Hai teman-teman jangan lupa singgah di cerita ke dua author ya.. 🙏❤️
Apa jadinya jika kamu memiliki tunangan yang sangat kamu sayangi dan cintai berselingkuh dengan sahabatnya sendiri? pastinya sakit bukan?
Itulah yang dirasakan oleh Yasmin Kiara Prasetyo, gadis cantik berusia 23 tahun ini sejak kecil sudah tinggal di panti asuhan di kota Surabaya. Yasmin memiliki tunangan yang sangat ia cintai bernama Rangga Aditama, namun sayang cinta tulus Yasmin kepada sang tunangan harus di balas dengan sebuah penghianatan yang dilakukan oleh Rangga yang berselingkuh dengan sahabat Rangga sendiri.
Karena hatinya hancur, akhirnya Yasmin memutuskan pergi ke Jakarta untuk melupakan rasa sakit hatinya kepada sang tunangan dan sekalian dirinya mencari pekerjaan.
Yasmin sangat bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan di sebuah Perusahaan besar di Jakarta sebagai sekretaris CEO ADIJAYA GRUP.
Karena kecerobohannya Yasmin harus terjebak dengan Gio Faresta Adijaya yang tak lain adalah CEO nya sendiri. Gio 29 tahun, laki-laki tampan penuh pesona ini banyak di gilai para wanita di luaran sana yang ingin menjadikan dirinya sebagai kekasih ataupun suami mereka.
Gimana kisah mereka selanjutnya ? ikuti setiap episodenya hanya di Noovel toon. 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Gio dan Leo memasuki gedung Perusahaan WILLIAMS GRUP, dan kemudian mereka berhenti tepat di meja Resepsionis.
"Permisi mbak.." sapa Leo kepada Resepsionis WILLIAM GRUP.
"Iya tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Resepsionis WILLIAM GRUP sembari tersenyum-senyum karena terpesona melihat lelaki tampan yang ada di depannya.
"Apa Pak Bagas ada? kami ingin bertemu dengan beliau." Resepsionis yang bernama Sari itu bukannya menjawab, ia malah melebarkan matanya karena terpesona dengan lelaki tampan lagi bahkan sangat tampan yang ada di belakang Leo, siapa lagi kalau bukan Gio.
"mbak, eh dasar bukannya menjawab malah bengong!" ucap Leo yang mulai kesal kepada wanita yang ada di depannya.
Sari masih tak memalingkan wajahnya sama sekali, ia terus saja asik menikmati pemandangan menakjubkan di depan matanya, ya menikmati wajah tampan yang di miliki Gio..
"Mbak..!" panggil nya lagi, dengan suara Leo sedikit lebih tinggi, karena kesal pada Sari yang terus menatap Gio. 'Dasar lebay gak pernah lihat Lelaki tampan kali yah?!' gumam Leo dalam hati.
"Eh, i_iya tuan.." ucap Sari gelagapan. "tadi tu_tuan ada perlu apa ya?" tanya Sari kembali.
"Kami mau bertemu dengan pak Bagas!" jawab Leo datar. Sari sampai menelan salivanya melihat perubahan wajah Leo yang sedikit menyeramkan menurutnya, apalagi menjawabnya dengan nada datar.
"ma_maaf tuan apa sudah buat janji sebelumnya?" tanya Sari lagi.
"Sudah!" jawab Leo
"Ba_baik, tuan bisa langsung menuju ruangan pak Bagas di lantai 20." Ucap Sari dengan rasa sedikit takut melihat Leo karena tatapan tajamnya.
"Terimakasih." ucap Leo dan langsung berjalan menuju lift bersama Gio.
"Lo lama banget sih?" tanya Gio.
"Ck, gue lama gara-gara tuh Resepsionis itu terpesona dengan ketampanan yang bos miliki." jawab Leo kesal. "Apa bos gak lihat tadi, dia menatap bos terus sampai matanya mau keluar. Eh gue tanya malah di kacangin." tambah Leo lagi.
"Hahaha... Lo tahu sendiri seperti itu Uda hal yang biasa buat gue, setiap wanita yang melihat gue akan terpesona." ucap Gio dengan percaya diri.
"oh ya tuhan.. kakak gue yang satu ini terlalu percaya diri sekali." gurau Leo sembari tertawa.
Akhirnya mereka pun sampai di lantai 20 dimana letak ruangan CEO WILLIAMS GRUP. Kemudian Gio dan Leo berjalan menuju meja sekretaris dari Bagas. Leo pun langsung berbicara pada Mila sekretaris Bagas, lalu Mila pun masuk keruangan Bosnya itu. Beberapa menit kemudian Mila keluar dari ruangan Bagas dan mempersilahkan Gio dan Leo masuk ke dalam ruangan Bosnya.
"Hai bro, apa gue ganggu ?" tanya Gio yang sudah masuk keruangan Bagas. "Sepertinya dirimu sangat sibuk." tambahnya lagi.
"Hei Gio Lo Uda datang..." Bagas langsung beranjak dari kursinya, lalu nyamperin sahabatnya sembari memeluknya.
Kemudian Bagas mempersilahkan Gio dan Leo untuk duduk di sofa.
"Bro, maaf kemaren gue gak hadir di acara ulangtahun Perusahaan WILLIAMS GRUP. Soalnya gue lagi berada di luar negeri, biasa... perjalanan bisnis." ucap Gio menyesal yang tak bis hadir di acara ulangtahun Perusahaan sahabatnya itu.
"Iya gak masalah, kan Lo Uda kabari gue." balas Bagas.
"Sebenarnya gue Uda lama ingin berkunjung ke WILLIAMS GRUP, tapi ya gitu Gas jadwal gue padat banget. Semenjak bokap gue pensiun, beliau langsung nyerahin ADIJAYA GRUP ke gue. Padahal gue juga lagi ngejalanin Perusahan yang gue bangun sendiri, makanya gue jadi kelimpungan megang dua Perusahaan sekaligus.." jelasnya yang selalu saja tidak sempat ingin berkunjung di Perusahaan Bagas, sahabatnya.
"Hahaha.. gue bangga sama Lo sekarang Lo Uda jadi pengusaha sukses. Apalagi wajah tampan Lo terpampang jelas di sampul majalah bisnis." tutur Bagas sembari tersenyum pada Gio.
"Hahaha... Lo bisa aja bro."
"Apa gue ganggu perbincangan hangat kalian?" Tanya Rio yang tiba-tiba baru saja masuk ke ruangan Bagas.
"Hei Yo.. enggak kok, malah kita lagi nunggu loh." jawab Gio sembari beranjak dari sofa lalu memeluk Rio.
Setelah berbincang-bincang, mereka pun pergi makan siang bersama di sebuah Cafe, mereka juga sekalian membahas tentang kerjasama mereka yang sudah di sepakati. Dan ya, sahabat Gio, yaitu Bagas sempat memperkenalkan istrinya, yang bernama Zahra ke padanya, dan ternyata istri sahabatnya itu adalah sepupu jauh nya sendiri. Sungguh dunia ini sangat sempit.
Satu jam mereka akhirnya selesai makan siang, dan mereka pun kembali ke kantornya masing-masing. Didalam mobil wajah Gio kelihatan sekali kurang bersahabat, karena Gio tadi sempat sedikit kesal pada kedua sahabatnya itu, yang mengejek dirinya karena belum juga mau serius terhadap wanita. Bagas dan Rio juga bertanya kapan dirinya akan menikah.
"Le.."
Ya bos." jawab Leo tanpa melihat ke arah Gio, Karena lagi menyetir.
"Sepertinya kita harus cari sekretaris deh, buat bantu-bantu pekerja kita." Ucap Gio yang sibuk dengan ponselnya.
"Ya itu terserah bos aja. Sejujurnya saya Uda dari kemarin-kemarin pengen ngomong juga ke bos, kalau kita butuh sekretaris. Setidaknya buat mengurus jadwal-jadwal bos." ucap Leo
"Oke Le.. Besok bilang sama orang HRD untuk mencarikan sekertaris buat gue." kemudian Gio berpikir sejenak, lalu ia teringat kalau kemaren banyak karyawan yang interview di kantornya. "O iya Le, kalau bisa ambil aja salah satu karyawan baru yang sudah di interview kemarin." tambah Gio lagi.
"Siap bos."