NovelToon NovelToon
Duka Dua Garis Merah

Duka Dua Garis Merah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:585.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: alfajry

Pernikahan Brian Zaymusi tetap hangat bersama Zaira Bastany walau mereka belum dikaruniai anak selama 7 tahun pernikahan.

Lalu suatu waktu, Brian diterpa dilema. Masa lalu yang sudah ia kubur harus tergali lantaran ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya yang semakin membuatnya berdebar.

Entah bagaimana, Cinta pertamanya, Rinnada, kembali hadir dengan cinta yang begitu besar menawarkan anak untuk mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebimbangan Brian

Brian memalingkan wajahnya.

"Kau pun pasti merasakannya, kan. Rinnada tidak seperti itu. Iya, kan?" Suara Andre mulai meninggi. Dia kehabisan cara supaya Brian bisa berpikir untuk kembali seperti dia yang dulu, sebelum bertemu Rinnada.

"Tidak. Dia memang Rinnada. Nada bicaranya, cara berpakaiannya, semua seperti Rinnada yang asli." Brian mengingat wajah Rinnada. Wanita itu tidak berubah. Ya, dia tidak pernah berubah.

Andre mengehembuskan napasnya dengan kasar. "Hah! Kau benar-benar masih punya perasaan terhadapnya, kan! Lihat, caramu menjelaskan tadi." Andre menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Kau tahu, dia sengaja bertemu Zaira. Ibunya kepala rumah sakit tempat Zaira bekerja. Zaira mengetahuinya, tapi tidak mengenalnya sebagai cinta pertama suaminya". Ujar Andre sambil berlalu meninggalkan Brian yang terkejut dan wajahnya tampak panik.

'Hah. Bagaimana ini' Batin Brian. Dia tidak menduga hal ini terjadi. Dia mengatakan kepada Rinnada untuk pelan-pelan. Karena dia sendirilah yang akan mengatakannya kepada Zaira. Namun melihat reaksi Zaira belakangan ini, dia mengurungkan niatnya.

Selama ini, Brian merasa tidak enak telah berbohong pada Zaira. Sejak kemarin, Ia merasa Zaira mengetahui perihal Rinnada yang datang ke kota ini. Tetapi, setelah mendengar perkataan Andre barusan, sepertinya Zaira memang belum mengetahuinya. Lalu apa yang terjadi? Kenapa Zaira berubah? Ah.. istriku itu, dia punya perasaan yang amat kuat.

Brian mengutuki dirinya sendiri. Merasa sangat bodoh dan serakah. Hatinya masih sangat mencintai Zaira. Tetapi, setelah melihat Rinnada lagi, dia terguncang. Apalagi Rinnada berubah menjadi ia yang asli. Rinnada yang lembut dan anggun.

Brian menyesali perbuatannya, saat pertama bertemu Rinnada pagi itu ~

Brian berlari pagi, seperti biasa, beberapa kenalan menyapanya. Tidak ada yang kenal akrab dengannya. Karena di sekitar rumahnya rata-rata pekerja kantoran. Mereka sangat sibuk di luar. Sangat jarang bisa melihat orang-orang di perumahan ini berkumpul di sore hari. Hanya wajah-wajah yang sering ia lihat sekilas saat melintas.

BRUK!

Seorang wanita terjatuh di depan Brian. Wanita itu tadi berlari lebih cepat melewatinya. Namun entah mengapa wanita ini terjatuh tepat di hadapannya.

"Anda tidak apa-apa?" Tanya Brian sambil membantu wanita itu berdiri.

"Tidak ap...". Wanita itu menggantung kalimatnya. Seperti tertegun melihat siapa yang membantunya.

Begitu juga Brian. Lebih tak menyangka melihat sosok gadis dihadapannya. Dia melepaskan tangannya dari wanita itu. Berdiri mundur beberapa langkah.

"Kak Ian.." Wanita itu menatap Brian. Wajahnya seperti ingin menangis, seseorang yang ia rindukan kini ada di hadapannya.

"Kau..." Wajah Brian pucat. Betapa kagetnya dia melihat Rinnada di hadapannya. Rinnada yang anggun, Rinnada yang harumnya masih sama.

"Kak Ian.. kakak tidak berubah. Aku rindu.." Wanita itu mendekat. Dia memeluk Brian yang masih kaku di tempatnya.

"Kak, aku tidak sangka bisa bertemu disini. Kakak kenapa pergi? Aku selalu mencarimu". Terdengar isak tangis Rinnada. Brian meleleh. Dia tidak bisa melihat wanita ini menangis.

Brian melepaskan pelukannya. Menatap Rinnada lekat-lekat. 'Dia benar-benar Rinnada' Batinnya.

"Kak, apakah kakak tidak merindukanku? Apakah kakak masih mencintaiku?" Rinnada menghujaninya dengan pertanyaan. "Kak, aku tahu kau telah menikah. Aku tahu istrimu." Wajahnya murung.

"Maafkan aku". Kata Brian, tetap memandang wanita itu. Hatinya tidak menentu. Ada rasa senang dan sedih. Bodohnya, hatinya bereaksi dengan kata-kata Rinnada yang menawarkannya bayi.

"Apa kau bilang?"

"Aku hanya menawarkan, kak. Aku tahu sifatmu yang menyukai anak-anak. Tetapi istrimu tidak bisa memberikannya, kan?" Jelas Rinnada. Ia meraih tangan Brian.

"Kak, aku yakin istrimu mengerti. Aku tidak meminta suaminya. Aku hanya ingin memberikan suaminya keturunan. Setelah itu, kakak bisa bersamanya lagi, kan?"

Brian hanya diam. Dia mengingat Zaira pernah memintanya mencari perempuan untuk menghasilkan anaknya. Hanya itu. Namun waktu itu, Brian marah. Mengapa dengan gampangnya Zaira mengatakan itu. Seakan sanggup melihatnya dengan wanita lain. Menurutnya, tindakan itu sangatlah tidak bijak.

"Rin.. aku.. untuk sekarang, tolong jangan seperti ini." Ucapnya sambil melepaskan genggaman Rinnada.

"Kakak.. bukankah kau yang meninggalkan aku?" Suara Rinnada lirih.

Brian terdiam.

"Kau masih menganggapku Rinnada yang berhalusinasi?" Rinnada menujukkan wajah kecewanya. "Tidakkah kau mengenalku?" Rinnada meletakkan pita kuning di genggaman Brian.

Wajahnya sedih. Brian seperti hanyut dalam kenangan indah masa lalu.

"Aku tidak pernah menjadi orang lain, kak. Aku tetaplah aku. Rinnada, kekasihmu dulu." Rinnada memeluk Brian yang masih memandang pita itu di genggamannya.

Mereka hanyut dalam kenangan dulu, dimana cinta bersemi. Cinta pertama Brian.

******

Rinnada duduk di atas rumput berhadapan dengan Brian yang menyandarkan dirinya di batang pohon. Suasana sore di taman kampus sangat indah. Angin sepoi membantu daun yang telah menguning terjatuh. Tepat di rambut bergelombang Rinnada.

Brian dengan hati-hati mengambilnya. Jarinya menelusuri wajah kekasihnya. Mata Rinnada tertutup, menikmati sentuhan lembut lelakinya.

"Manis sekali". Ucap Brian lembut.

Rinnada membuka matanya. Tersenyum melihat Brian yang menatapnya hangat.

"Rin.." Brian meraih tangan Rinnada yang sangat manis memakai gelang rantai yang bertuliskan nama Rinnada. Hadiah yang baru saja Brian berikan.

"Apa kau di izinkan menikah denganku? Apakah orang tuamu menyetujui itu?" Pertanyaan Brian terdengar takut. Bagaimana kalau ternyata orang tuanya tidak mengizinkannya menikah dan harus menyelesaikan pendidikannya dahulu? Jarak usia mereka tiga tahun. Rasanya, Brian tak mampu menunggu selama itu sampai harus memiliki gadis ini seutuhnya.

Rinnada tersenyum. "Ayahku sudah meninggal dunia. Kecelakaan. Sedangkan Bunda, dia sibuk bekerja. Dia selalu mendukung apapun keputusanku". Jawabnya menenangkan hati Brian.

"Begitukah?" Brian mengusap lagi pipi Rinnada. "Aku akan kesana. Ingin berbicara dengan wanita yang telah melahirkan kekasihku ini". Ucapnya dengan tersenyum menggoda Rinnada.

"Bersabarlah sebentar lagi". Ujar Rinnada. Dia melihat Brian yang sangat tak sabar.

"Aku sudah mendapat restu Papaku. Aku juga sudah mendapat tempat di perusahaannya." Brian merapatkan wajahnya ke telinga Rinnada. Membisikkan sesuatu yang membuat Rinnada tertawa riang.

Dia menatap Brian. "Terimakasih". Ucapnya dengan penuh makna. Dia bersungguh-sungguh.

"Untuk apa?" Tanya Brian.

"Untuk semuanya". Disentuhnya tangan Brian yang mengelus pipinya. Mantap matanya dalam-dalam. "Terimakasih sudah mau mengenalku. Terimakasih sudah mengejarku. Terimakasih sudah menempatkanku di hatimu. Terimakasih sudah mencintaiku." Ucapan Rinnada menyentuh hati Brian.

Rinnada menarik napas dan menghembuskannya perlahan. "Sayang, ada hal yang ingin aku ceritakan."

"Katakanlah". Kata Brian yang asyik memainkan ujung rambut Rinnada. Menaruhnya di hidungnya, menghirup aroma wangi khas Rinnada.

"Masih ingat di kebun binatang, aku mengatakan apa?"

Brian mengingat-ingat. Ah iya, waktu itu. Dia pun mengangguk.

"Itu.. "

BRAK!!

Sebuah Ransel terdampar tepat di dekat mereka. Brian yang mengetahui pemilik ransel ini pun mulai memasang wajah marah.

"Haaahhh!!"

Seseorang merebahkan kepalanya di atas ransel yang terjatuh tadi. Tepat di depan Brian.

"Sialan, kau!"

BAM!!

Sebuah tendangan mendarat tepat di bokongnya yang menyebabkan badan Andre mengguling.

"Ah kau ini!" Teriak Andre sebal. Di rambutnya sudah ada beberapa daun kecil yang menyangkut.

Rinnada tertawa melihat kelakuan kedua orang di hadapannya ini.

"Apa-apaan kau! Mengganggu saja!" Teriak Brian tak kalah kesal.

"Aku hanya numpang istirahat. Kenapa kau malah marah-marah. Rina saja tidak apa-apa. Ya, kan, Rin?" Andre mencari pembelaan.

"Aku terganggu. Disana masih banyak tempat. Jangan disini!"

Andre tidak mendengarkan Brian. Dia memalingkan wajahnya ke arah Rinnada. "Lihat kelakuan pacarmu itu, Rin. Kau tahu, tidak ada satu wanita pun yang mau dengannya. Hanya dirimulah, Rin. Satu-satunya." Ucap Andre kepada Rinnada yang hanya tertawa lucu.

"Bicara apa kau! Sana pergi!" Brian melempar batu kecil ke tubuh Andre.

"Terimakasih banyak Rina. Berkatmu, temanku ini, gilanya agak berkurang". Andre menyatukan kedua telapak tangan di depan wajahnya. "Kalau tidak, akulah yang menderita karena terus di dekatinya."

"Hei kau!"

BRAKK!! Tas Andre sudah melayang ke wajah pemiliknya.

"Apa? Aku bicara fakta. FAKTA!" Ucap Andre tegas.

Brian berdiri bersiap mengejar Andre.

"Mau apa kau!" Teriak Andre.

Brian langsung lari ke arahnya. Mengejarnya. Namun Andre lari duluan. Mereka kejar-kejaran di sekitar tempat itu. Dari satu pohon ke pohon yang lain.

"Kau kenapa marah?". Andre berlari mengelak. Ia bersembunyi di balik badan Rinnada.

"Hei sedang apa kau disitu!"

"Rin, tolong aku dari amukan pacarmu itu." Kata Andre mengumpet.

"Jangan sentuh pacarku. Jangan disitu!" Teriak Brian mengejar lagi.

"Rin, tenangkan pacarmu.." Pinta Andre yang hanya di balas tawa gembira oleh Rinnada.

Bersambung...

(Gambar ilustrasi diambil dari P*nterest)

1
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
yg menghancurkan rumah tangga mu bkn dinnara atau siapapun itu tpi dirimu, dirimu sendiri yg menghancurkan itu
Gesuriwati Damiri
Buruk
Gesuriwati Damiri
Biasa
Pingkan Tumbuan
kayak muter2 ceritanya
Elok Pratiwi
cerita yg burukkk ... alur cerits yg ga jelas ... apa yg msu diceritakan ....
Ooem Ummiyati
Kecewa
Ooem Ummiyati
Buruk
zahra ou
gila ja sendiri gk usah bawa temen, ntar tk lapori sama pak pur. polisi baik yg suka giring org model kamu buat dsembuhin
zahra ou: biar joged asolole tak dung dung
total 1 replies
zahra ou
mampus lu
cow gk tahu diuntung
Amilia Indriyanti
jangan biarkan kemungkaran terus merajalela.... 💪💪💪💪💪💪
Amilia Indriyanti
aku paling seneng sama perempuan tegas seperti ini
cinta semu
ngebut baca ny ...Sampek lupa piring dari pagi belum di cuci😁😂next thor
cinta semu
Rinnada itu sakit parah loh....benar kata dokter Revi ...😁😂ichhh....serem
cinta semu
pelakor ny ngamuk gaess 😂😁hancur semua barang2...
cinta semu
baru baca dah nyesek Thor...😢apalagi zaira yg baca hasil tulisan di kertas itu ya.... penasaran 🤔🤔
Npy
klw aku..akupun akan mengambil keputusan yg sama sprt Zaira🍀😊
Tri Astuti
hahaha
Tri Astuti
Luar biasa
Tri Astuti
Lumayan
Cita Solichah
karya2mu bikin aq gk bs fokus ngapa2in author.. tiap baca gk mau berhenti..
Penulis Amatir: Makasih ya kak. Udah baca Syahdu?🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!