Di Campakkan Suami Setelah Melahirkan

Hari ini Andin sangat luar biasa, dia mendapatkan tanah dengan harga yang miring karena Luna memberikan saran kepadanya untuk segera membeli, dan akhirnya rumah itu dijadikan gudang untuk pembuatan produk desainnya. Awalnya Andin hanya sekedar iseng mengunggah desainnya di instagram dan mencurahkan isi hatinya. Tapi ternyata responnya sangat luar biasa, dan menjadi lahan bisnis baru untuk Andin dan luar biasanya lagi hari ini Andin bisa membalikkan kata-kata Wina, kakak iparnya Andin. Memang Andin belum resmi bercerai dengan Rafif tapi sang pengacara dari ayah Andin sudah mengajukan perceraian mereka di persidangan.

Andin masuk ke dalam rumahnya, ia merasa lelah tapi merasa bahagia di hatinya, ia sudah lega. Terlihat Natasha juga sangat lelah, di letakkan Natasha di lantai yang sudah dilapisi karpet. Natasha sudah mulai belajar merangkak. Andin melihat perkembangan step by step anaknya. Ia bermain sebentar, kemudian Andin memandikan anaknya karena hari juga sudah sore. Setelah mandi Natasha tertidur karena ia juga sudah kenyang sebelumnya Andin memberikan makan kepada Natasha.

Baru saja Andin ingin beristirahat dan membaringkan tubuhnya bersama Natasha anaknya. Ada bel berbunyi menandakan ada tamu yang berdatang ke rumahnya, ia berharap bukan kakak iparnya lagi yang datang. Andin pun bergegas untuk membukakan pintu.

"Permisi ini benar rumahnya Mbak Andini yang designer?" tanya tamu.

"Oh iya benar Bu, saya Andini tapi saya baru memasarkan produksi saya lewat instagram, dan ada satu mall yang bekerja sama dengan saya. Silakan Bu masuk dulu, kita bicara di dalam saja." Andin mempersilahkan tamunya masuk dan duduk di kursi. Andin mengambil minum untuk sang tamu dan beberapa cemilan. Ibu itu pun masuk agar lebih enak membicarakan tentang sesuatu hal yang penting dan besar bagi Andin.

"Saya sudah melihat karya-karya desain Mbak di instagram. Saya sangat tertarik dengan desain Mbak. Begini Mbak, banyak wanita-wanita di luar sana yah... maaf nih Mbak bukan maksud saya menghina. Yang berbadan seperti Mbak ini big size, mereka susah mencari pakaian yang terasa nyaman di tubuh mereka. Saya berencana untuk membuat fashion show khusus desain big size. Saya ingin mentargetkan wanita-wanita yang berbadan big. Tapi tetap cantik dengan desain-desain yang Mba buat. Bagaimana? Mbak bersedia?" tanya tamu itu.

Suatu kejutan bagian Andin, seperti durian yang runtuh tiba-tiba, mendapatkan rezeki yang seperti ini untuk fashion show. Pasti orang-orang akan lebih melihat desain-desain Andin.

"Saya tertarik sekali Bu dengan tawaran Ibu ini. Maaf nama Ibu siapa?" tanya Andin.

"Ini kartu nama saya, Mbak Andini besok silakan ke kantor saya agar bisa kita bicarakan perjanjian untuk fashion show karya Mbak Andini." Andin melihat kartu nama, iya membaca Renata Cahaya Angraini (CEO PT Fashion Indonesia) salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.

"Baik Bu, Insya Allah besok saya akan datang. Terima kasih atas ketertarikan Ibu dengan desain-desain saya." Andin dan Ibu itu berjabatan tangan sebagai tanda setuju untuk bekerja sama. Ibu itu pun pergi, Andin merasa senang dia jingkrak-jingkrak sendiri di rumah, karena di rumah itu memang hanya ada dia sendiri. Andin ingin berbagi berita ini dengan Luna, tapi tadi pagi sudah bertemu dengan Luna. Lagi pula ini weekend, ia takut Luna ada kencan dengan kekasihnya.

Andin pun kembali ke kamarnya untuk menemani anaknya Natasha dan ia juga terlelap untuk tidur karena hari ini ia memang merasa sangat lelah.

***

"Andin.... Andinnnnnn... bangun Din, sudah magrib." Andin mengerjap matanya, ia terasa ada seseorang yang membangunkannya. Padahal di rumahnya hanya sendiri. Andin membolakan matanya karena Luna tepat di depan wajah Andin ketika membuka mata, Andin sangat terkejut.

"Astagfirullah Luna, nyeremin kamu tahu nggak sih. Wajah kamu itu putih, bening banget laler aja merosot kali, pakai baju juga putih suka banget sih pakai baju putih," protes Andin.

Luna tertawa tapi tawanya dia tahan karena Natasha masih tertidur.

"Andin kamu kan berikan aku kunci rumahmu, jadi otomatis aku bisa masuk lah. Lagi pula di rumah, kamu juga nggak ada siapa-siapa sendirian. Aku kan sahabat kamu yang paling baik, ini sudah waktunya salat magrib loh... kamu masih tidur, sana salat." Luna menggoyangkan badan Andin agar cepat bangun.

'Luna mengingatkan aku kepada seseorang, siapa yah?' tanya batin Andin.

Andin langsung mengambil air wudhu untuk melakukan kewajibannya kepada sang Pencipta. Setelah itu, dia mengaji sebentar. Walaupun Andin agamanya tidak terlalu kuat, tapi ia tidak mau meninggalkan salat lima waktu, setelah selesai ia menghampiri Luna yang sedang duduk melihat Natasha yang sedang pulas tertidur.

"Kamu mau curhat sama aku kan?" Luna langsung to the poin kepada Andin.

"Ih kok tahu sih? aku tadi mau telepon kamu tapi aku takut kamu lagi dengan kekasihmu," ucap Andin.

"Kekasih apaan? Aku kan jomblo. Kamu ngeledek aku ya?" tanya Luna.

"Eh kamu kan cantik, nggak mungkin lah kamu nggak punya cowok, masa kamu kerja terus," ucap Andin.

Luna hanya menyengir dan dia langsung terdiam.

"Eh aku salah ngomong yah sama kamu? Maafkan aku Luna." Andin merasa bersalah karena expresi Luna sangat berbeda.

"Aku dulu punya tunangan, tapi ketika aku sakit dia meninggalkan aku dan menikah dengan orang lain," jawab Luna.

"Ya Allah Luna, aku nggak tahu banget. Maafkan aku yah." Andin langsung memeluk tubuh Luna.

"Nggak apa-apa Din. Itu sudah lama, aku sudah melupakan. Kamu mau curhat apa?" tanya Luna.

Andin menceritakan tentang desainnya yang akan digelar. Sebuah fashion show. Luna sangat senang melihat perkembangan bisnis Andin yang baru dambperkembangannya sangat cepat sekali. Luna memberikan masuk masukan untuk desain-desain Andin agar lebih menarik, elegan walaupun dipakai oleh wanita-wanita yang badannya big size. Andin sangat senang sekali diberi masukan kepada Luna karena masuk-masukkan Luna itu sangat bermanfaat baginya.

Andin pun langsung mencoret-coret di kertasnya. Ia langsung mendesain apa yang sudah ada di pemikirannya, karena untuk mendesain itu ketika sudah ada ide harus disalurkan agar ia tidak lupa dengan idenya tersebut. Dengan cepat dalam waktu 2 jam Andin sudah mendesain 3 desain baju yang sangat unik, elegan, dan akan cantik pastinya dipakai oleh wanita yang berukuran big size.

"Din ada bubuk kayu gaharu nggak?" tanya Luna.

"Ada di laci itu, kamu bakar aja. Tempat pembakarannya di pojok jendela." Andin menunjukkan letaknya.

Sejak ada Luna Andin selalu menyediakan bubuk kayu gaharu, karena Luna sangat suka bau bubuk kayu gaharu waktu di bakar. Luna pun membakarnya, bau semerbak kayu gaharu seketika itu menyebar di kamar Andien. Andien pun tak masalah dengan baunya.

"Andin Besok kita lari yuk besok kan hari minggu, kita ke Gelora Bung Karno ajak Natasha aja. Kita bawa Natasha ajak jalan-jalan, Bagaimana?" tanya Luna.

"Boleh juga usulan kamu, aku juga perlu ide nih untuk desain aku. Otaku harus di refresh biar aku mendapatkan ide-ide yang lebih fresh lagi," jawab Andin.

Bersambung

✍✍ Mari beri komen kalian yang positif di novel ini. 1 komentar kebaikan Insha Allah membawa kebaikan saya khususnya dan di diri yang membaca. Aamiin 💞

Jadilah dermawan dengan cara like, subscribe dan follow aku. Vote nya juga yah🙏🙏🙏🙏

Baca juga yuk cerita serunya

5 tahun menikah tanpa cinta (Tamat)

Salah lamar

Retak Akad Cinta (bab 1 s.d 18 nyata, fiksi dari bab 19 dst)

Dicampakkan suami setelah melahirkan

Love dari author sekebon karet ❤💞