NovelToon NovelToon
SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:891.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Punya tetangga tukang gosip sih sudah biasa bagi semua orang. Terus gimana ceritanya kalau punya tetangga duda ganteng mana tajir melintir lagi. Bukan cuma itu, duda yang satu ini punya seorang anak yang lucu dan gak kalah ganteng dari Bapaknya. Siapa sih yang gak merasa beruntung bisa bertetanggaan dengan duda yang satu ini?

Dan orang beruntung itu tak lain adalah Lisa. Anak kepala desa yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Ibu Kota. Pas pulang ke rumah, eh malah ketemu duda ganteng yang teryata tetangga barunya di desa. Tentu saja jiwa kewanitaannya meronta untuk bisa memiliki si tampan.

Penasaran gak sih apa yang bakal Lisa lakuin buat narik perhatian si duda tampan? Kalau penasaran, yuk simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duo Cabe-cabean

Salah seorang dari tiga wanita modis itu membuka kaca matanya. Sontak mata Rayden pun berbinar.

"Aunty Vio!"

"Rayden!" Sahut wanita itu langsung merentangkan tangannya. Dan tanpa ragu lagi Rayden langsung berhambur dalam pelukan wanita asing itu. Sedangkan Lisa tampak kebingungan karena tak mengenalinya.

"Oh... rindunya sama anak Aunty yang satu ini." Wanita bernama Vio itu pun memberikan kecupan di pipi Rayden. Dan setelah itu ia pun memandang ke arah Lisa.

Lisa tersenyum ramah. "Hai, aku Lisa."

"Vio." Ia menilai penampilan Lisa dari ujung rambut sampai ke ujung kuku.

"Kakak cantik, ini tuh Aunty Ray yang udah lama gak pulang-pulang."

Vio teryawa renyah mendengar itu. "Emangnya Aunty ini bang Toyib gak pulang-pulang?"

Rayden terkekeh geli dan kembali meraih tangan Lisa. "Aunty, ini Kakak cantik yang akan menjadi Mama Ray."

"Eh?" Kaget Lisa. Ternyata bukan cuma Lisa yang kaget, tetapi ketiga wanita modis itu pun memekik kaget. Dan langsung memandang Lisa remeh.

"Vio, ini tidak adil. Kamu sudah janji bakal mak comblangin gw sama Abang lo."

"Gak, Mas Erkan itu punya gw."

Vio yang mendengar keluhan kedua sahabatnya itu cuma bisa garuk-garuk tengkuk. "Guys... sebenarnya gw gak punya hak buat maksa Abang gw. Dari pada kalian ribut, mending kalian ambil hatinya sendiri."

Vio melirik Lisa yang masih diam di posisinya. Jadi gosip soal Abang gw bener dong kalau dia mau nikah sama anak desa? Tapi anak ini lumayan juga, pas lah buat dibawa kondangan.

"Pokoknya gw yang harus dapatin Abang lo, titik."

"Gak, gw yang bakal jadi iparnya Vio titik."

"Gw."

"Gw."

Lisa yang melihat keributan itu pun langsung menarik Rayden masuk. Sedangkan Vio terlihat kebingungan karena kedua temannya mulai dorong-dorongan.

"Loh, calon mantu Mama ada di sini. Terus di luar kok ada ribut-ribut?" Mama Dinar yang sejak awal penasaran dengan keributan di luar pun mengintip di pintu. "Vio? Itu Vio kan? Ngapain dia di sini? Pake bawa duo cabe-cabean lagi. Ribet ini mah."

Lisa terkekeh lucu saat mendengar julukan kedua wanita genit itu.

"Ayok masuk, tutup pintunya sebelum mereka masuk." Mama Dinar langsung menarik Lisa dan Rayden masuk, lalu mengunci pintu rapat-rapat.

"Mereka itu pembuat onar, ngapain juga si Violla bawa duo cabe-cabean pulang sekarang dan malah ke sini? Bikin masalah aja." Omel Mama Dinar menggandeng tangan Lisa dan membawanya duduk di ruang tengah. Sedangkan Rayden cuma bisa mengekor dengan langkah lemas.

"Terus itu bawa apa?" Imbuh Mama Dinar saat melihat rantang di tangan Lisa.

"Oh, ini ada makan siang buat Tante, Om, sama Pak Erkan. Ikan mas goreng, sambel terasi sama kangkung tumis." Lisa meletakkan rantang itu di atas meja. Dan membukanya satu per satu.

"Wah... jadi ngiler. Udah lama tahu gak makan-makanan kayak gini. Tunggu, Mama panggil Erkan sama Papanya dulu."

"Iya, Tan. Biar Lisa ambil piring dulu."

"Duh... mantu idaman banget deh, tunggu sebentar ya?"

"Iya." Jawab Lisa tersenyum manis.

Mama Dinar pun langsung berlari kecil untuk memanggil anak dan suaminya. Sedangkan Lisa beranjak ke dapur untuk mengambil piring. Dan tentu saja Rayden terus mengekorinya.

"Kakak, Ray mau susu."

"Tunggu ya, nanti Kakak buatin."

"Makasih Kakak."

"Sama-sama, sayang." Lisa mengambil beberapa piring dan meletakkannya di atas pantry. Kemudian ia mengambil gelas untuk menyeduh susu kesukaan Rayden.

Tidak lama dari itu Erkan juga menyusul ke dapur sesuai perintah sang Mama. Lelaki itu tersenyum tipis saat melihat penampakan hangat di depan matanya.

Bukankah ini sudah seperti keluarga kecil?

Erkan berjalan pelan, mendekati Lisa yang masih sibuk membuatkan Rayden susu. Lalu tanpa ragu ia memeluk Lisa dari belakang. Sontak Lisa pun terkejut dan tubuhnya menegang.

"Pa...pak Erkan?"

"Lanjut aja buat susunya," bisik Erkan mengecup pipi Lisa. Dan ia bisa melihat rona merah di pipi gadis itu. "Kamu malu?"

Lisa mengangguk kecil.

"Jangan malu, kalau kita nikah kamu harus terbisa dengan ini."

"Lisa malu, Pak."

"Panggil saya Mas."

"Pak Erkan."

"Mas, sayang."

"Pak Erkan! Hallo." Teriak Lisa yang berhasil membuat Erkan tersentak kaget. Ternyata yang tadi itu cuma bayangan Erkan. Karena saat ini Lisa sudah di depan matanya sambil memberikan tatapan bingung. Bahkan lelaki itu tidak sadar jika putranya sudah pergi sedari tadi. Dan sekarang cuma ada mereka di sana.

"Bapak teh kesambet ya senyum-senyum sendiri?"

Mendengar itu Erkan pun langsung memasang wajah datar. "Dari tadi saya diam, gak senyum."

"Lah, jadi yang saya lihat tadi apa atuh? Masak iya saya ngelindur. Ih si Bapak mah suka lucu."

Erkan mendengus kecil. "Ngapain kamu di sini?" Tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya ia sangat malu karena ketahuan menghayal yang bukan-bukan oleh Lisa. Makanya dia agak jutek untuk menutupi rasa malunya.

"Saya tadi bawain makan siang, ini mau ambil piring. Bapak mau bantu saya gak?"

"Boleh," jawabnya datar seraya berjalan melewati Lisa. Melihat tingkah lucu Erkan, Lisa pun tersenyum geli.

"Tolong bawain air minumnya sama gelasnya ya, Pak?"

"Saya yang punya rumah, jadi gak perlu ngasih tahu." Ketus Erkan.

Ih... kok jadi judes gitu sih? Tapi makin gemesin deh.

"Sekedar mengingatkan, Pak."

"Hm."

Lisa menahan tawanya dan langsung beranjak ke depan. Meninggalkan Erkan yang masih salah tingkah di dapur.

"Sial! Kalau gini terus bisa mati hargadiriku," gumamnya.

Beberapa menit berikutnya, semua orang pun sudah berkumpul di ruang keluarga. Dan mereka duduk lesehan. Kedua cewek modis bernama Lussy dan Fina itu pun mendengus sebal saat melihat Lisa yang duduk bersebelahan dengan Erkan. Sedangkan mereka duduk bersebrangan.

"Duh, saya gak tahu kalau mau serame ini. Jadi bawanya cuma secukupnya aja. Gimana atuh nya?"

"Gak papa, kita udah makan kok sebelum ke sini." Ujar Vio mencubit kedua temannya yang sejak tadi tidak mau diam.

"Jadi gak enak saya teh," Lisa memasang wajah bersalah.

"Udah gak usah dipikirin, mereka udah makan katanya." Ujar Mama Dinar yang sejak awal tidak suka dengan keberadaan kedua wanita cabe-cabean itu. Bahkan mereka juga harus memohon dan berjanji tidak akan membuat keributan dulu baru bisa masuk.

"Ya sudah kalau gitu lanjut aja makan siangnya."

"Menunya kayak gini mah cocoknya duduk di pondok pinggiran sawah." Ujar Papa yang disambut tawa oleh Mama dan Lisa.

"Sok mangga atuh."

"Saya mau itu." Pinta Erkan menunjuk ikan yang tepat di hadapan Lisa. Sebenarnya bisa saja Erkan mengambilnya sendiri. Namun, ia hanya memanfaatkan kesempatan untuk bisa dilayani oleh Lisa. Hitung-hitung latihan, hehe.

Tanpa rasa curiga, Lisa pun mengambilkan sepotong ikan dan menaruhnya di piring Erkan. Keduanya terlihat seperti suami istri sungguhan. "Cukup?"

"Cukup, terima kasih." Jawab Erkan.

"Sama-sama."

Mama dan Papa yang melihat itu cuma bisa saling pandang dan tersenyum geli. Namun, beda dengan kedua wanita yang menginginkan posisi Lisa. Keduanya terlihat kesal sambil menoel-noel Violla. Sedangkan Violla menepik tangan mereka dengan kasar.

"Diam. Jangan sampai kita di usir sama Mama." Bisiknya. Dan keduanya pun harus menahan kesal karena Lisa dan Erkan terlihat romantis. Apa lagi tanpa diminta Lisa menuangkan air ke dalam gelas Erkan.

"Gimana Vi, cocok gak jadi Kakak ipar kamu?"

"Enggak!"

1
Julia Juliawati
adek ipar kynya. mgkn dia suka sm erkan tp erkan g suka sm dia
Julia Juliawati
eh paduda nanya dtg bln? 🤣🤣
Julia Juliawati
dasar paduda haha
Julia Juliawati
mending setengah jam. ada yg mandi smpe dua jam. ntah apa aj yg di gosok
Julia Juliawati
peda na peda beureum tabah peuteuy jeung jengkol muda muatap.mantan lewat di belakang aj g tau🤣🤣
Julia Juliawati
mantap kesukaan akoh itu
Julia Juliawati
hadiah semua🤣🤣
Luh Nanik
di bikin rendang aja Thor...😁😁😁😁
Saeni Bae
Kecewa
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
ahmad irwan
bagus
iecha fathir
lanjut ah..seru banget liat neng lisa n kang erkan ...🥰🥰🥰😍😍
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
🤣🤣🤣😂😂...polos banget rey
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
seru banget...😂😂🤣🤣🤣
Witri Yanti
mantap Thor Suko Wak carito nyo
Lisa Virgiyanti
👍👍👍
Rizki Surya
seru ceritanya aku suka
Wid
bagus banget ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!