NovelToon NovelToon
OJO NGONO MAS'E

OJO NGONO MAS'E

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Bennuarty

Dewi Sri, seorang gadis 23 tahun yang memimpikan kerja di kantoran. Gadis dengan penampilan biasa saja dengan logat Jawa yang medok. Dijodohkan dengan seorang pria yang lebih dewasa darinya. Yang seharusnya berjodoh dengan kakak tertuanya.

Lucky Albronze terpaksa menerima perjodohan dari orang tuanya karena balas budi berhutang nyawa. Padahal dia sudah punya kekasih hati yang di impikan menjadi pendampingnya kelak.

Dan mereka berdua menjadi punya kesepakatan dalam pernikahan, yang hanya untuk membuat orang tua masing-masing merasa bahagia.

ikuti kisah selanjutnya yuk!

🥰🙏 dukung author ya. makasih ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan malam dengan mertua

Tok..tok.. tok..

Sri terperanjat kaget. Terduduk di ranjang karena ketukan pintu. Tapi tak bisa melihat apa pun. Keadaan gelap gulita. Mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha menajamkan pandangannya.

"Nona, anda di dalam?"

Suara seorang wanita memanggilnya dari luar kamar. Sri tidak mengenal suara itu. Bingung harus bagaimana. Sri tidak tahu di mana sakelar lampu kamar Lucky. Dia baru saja di sini. Dan tadi juga tidak memperhatikan.

"Nona Sri?" Suara itu memanggilnya lagi. Terdengar khawatir.

"Ya, sebentar. aku Ndak tau dimana sakelar lampu mbak" jawab Sri sedikit kencang.

"Ada lampu di atas nakas, nona" jawab wanita itu.

Mendapat petunjuk, Sri meraba di samping ranjang. Menemukan meja kecil. Terus meraba ketengah nakas. Akhirnya menemukan lampu tidur. Memijit sakelarnya, dan lampu tidur itu menyala.

Kini Sri bisa melihat keadaan kamar dengan penerangan lampu tidur. Dia sendiri. Tak tahu si pria kaku itu ada di mana. Sri segera beranjak turun dari ranjang. Menuju kepintu dan membukanya.

Tampak seorang wanita berdiri sambil memegangi dua koper besar. memakai blus warna krem dan bawahan rok sebatas lutut berwarna hitam. Sri tahu itu koper miliknya. pasti wanita ini seorang pelayan keluarga Lucky. Dia mengangguk dan tersenyum ramah.

"Maaf mengganggu istirahat nona. Tapi nyonya menunggu untuk makan malam" ujarnya sopan.

"Oohh.. Ndak apa-apa mbak" jawab Sri kikuk.

"Ini nona, saya bawa koper nona. Izinkan saya membereskannya" wanita itu membungkuk hormat.

Sri jadi merasa tak enak hati. Dia bisa membereskan pakaiannya sendiri. Lagi pula dia tidak ada pekerjaan lain.

"Ndak apa-apa mbake. saya bisa"

"Jangan nona. Ini perintah nyonya. Nanti saya di marahi kalau membiarkan nona Sri bekerja" pelayan itu menolak. Ada nada khawatir.

Sri diam sejenak. menimbang sesaat. Kasihan juga kalau nanti pelayan ini kena marah akibat penolakannya.

"Ya sudah mbak. Ayo masuk"

Sri menyingkir dari pintu. Memberi jalan pada pelayan itu untuk masuk.

"Maaf mbak, gelap. saya Ndak tau sakelar lampunya di mana" ujar Sri.

"ini nona. Sakelarnya ada di sini"

Pelayan itu menyalakan lampu kamar. seketika kamar menjadi terang benderang. Barulah Sri dapat melihat dengan jelas wajah pelayan itu. Sudah cukup dewasa. Mungkin usianya berkisar awal tiga puluhan.

Sri melirik jam dinding. Sudah menunjukkan pukul sembilan. Berarti, sudah cukup lama Sri tidur. sakit kepalnya sudah hilang.

"Mbake namanya siapa?" tanya Sri.

"Saya Tati, nona. Saya bekerja di bagian mengurus pakaian" jawabnya sopan.

"Oohh.. Mbak Tati" Sri tersenyum.

"sebaiknya nona Sri bersiap. Nyonya sudah menunggu" ujar Tati lagi.

"oh ya. Ya sudah. Saya mau mandi dulu"

Sri beranjak ke kamar mandi. Ingin membersihkan tubuhnya sebelum bertemu dengan Melani. Membiarkan Tati membereskan pakaiannya.

❤️

❤️

❤️

Sri mandi secepat mungkin. Pasti ibu mertuanya sudah menunggu lama. Setelah selesai, Sri keluar kamar mandi tapi tidak menemui Tati lagi. Bergegas Sri bersiap dan turun ke lantai bawah.

Sri memperhatikan keadaan mansion. Rumah mewah dan besar ini hanya di huni Lucky dan kedua orang tuanya? Yang meramaikan hanya pelayan. Itu pun sudah tak banyak pelayan yang tampak. Mungkin sudah istirahat.

Seorang pelayan datang menghampirinya ketika sudah sampai di anak tangga terakhir. seorang pria yang kelihatan sudah berumur. Mungkin saja lebih tua dari Frans.

pria itu membungkuk hormat. Sri merasa risih. Semua orang suka membungkuk di rumah ini. Sri tidak biasa di perlakukan seperti itu.

"Selamat malam nona Sri. Saya Sam. kepala pelayan di mansion tuan Frans" ujar Sam membungkuk hormat.

"Ah.. iya pak Sam. bune mana?"

"Mari ikut saya nona. Nyonya sudah menunggu"

Pak Sam berjalan lebih dulu. Sri mengikutinya berjalan di belakang pak Sam. pak Sam membawanya ke arah sebelah kanan. Lalu berbelok lagi ke kanan. mereka menuju ke arah belakang mansion.

Kolam renang besar membentang di area belakang mansion. Di sampingnya tumbuh berjejer pohon pinang merah, beralaskan rumput hijau dibawahnya. Sangat kontras dengan air kolam yang berwarna biru.

Melani duduk di kursi dengan meja yang telah penuh dengan sajian makan malam. Begitu Sri datang, Melani tersenyum dan memanggilnya agar mendekat.

"kamu sudah datang Sri? Ayo duduk sini sama mami"

Sri mendekat. Pak Sam hanya berdiri menunggu mereka. Sri memilih duduk di depan Melani.

"Maaf bune, sudah lama nunggu Sri" ujar Sri meminta maaf dengan kikuk.

"Tidak apa-apa. mami tau kalau kamu capek. Ayo kita makan"

Melani mempersilahkan Sri makan. Tapi Sri hanya menunggu. Tidak sopan mendahului orang tua. Melani hanya tersenyum melihat Sri menungguinya. Setelah Melani selesai mengambil makan malamnya, Sri pun melanjutkan mengambil bagiannya.

Mereka berdua makan dalam diam. Sri sungguh merasa canggung. Hanya mereka berdua yang ada di meja itu. Sri belum kenal baik dengan ibu mertuanya ini. Tapi dia bersyukur punya ibu mertua sebaik dan selembut Melani.

"Lucky sudah telepon kamu sayang?" tanya Melani memecah kesunyian. Sri mendongak dan hanya menggeleng.

"Hhh.. anak itu. Sudah punya istri juga masih saja belum berubah" Melani tampak kesal.

"Mungkin nanti Mase telepon Sri, bune" Sri mencoba menutupi.

"Sri, maafkan Lucky ya. Mungkin kalian berdua hanya belum terbiasa"

"enggeh bune"

"Dan jangan panggil bune lagi Sri. Sekarang kamu bisa panggil mami dan papi"

"eh.. i-iya bune. eehh.. ma-mami" Gugup Sri menjawab. Baginya panggilan itu sangat tidak biasa. Membuat Melani tersenyum geli dengan kepolosan Sri.

"Papi mu juga lagi sibuk. Jadi tidak bisa makan malam bareng kita" lanjut Melani sambil mengunyah makanannya pelan-pelan.

"Iya bune. Eehh.. mami" Sri nyengir karena salah memanggil Melani.

Kedua wanita itu makan malam sambil ngobrol sesekali. Membuat Sri merasa lebih nyaman bersama Melani. Rasa canggung itu menghilang sedikit demi sedikit.

❤️

❤️

❤️

Selesai makan malam, Melani mengajak Sri duduk di sofa teras belakang mansion. Masih di area kolam renang. Menikmati malam dengan udara sejuk yang menghempas semilir.

"Sri, Lucky itu wataknya keras kepala. Mungkin karena dia hanya sendiri. Kamu yang sabar menghadapi Lucky, ya?"

Sri mengangguk tersenyum. Ibu mertuanya yang cantik ini punya hati yang sangat lembut. Sri mulai jatuh cinta pada ibu mertuanya. Nyaman berada di dekatnya.

"Mami tau pernikahan kalian terkesan sangat terburu-buru. Tapi mami yakin, kalian berdua bisa melewati ini" Melani menggenggam erat tangan Sri. Seakan ingin menyalurkan kekuatan untuk Sri bersabar menghadapi Lucky.

Pak Sam datang mendekat. Melaporkan kalau Frans sudah pulang. Melani pamit pada Sri untuk menyambut suaminya. Tinggallah Sri sendiri duduk di depan kolam renang.

Sri mengedarkan pandangannya ke sekeliling area belakang mansion. Indah, mewah, dan pastinya terawat. Sekarang dia di sini. Di dalam sangkar emas yang masih terasa asing.

Kalau dulu sebelum menikah,, Sri bebas mau pergi kemana saja. Paling suka ke sawah menatapi tumbuhan padi yang terbentang luas berwarna hijau. Atau kemana saja ketempat-tempat pavoritnya. Tapi sekarang, jangankan pergi. Area mansion ini saja Sri belum tahu.

Sri rindu rumah. Apa kabarnya kasur hangatnya di sana? pasti sangat nikmat rebahan di kasur itu. Bagaimana keluarganya sangat menyayangi Apa kabar Nunik? eehhh.. tunggu tunggu.. Nunik? keluarganya? bune!!

"Aduh Buyung!! bune!!"

Sri terlonjak kaget. Tiba-tiba Sri teringat ibunya. Warti sudah pesan, kalau sudah sampai, untuk menghubunginya. Bagai di sengat listrik, Sri segera balik ke kamarnya lagi. Ingin menghubungi ibunya.

1
Intan Arista
Luar biasa
Intan Arista
Lumayan
Andaru Obix Farfum
warna otak udang tuh kaya apa ya kak
Dahlia Kartono
bagus ceritanya
Sri Wulan
pahit, nggak bisa berkiti kiti aku sama ryan😁
Mimie Lilis
takut bacanya
Mimie Lilis
geting sh ng lucky
Mimie Lilis
pinter koe sri😁😁😁
Mimie Lilis
goool juga
Nurina Ningrum
Luar biasa
Anonymous
kaya ijad d Upin Ipin hobby nya pingsan/Grin/
Meiriyana
modus yg halal, lanjutlah
Meiriyana
Luar biasa
Suyatno Galih
wkwkwkwkk ana ana Bae ramane mobile di dol bijone moreng dikon pending disit, ok la othor lanjut
Intan Risma Wandy
seneng sih critane diatas tpi endinge nagung bget thor mosok rong lahiran wes barrrr 😥😥
Ilham Rochman
seru bangeeet... alu ceritanya menghanyutkan naik turun seperti rollcoaster
Ilham Rochman
huahahahahaaa.... modyar kowe Agned
Ilham Rochman
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Ilham Rochman
hahahaa... seruuu thoor..lanjuut
Intan Risma Wandy
kapok kowe ditingal sri mingat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!