Terpaksa Menikahi Suami Sahabatku

Sean keluar dari rumah Kanaya dengan napas lega. Pria itu tersenyum saat mendengar ucapan Kanaya yang berterima kasih padanya karena Sean begitu totalitas saat melamarnya hingga kedua orang tuanya langsung setuju.

"Aku hanya menjalankan rencana yang sudah disusun oleh Sandra. Jadi, aku harap kamu tidak berlebihan menanggapinya," ucap Sean dingin membuat senyum di wajah Kanaya langsung menghilang.

"Kamu jangan khawatir, aku cukup tahu diri. Aku sangat sadar kalau pernikahan kita hanya sementara." Kanaya menatap pria di depannya itu dengan kesal.

Saat ini mereka berdua berada di halaman rumah Kanaya.

"Bagus kalau kamu sadar. Aku menikahimu karena keinginan istriku. Seandainya Sandra tidak memaksaku untuk menikahimu, aku juga tidak akan mau menikah denganmu!"

"Bagiku, Sandra adalah satu-satunya wanita yang aku cintai. Tidak ada wanita lain di hatiku selain dia," lanjut Sean dengan tegas. Laki-laki itu kemudian masuk ke dalam mobil setelah melambaikan tangannya pada kedua orang tua Kanaya.

Kanaya terpaku saat mendengar ucapan Sean. Kata-kata pria itu langsung menghujam jantungnya. Kanaya menepuk dadanya yang terasa sesak.

Kedua tangannya terangkat melambai ke arah Sean saat pria itu menyembunyikan klakson mobil. Di depan rumah terlihat kedua orang tuanya juga ikut melambaikan tangan saat mobil Sean mulai melaju meninggalkan rumahnya.

Kanaya mengambil napas panjang. Perempuan itu kemudian melangkah mendekati ibu dan ayahnya yang tersenyum menatapnya.

"Ayah tidak menyangka kalau ternyata kamu punya kekasih."

Wajah Kanaya bersemu merah mendengar kata kekasih dari sang ayah.

"Sean juga sangat tampan dan terlihat bertanggung jawab." Danu meraih pundak Kanaya, kemudian membawa putri tercintanya itu ke dalam pelukannya.

"Terima kasih, Ayah." Kanaya memeluk tubuh pria yang menjadi cinta pertamanya itu.

"Kelihatannya ibumu juga menyukainya." Danu melirik ke sang istri yang terlihat tersenyum.

"Tapi ayah beneran tidak apa-apa walaupun kita menikah secara siri?"

"Asal kamu bahagia dan dia mau bertanggung jawab. Nanti, setelah kedua orang tuanya pulang, ayah akan menagih janji agar Sean mau menikahimu secara sah baik agama maupun negara.

Kanaya menelan saliva mendengar kata-kata yang diucapkan oleh ayahnya. Begitupun Rianti yang langsung menghentikan senyumnya. Perempuan paruh baya itu menghela napas panjang, mencoba menetralkan perasaan yang bergemuruh di dadanya saat ini.

***

Tiga hari kemudian, sesuai janji Sean, pria itu kemudian menikahi Kanaya. Segala urusan untuk pernikahan Sean dan Kanaya sudah dipersiapkan oleh Sandra.

Saat mendengar lamaran Sean sukses tanpa kendala, Sandra sangat antusias. Model cantik itu sangat senang karena rencananya berjalan dengan lancar.

Perempuan itu kemudian mencari rumah yang sangat jauh dari ibukota untuk di tempati oleh Sean dan Kanaya.

Sandra bahkan sengaja membeli rumah itu untuk Kanaya yang sebentar lagi akan menjadi istri dari suaminya.

Sementara itu, untuk acara pernikahan akan dilakukan di sebuah masjid. Masjid yang masih terletak di area ibukota. Sandra sengaja merahasiakan rumah baru itu dari Kanaya dan keluarganya.

Sandra ingin, setelah Sean menikah dengan Kanaya, kedua orang tuanya tidak tahu di mana Kanaya tinggal. Perempuan itu tidak mau rencananya berantakan kalau keluarga Kanaya terlalu ikut campur nantinya.

***

"Sah!"

"Sahh ...!"

Semua orang yang menjadi saksi pernikahan itu berteriak saling bersahutan saat seorang ustadz yang menikahkan Sean dan Kanaya mengucapkan kata 'Sah' setelah Sean mengucapkan ijab kabul.

Semua orang bernapas lega, termasuk Danu dan Rianti juga kedua adik Kanaya yang ikut serta. Mereka sangat bahagia karena akhirnya Kanaya menikah di usianya yang hampir menuju dua puluh sembilan tahun.

Meskipun putrinya itu hanya menikah secara siri, tetapi, Danu sangat bahagia. Pria paruh baya itu bahagia karena akhirnya putri tercintanya menikah.

Sang putri tercintanya itu benar-benar mengabulkan permintaannya ketika ia baru saja pulang dari rumah sakit.

Setelah acara ijab kabul itu selesai, mereka semua keluar dari masjid. Setelah acara selesai, Sean membawa seluruh keluarga Kanaya ke hotel.

Laki-laki itu membawa keluarga perempuan yang baru saja sah menjadi istrinya itu ke hotel yang sudah dipersiapkan oleh Sandra. Istri cantiknya itu benar-benar telah mempersiapkan semuanya dengan baik.

Akan tetapi, meskipun telah mempersiapkan semuanya, Sandra tidak bisa datang ke pernikahan mereka. Ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan oleh Sandra karena dia sudah menandatangani surat perjanjian kontrak sebelum rencananya menikahkan Sean dan Kanaya.

Kedua orang tua Kanaya sudah masuk ke dalam kamar hotel begitupun kedua adiknya. Sean dan Kanaya juga sudah masuk ke dalam kamarnya.

Sebuah kamar yang disulap sebagai kamar pengantin yang terlihat begitu romantis. Kanaya menarik napas panjang, merasakan gugup saat hanya berdua saja bersama laki-laki itu. Detak jantungnya tidak beraturan.

Perempuan itu berdiri di tepi ranjang memandangi ranjang yang bertaburan dengan bunga-bunga. Kamar itu terlihat begitu romantis.

'Seandainya saja aku menikah dengan orang yang juga mencintaiku, malam ini aku pasti akan sangat bahagia.'

"Kamu tidak ingin mandi dulu?" Suara berat di sampingnya membuat Kanaya kembali tersadar dari lamunannya.

"Eh, i–iya." Kanaya tergagap. Netranya menatap sekilas wajah dingin Sean sebelum akhirnya melangkah menuju kamar mandi. Namun, sebelum dirinya sampai di kamar mandi, kata-kata yang keluar dari mulut Sean berikutnya membuat Kanaya mengepalkan tangannya menahan amarah.

"Aku terbiasa bercinta dengan Sandra dengan keadaan tubuh yang bersih. Aku harap, kamu juga akan melakukan hal yang sama karena aku sangat menyukai kebersihan."

Kanaya menutup pintu kamar mandi dengan agak keras karena kesal. Bibirnya menggerutu karena ucapan pria itu.

Sementara itu, Sean mengusap wajahnya kasar. Merasa frustasi dengan apa yang sudah terjadi hari ini. Sandra, istri cantiknya itu sampai sekarang tidak bisa dihubungi membuat Sean merasa sedikit khawatir.

Dering ponsel Sean berbunyi. Orang yang sedari tadi membuatnya frustasi akhirnya menelepon.

"Halo, Sayang ... kenapa dari tadi susah sekali dihubungi?"

"Maafkan aku, Sayang ... aku sedang ada peragaan busana dan juga pemotretan. Apa acaranya sudah selesai?" Suara Sandra di seberang sana terdengar menyesal.

"Acara sudah selesai. Sekarang kita sudah berada di hotel."

"Baguslah! Aku sangat senang mendengarnya."

"Sayang ...."

"Hmm "

"Apa kamu yakin?" Sean bertanya dengan ragu. Pria itu ingin meyakinkan Sandra kalau perempuan itu benar-benar tidak apa-apa seandainya malam ini ia menghabiskan malam pengantin dengan Kanaya.

"Aku sudah merencanakan semuanya, kamu hanya perlu melakukan tugasmu. Semakin cepat kamu melakukannya akan semakin baik." Suara tegas Sandra membuat Sean menghela napas panjang.

"Pastikan semuanya berjalan lancar, Sayang. Jangan sampai kamu melewatkan malam pertamamu."

"Aku mencintaimu," ucap Sandra sebelum perempuan itu mengakhiri sambungan teleponnya.

Sean duduk di tepi ranjang, tangannya masih memegang ponsel. Pandangannya langsung tertuju pada pintu kamar mandi yang sedikit terbuka.

Kepala Kanaya melongok keluar.

"Se–Sean ... bisakah aku meminta tolong padamu?" Kanaya menggigit bibirnya. Wajahnya yang terlihat segar sehabis mandi terlihat begitu cantik membuat Sean sejenak terpaku.

Tanpa pria itu sadari, jiwa lelakinya langsung bangkit saat melihat wanita yang baru beberapa saat yang lalu dinikahinya terlihat begitu ... menggoda!

BERSAMBUNG ....

Maaf ya, Otor telat terus updatenya 🙏

Sambil nunggu update berikutnya, mampir juga ke karya temen aku yang satu ini yuk!

Blurb:

Liontin adalah Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Taiwan untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Saat mendapatkan cuti pertamanya, Liontin pulang ke Indonesia untuk menerima pinangan dari kekasihnya, Rangga.

Dua minggu menikah, Liontin harus kembali ke Taiwan karena permintaan David (sang majikan). Mau tidak mau dia harus menjalani LDR dengan sang suami. Di tahun pertama pernikahan, semua baik-baik saja. Namun, suatu hari dia mendapati kenyataan pahit bahwa Rangga sudah menikah lagi dengan perempuan lain. Tak lama setelahnya ia diperkosa oleh David.

Bagaimanakah Liontin melanjutkan kehidupan ketika berada di titik terendahnya? Mampukah dia melalui semua cobaan?