NovelToon NovelToon
Kau Lupa Anak Istri

Kau Lupa Anak Istri

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Komedi / Tamat / Suami Tak Berguna
Popularitas:569.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Kartika Sari, di tinggal suaminya sejak pernikahannya yang baru berjalan enam bulan. Terlebih, saat itu Kartika baru mengandung tiga bulan.

Alasan ekonomi yang membuat Kartika merelakan suaminya pergi. Namun, tidak disangka bagi Kartika bahwa suaminya tidak pernah memberi kabar.

Hari berganti bulan, bahkan tahun. Angga tak kunjung pulang.

Kartika harus membesarkan anaknya seorang diri, walaupun dalam keadaan sulit. Hingga Jenita berumur enam tahun Kartika mencari Angga suaminya di rantau orang. Namun kenyataannya suaminya telah menikah lagi.

Akan kah Kartika mempertahankan rumah tangganya? atau justeru sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Suara lenguhan Diana di kantor tadi, selalu terngiang di telinga Kartika. Sepanjang jalan didalam taksi. Ia menangis menunduk menopang dahi. Agar tidak terlihat oleh supir taksi.

Kartika harus menerima kenyataan, bahwa suaminya bukan miliknya lagi. Betapa tidak? baru kemarin Angga kirim pesan I love you. Tetapi sekarang sedang bermain adegan panas dengan istri mudanya.

Cemburu? ya, jelas cemburu. Wanita mana yang rela suaminya berbagi? Kartika kembali mengusap air matanya.

Yah memang tidak berdosa bagi Angga, karena meniduri istri sendiri. Tetapi, hatiku tidak kuat ya Allah..."

Taksi sampai di depan Rumah Arumi, Kartika turun. Setelah membayar taksi, dia diam sejenak mengamati rumah kakaknya yang terhalang rimbunya tanaman bunga sepatu. Kartika menarik nafas. Membersihkan sisa Airmatanya jangan sampai terlihat oleh anaknya bahwa dirinya sedang menangis.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam."

"Horeee... bunda pulang cepat..." pekik Jenita kegirangan. Tangan kecilnya melingkar di leher Kartika setelah Kartika berjongkok mencium pipinya.

"Duuhh anak bunda. Bude kemana?" Kartika melihat rumah sangat sepi.

"Bokci"

"Kok anak bunda nggak ikut bokci?" Kartika kembali mencium pipi Jeni.

"Ngga bisa bun, tadi ngobrol di kamar kak Nisa, pas kak nisa tidur Jeni keluar," terkekeh.

"Sekarang kita kekamar yuk,"

"Come on"

Ibu dan anak itu bergandengan kekamar, Kartika mengajak anaknya berbaring, setelah membersihkan diri dan shalat dzuhur.

"Tadi di sekolah belajar apa?" Kartika miring menatap anaknya menopang pelipis.

"Berhitung, membaca, terus menggambar"

"Bun" Jenita ikut miring menghadap bunda.

"Apa" mengusap kepala lembut.

"Setelah Jeni dibelikan boneka ini sama Om yang di Mall waktu itu, Jeni tuh merasa dekeeettt..." Jeni menunjuk boneka kelinci di sampingnya.

"Jeni sering mimpiin Om itu bun, digendong, di ajak lari-larian ditaman, di ajak jalan-jalan," bibir Jeni tersenyum ingat mimpinya.

"Kapan ya bun, Jeni bisa bertemu lagi? Jeni nggak mau dibelikan apa-apa, nggak mau minta apa-apa, hanya ingin dekat saja"

"Ya tidak bisa begitu sayang... pasti Om itu punya anak juga, nanti kalau dia jalan-jalan sama kamu pasti anaknya akan marah sayang."

"Ingat Om ganteng, Jeni jadi ingat Ayah" Jeni berkaca-kaca, menatap bundanya.

"Kapan bun, Jeni bisa bertemu Ayah? Jenita ingin seperti temen-temen, berangkat di antar, pulang di jemput" Jeni mengerjap, memainkan kancing baju Kartika.

"Kak Anisa contohnya, setiap Papanya pulang di peluk, di gendong" matanya menganak.

"Sayang..." Kartika menarik bahu Jeni hingga jatuh ke dada, mengusap lembut. Kartika menatap langit-langit, Inilah yang selalu membuat Kartika tidak kuat, tiap kali anaknya menanyakan Ayahnya. Jawaban apa yang harus diberikan? Jeni masih terlalu dini untuk mengerti.

"Jeni nggak ingin seperti temen-temen, yang selalu, dibelikan ini, itu, Jeni hanya ingin dekat seperti Om yang sering Jeni temui dimimpi Jeni,"

"Ayo bun, cari Ayah... hiks hiks hiks, tujuan kita ke Kota kan ingin mencari Ayah bun, hiks hiks" Jeni menangis didada bundanya.

"Sabar, sayang... bunda juga sedang mencari, tetapi belum bertemu." Kartika mengusap punggung anaknya. "Sekarang bobo ya nak, besok bunda cari lagi," Kartika menenangkan Jenita. Sepuluh menit kemudian Jeni tidur.

"Seandainya kamu tahu sayang...ayahmu sudah pindah ke lain hati"

Kartika berguncang mengeluarkan tangisnya yang sudah ia tahan sejak tadi.

*******

Di pabrik.

"Derrtt dreett"

Devan.

"Hallo bu Diana"

Diana.

"Hallo! Kartika mana, bukankah tadi saya meminta dia menghadapku?"

Devan.

"Ibu diruangan?"

Diana.

"Iya"

Devan.

"Saya keruang Ibu saja"

Devan masuk keruangan Diana setelah mengetuk pintu. Rangga sibuk dengan lap top, sedangkan Diana sedang mantengin komputer. "Selamat siang Bu Diana. Pak Rangga"

"Siang! duduk" Diana menunjuk sofa.

Devan duduk. "Ada apa ibu memanggil saya?"

"Kamu sudah memberi peringatan Kartika? agar bekerja tidak seenaknya sendiri! Bukankah... saya minta kamu, agar dia ke ruangan saya?" Diana mengulangi ucapanya.

Deg. Rangga menatap Diana dan Devan bergantian.

"Bukankah... tadi sudah menemui Ibu?" Devano terkejut, balik bertanya.

"Mana dia? anak itu! kererlaluan! mentang-mentang dibutuhkan!" Diana emosi.

"Tadi sudah masuk kesini bu, saya sendiri yang mengantarkan, kira-kira setengah jam yang lalu,"

Rangga mendadak pucat. "Setengah jam yang lalu? berarti saat aku dan Diana sedaaang-- ah. Rangga mengutuk dirinya sendiri, berarti Kartika mendengar adegan ranjang yang ia lakukan.

Rangga menggigit bibirnya. Ini gara-gara kamu Diana... yang sudah tidak sabar, menuggu nanti malam."

"Sekarang panggil dia kesini!" perintah Diana.

"Baik bu, permisi," Devan meninggalkan mereka.

"Kamu jangan terlalu keras dengan karyawan, Na" Kata Rangga, tanpa menatap istrinya.

"Apa Mas? jangan ikut campur! sejak kapan kamu mengurusi pekerjaan ku! urus sendiri pekerjaan kamu!" sinis Diana.

"Memang siapa? yang telepon aku meminta kemari tadi?! kamu kan?!"

Rangga berdiri menatap beram istrinya. "Jika kamu tidak meminta aku kesini, lebih baik, mengurus pekerjaanku! ngerti kamu!"

"Kamu sekarang berani? Mas!" Diana ikut berdiri.

"Haaaahh...!!" Angga menarik jas di kursi. "Braak! kursipun terbalik, kemudian Rangga keluar meninggalkan Diana yang tak kalah emosi.

"Sreeek... sreeek... aaahhh... Diana mengobrak abrik tumpukan kertas di atas meja.

*******

Di dapur, Nana sedang terima telepon dari Devan. Devan menanyakan Kartika.

Nana.

"Belum balik ke dapur Pak, bukankah tadi menghadap bapak."

Devan.

"Iya, dia tadi sudah menemui saya, tapi belum bertemu Bu Diana."

Nana.

"Ya Pak, saya tanya teman-temannya dulu" tut.

Nana menghampiri Sekar. " Se, apa Kartika sudah kembali kesini?"

"Belum Mbak"

"Terus... Kartika kemana Se, dikantor nggak ada!" Nana membalik telapak tangan.

"Nanti saya telepon Mbak," sahut Sekar.

"Paling, pergi sama laki-laki lain! siapa lagi ya, yang menjadi sasaran. Haha" sambar Adelia sakartis.

"Hus! jangan suka bikin isu!" sergah Ana.

"Iya Mbak, mulutnya, musti di lakban!" timpal Sekar. "Kamu kan?! yang laporin Kartika ke Ibu Diana. Iya kan?! dasar, provokator!" tuding Sekar.

"Sudah, sudah. Kerja lagi" pungkas Nana.

Sementara Rangga tidak jauh dari tempat itu, sedang bersembunyi di balik tumpukan karung terigu. Mendengarkan perbincangan Nana dan Sekar. Setelah mengetahui bahwa Kartika tidak ada disitu, ia bergegas keluar. Rangga menjalankan mobilnya kencang menuju pt Diana Group.

Rangga berkali-kali meremas rambutnya dengan satu tangan, dia merasa bersalah, berkali-kali pula mendesah kasar. Membayangkan betapa sakitnya hati Kartika.

Sampai di kantor, Rangga duduk dengan kasar, mengusap layar handphone, menghubungi Rudy, tidak lebih dua menit Rudy datang.

"Ada apa bos?"

"Bagaimana hasil penyelidikan tentang anak perempuan kemarin?"

"Kami belum menemukan siapa orang tuanya bos, dan juga tempat tnggalnya. Tetapi kami sudah mengetahui dimana anak itu sekolah"

"Dimana?" Angga bersemangat.

"Ini bos" Rudy menunjukan beberapa fhoto yang diambil Rudy ketika Jenita sedang beristirahat di sekolah.

Angga mengukir senyum, mengangguk puas hasil kerja Rudi.

1
pecahan_misteri
apa sih Angga itu egois
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah ikut bahagia tour
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah semoga segera bersatu lagi mereka tour kasian jgn menderita trus Kartika dan Angga
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah aman Linda adalah teman bunda nya jeni
Hajjah Hartini Effendi
persatukan mreka lagi tour Tika dan Angga,, kasian
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
bagus
Elok Pratiwi
tidak menarik .... tidak suka cerita dg karakter pemeran utama wanita nya lemah tidak punya pendirian
Hajjah Hartini Effendi
ternyata memang Angga suami Tika, tapi seperti nya Angga pura² tidak mengenal Tika

sedih banget, sabar y Tika
Misaza Sumiati
Diana yang nyulik
Misaza Sumiati
tinggalin aja Diana , tidak tegas rangga
Shaa Erahh
Luar biasa
Samaniah
kena pnyakit saraf kyknya🤣🤣🤣
Mama Gezkara
ayah kak othor
Mama Gezkara
kq bude kak... Tante dong
Martha Amelia Susanti
Bagus ceritanya, tapi ingin tahu cerita adiknya Jeni. sukses selalu ya Buna🙏🏼💐
Rajwaa Hafizhah
percuma lu nangis orang kek jin begitu udah jahat banget nyet
Tining Revi
ceritanya bagus dan ber urutan.
Dewi Kasinji
kalo itu bukan bukti cinta ngga ...tapi nafsu
Dewi Kasinji
enak banget ya si Angga ... ternyata si Kartika gampang banget luluhnya . si Angga kyk gak ada perjuangannya 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!