wajah di balik cadar itu merona.
"Dika pesan makanan, kita makan siang di sini saja" Ucap Elang.
"Siap bos" Jawab Dika.
Baru saja Elang kembali menatap Zahra, seorang gadis tiba tiba menumpahkan sup panas ke punggung Elang. "Bang***t" Teriak Elang marah.
Elang bangkit dari duduknya dan melihat gadis berkaca mata tebal yang telah menumpahkan sup panas ke punggungnya. "Lo lagi, lo lagi. Lo mau sampai kapan sih cari masalah ke gue" Ucap Elang.
Plack
Elang menampar keras pipi gadis itu hingga terpental dan jatuh ke lantai.
Zahra ingin menolong gadis yang ia tolong dulu namun di cegah oleh Langit yang menarik kerudung Zahra. "Biarkan saja Ra, gue akan jelaskan nanti ke Lo kenapa Elang sampai semarah itu" Ucap Langit.
"Tapi dia wanita kak. Kak Elang tidak boleh seperti itu ke dia" Ucap Zahra.
"Sorry Ra, kalau lo tidak mau mendengarkan gue. Gue terpaksa akan pegang lo" Ancam Langit.
"Tapi kak...." Ucapan Zahra terhenti.
"Dia yang selalu cari masalah ke Elang Ra. Sudah sejak lama dia terus mencoba melukai Elang." Ucap Angel yang sudah bosan melihat hal itu dari gadis berkaca mata tebal itu.
"Walaupun dia sengaja tapi kak Elang tidak boleh memukulnya begitu" Ucap Zahra.
"Maaf kak aku tidak bisa tinggal diam" Ucap Zahra menarik kerudungnya dari tangan Langit.
Langit ingin menarik tangan Zahra namun dengan refleks Zahra memukul pergelangan tangan Langit hingga berbunyik 'klek' dan hal itu sangat tersa sakit bagi Langit.
"Ahhh " Teriak Langut kesakitan.
Zahra segera menghampiri Elang yang akan memukul gadis itu lagi. "Kak hentikan" Ucap Zahra yang memegangi tangan Elang.
Elang melepaskan cengkramannya dari kerah baju gadis itu. Terlihat jelas senyuman licik dari gadis itu ketika Elang selesai memukulinya.
"Sudah kak, jangan pukuli dia lagi. Kasihan dia kak" Ucap Zahra.
"Ayo pergi dari sini" Ucap Elang yang menarik ujung kerudung putih yang di kenakan Zahra.
Elang membawa Zahra ke atap sekolah. Saat sampai di atap, Elang melepaskan kerudung Zahra lalu berjalan ke pagar pembatas. Dia mencengkram kuat pagar pembatas itu untuk meredakan emosinya.
Zahra menghampiri Elang. Dia memegang bahu Elang yang tampak masih emosi. "Kak" Panggil Zahra lembut.
Elang berbalik menatap Zahra dengan lembut. "Boleh kakak peluka kamu Ara?" Tanya Elang. Zahra pun mengangguk pelan. Elang segera memeluk tubuh istri kecilnya itu. Dia mencium aroma tubuh sang istri yang mampu menenangkan dirinya.
"Ada apa kak? Kenapa kakak sangat emosi seperti itu?"
"Dia gadis psycho Ara. Dia menyukai kakak tapi rasa sukanya itu lebih besar ketika melihat kakak terluka."
"Kakak sangat membenci dia Ara. Kakak juga takut jika kamu akan di lukai dia."
"Ara" Panggil Elang yang kini tah melepaskan pelukannya. Dia memegang wajah sang istri dengan mata yang berlinang.
"Kakak minta kamu lebih berhati hati lagi sayang. Kakak tidak ingin kamu teluka gara gara dia. Jika sampai kamu terluka, kakak takut kalau sampai kakak kelepasan dan bisa membunuhnya sayang" Ucap Elang.
"Kak dengarkan Ara. Ara tau kakak sangat mencintai Ara. Ara juga tau kalau kakak khawatir dengan Ara. Tapi sesakit apa dan seterluka apa Ara nantinya, jangan sampai membuat tangan kakak ternodai."
"Kakak masih simpan tasbih yang Ara berikan?" Tanya Zahra.
"Masih sayang" Jawab Elang memperlihatkan tasbih yang ia kalungkan di lehernya itu.
"Ini tasbih kesayangan Ara kak. Jadi ingatlah kalau Ara akan selalu bersama kakak. Jadi jangan sakiti dia lagi ya kak"
"Kalau memang dia ingin melukai kakak lagi, biarkan Ara yang maju. Ara juga tidak rela suami Ara di sakiti seperti itu" Ucap Zahra tersenyum.
"Terima kasih sayang" Ucap Elang tersenyum juga.
"Apa punggung kakak sakit?" Tanya Zahra yang tadi melihat sup panas itu tertupah di punggung sang suami.
"Tidak apa apa, mungkin hanya memerah. Nanti biar Langit yang mengobatinya di UKS" Jawab Elang.
"Ya sudah, kita turun ya kak. Kita ke UKS sekarang" Ucap Zahra.
"Iya sayang" Jawab Elang.
Elang dan Zahra akhirnya turun dari atap. Zahra berjalan berdampingan dengan Elabg menuju ke UKS. saat sampai di UKS, dia melihat Langit dan Dika yang berada di depan UKS.
"Sudah ada kak langit. Kakak obati saja dulu lukanya. Ara mau kembali ke kelas" Ucap Zahra.
"Iya" Jawab Elang mengangguk.
Zahra berjalan meninggalkan ketiga sahabat itu. Elang Langit dan Dika berbalik setelah melihat Zahra yang tidak terlihat lagi. Mereka berjalan ke arah belakang sekolah bersama.
"Tuh cewek sinting di mana?" Tanya Elang.
"Di camp belakang sekolah. Dia sudah di sana di awasi anak anak yang lain" Jawab Dika.
"Gue sudah muak dengan dia. Apa tidak bisa lo surun kepala sekolah keluarkan dia saja dari sekolah ini?" Ucap Dika yang juga emosi dengan apa yang sudah gadis itu lakukan.
"Kalau dia di keluarkan, bisa saja dia akan semakin nekad. Di tambah gue tidak bisa mengawasi dia secara langsung" Ucap Elang.
"Tapi jika seperti ini terus, lo yang akan terluka terus Lang" Kini ganti Langit yabg ambil suara.
"Kalian tenang saja, gue tidak apa apa" Ucap Elang.
Saat sampai di camp, Elang melihat cewek yang melukainya itu tengah duduk di sudut ruangan dengan pakaian yang berantakan. Namun bukannya menyesal, cewek itu malah tertawa aneh yang membuat Elang semakin muak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next? Udah vote dan spam komen belum?...
...Yuk ges semangatin aku biar aku rajin up setiap hari....
...Votenya jangan pelit2 ya!!!!😊😊😊😊...
...See u next part ❤...
⚜⚜⚜
Uang parkirnya kaka, jangan lupa ya..😁
👍 Like
♥️ Favorit
💬 Komen
⭐⭐⭐⭐⭐ bintang 5 juga
SAAAAAHHHH,,,gitu 🤭🤭🤭😂😂 Jadi semangat kan SAH nya..😜😜