[ Beberapa Bab belum di revisi ] Mohon maaf jika tidak update, ya. 🙏
Berkisah dari seorang gadis cantik yang bernama Amelia Andini Wijaya. Gadis yang kerap disapa Amel memilik sahabat yang sudah bagaikan saudara baginya, namun sahabatnya itu malah mengkhianatinya. Sahabat Amel berselingkuh dengan seseorang yang paling Amel cintai.
Hubungan Amel kandas setelah 3 tahun bersama. Membuat Amel begitu frustasi tak dapat menerima pengkhinatan dari sahabat dan pacarnya.
Demi melampiaskan rasa sakit hatinya, Amel memutuskan untuk mencari seorang gigolo. Hingga malam itu terjadilah penyatuan tanpa cinta.
3 tahun kemudian. Amel menyandang status sebagai seorang singgle Mommy. Amel dibantu Si Tukang ojek online cantik yang dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Tidak disangka-sangka seorang gigolo yang melakukan malam bersama Amel adalah seorang CEO sekaligus Direktur perusahaan besar yang ada di kota H.
Bagaimana kehidupan mereka setelah itu?
Simak ceritanya di sini.😉
Happy Reading All! 📚☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwti Asnn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FOMC 14
Azka memilih bergutat dengan pekerjaannya. Arya yang saat itu telah mengantar Amel tidak berani menganggu Azka yang sedang bekerja. Arya berlalu pergi ke ruang pribadi miliknya, yang berada di depan ruangan Azka. Arya sudah mengetahui bahwa Azka tidak suka diganggu saat sedang bekerja. Azka yang saat itu sedang fokus bekerja.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara ketukkan pintu dari luar.
Siapa yang berani mengangguku. Keberanianmu besar juga rupanya, batin Azka sedikit terusik dengan ketukan pintu.
"Masuk!" ucap Azka dingin.
Krieet ...
Pintu ruangannya terbuka.
Azka tidak menghiraukan siapa yang datang menganggunya. Azka masih tetap fokus mengerjakan pekerjaannya. Sampai suara Amel terdengar indah di indera pendengarannya.
"Selamat pagi Pak," sapa Amel lembut.
Untung saja kamu yang datang. Kalau orang lain aku pastikan tidak membiarkannya keluar tanpa cacat sedikit pun, batin Azka kejam.
"Apa yang membuat kamu ke ruangan saya?" tanya Azka datar, tidak menoleh fokus menatap laptop di depannya.
"An--Anu Pak. Ini, saya buatkan kopi untuk Bapak," ucap Amel gugup dan meletakkan kopi, di meja kerja milik Azka.
Jadi ... dia membuatkan kopi untukku, batin Azka senang.
Azka melirik sekilas. "Kamu mencoba mencari perhatian saya, kan?" Azka kembali melihat ke layar laptop.
"Siapa yang mencari perhatian, kamu jangan ge'er deh! Bagaimana mungkin aku mencari perhatian pada Bongkahan Es seperti kamu. Ups!" ucap Amel spontan. Amel segera menutup mulutnya dengan tangan.
"Apa dia bilang? Bongkahan Es? Asal kau tahu, banyak gadis yang mengantri mencari perhatianku," batin Azka dengan bangganya.
Azka melirik Amel yang sedang menutup mulutnya. Entah apa yang difikirkan oleh Amel.
Kenapa dia suka sekali mengumpatku, batin Azka.
Azka menghentikan pekerjaannya. Menopang dagunya dengan sepuluh jari tangannya yang sudah disatukan, lalu menatap ke arah Amel.
"Apa yang kamu katakan?" hardik Azka datar.
"Hehe. Saya bilang Bapak itu baik, tampan dan atas kebaikkan Bapak telah mempekerjakan saya di sini, maka saya buatkan kopi ini khusus untuk Bapak," kilah Amel tertawa kecil memperlihatkan deretan gigi putihnya.
Lucu juga tingkah kelinci kecil ini. Jelas sekali tadi dia menyebutku dengan sebutan Bongkahan Es. Pas ditanya dia malah mengelak. Awas saja kamu! batin Azka.
Azka yang tidak tahu harus membalas segera memerintah Amel. "Dekatkan kopinya ke sini!" perintah Azka datar.
Amel menuruti apa yang diperintahkan Azka. Azka lalu mengambil secangkir kopi itu, mencium aromanya, menyesapnya dan meneguknya secara perlahan.
Hm Enak! Wangi juga kopi buatan kelinci kecil ini. Sangat pas di lidah. Cocok dengan seleraku, batin Azka memuji.
"Gimana Pak? Enak tidak?" tanya Amel penasaran.
"Lumayan." Azka sedikit berbohong. Lalu menyesap kembali kopinya. Saat Azka sedang menikmati kopi buatan Amel, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka.
Krieet ...
Arya yang lupa memberitahu Amel bahwa Azka tidak bisa diganggu saat bekerja itu pun buru-buru membuka pintu dengan panik.
"Maaf Tuan. Saya tidak melarang Nona Amel untuk masuk memberikan kopi buat Tuan." Arya meminta maaf atas keteledorannya. Arya melihat gelas di tangan Azka, dia sedang menikmati kopi buatan Amel.
"Tidak apa-apa. Kopinya tidak terlalu buruk," ucap Azka santai dengan wajah datarnya itu.
Tumben banget, Azka tidak marah pada seseorang, karena telah lancang menganggunya saat dia lagi kerja. Sungguh matahari sudah terbit dari arah barat, batin Arya seakan tidak percaya.
Sejak ada Amel sikap Azka mulai sedikit berubah. Tidak biasanya dia mau minum kopi sembarangan. Apalagi sampai masuk ke dalam ruangannya sembarangan, batin Arya lagi.
"Ya sudah. Kalau tidak ada keperluan lagi. Kalian berdua boleh pergi," pinta Azka.
"Saya ada berita penting, Tuan," ucap Arya serius.
"Saya undur diri Pak," pamit Amel berlalu pergi keluar dari ruangan Azka.
Melihat Amel sudah keluar dari ruangan. Azka dan Arya berbincang tentang Kirana yang akan datang diacara ulang tahun perusahaan.
...~Flasblack Off~...
Amel yang sudah berada di ruangannya lebih memilih mengerjakan pekerjaannya.
"Kata Si Bongkahan Es, pekerjaanku di sini hanya menemaninya rapat dan menulis jadwal sehari-harinya," lirih Amel.
Apa tugas sekretaris di perusahaan Abraham Group Agency semudah itu, ya? batin Amel.
Amel melamun menopang dagunya dengan sebelah tangan.
"Oh iya. Kalau tidak salah ada rapat pagi ini jam 10 deh." Amel tersadar dari lamunannya.
Apa aku harus keruangannya lagi? Tapi, atsmosfer di sana sangat mengerikkan? Hais ... membayangkannya saja aku sudah ngeri. Tidak Amel tidak! Ini demi pekerjaan. Amel berdebat dengan fikirannya.
Untuk yang kesekian kalinya, Amel bergegas ke ruangan Azka lagi.
Tok! Tok! Tok!
Setelah terdengar suara seruan dari dalam, barulah Amel masuk ke dalam. Amel menghampiri Azka dan Arya yang sedang duduk di sofa.
"Ada perlu apa kamu kembali lagi ke sini?" tanya Azka datar.
"Begini Pak. Sebentar jam 10 Bapak harus menghadiri rapat," jelas Amel.
"Saya sudah mengetahuinya," ucap Azka datar.
Sebenarnya tugasku di sini masih berguna atau tidak sih! Pasti Asisten Kulkasnya ini, yang sudah memberitahukannya sebelum diriku. Percuma dong aku kesini memberitahukannya, batin Amel kesal.
"Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu?" tanya Azka datar.
Amel secepatnya merubah mimik wajahnya. "Eh. Ti--Tidak kok Pak. Wajahku memang sudah begini sejak tadi. Hehe," ucap Amel tersenyum yang dibuat-buat.
Azka meilirik arloji hitam yang bertengker di pergelangan tangan kirinya. Sudah menunjukkan pukul 09:50 pagi.
"Persiapkan dirimu. 10 menit lagi kita ke ruang rapat," tegas Azka.
"Ba--Baik Pak," ucap Amel.
Amel yang merasa bahwa dia sudah siap menghadiri rapat, tidak bergeming dari tempatnya. Dan masih berdiri diam mematung di depan Azka dan Arya.
"Kenapa masih tetap di situ? Segera bersiaplah! Waktumu tidak banyak lagi."
"Saya sudah siap kok, Pak."
Bukankah wanita selalu memperhatikan penampilan wajahnya? Kenapa dia tidak, batin Azka sedikit heran dengan tingkah Amel.
"Arya kamu sudah boleh pergi! Dan ingat cari tahu terus keberadaan orang itu. Karena dialah satu-satunya saksi yang bisa kita selidiki," tegas Azka.
"Baik Tuan. Saya permisi." Arya pamit dan berlalu pergi keluar dari ruangan Azka.
Amel yang memerhatikan raut wajah Azka pun heran.
Kenapa di wajahnya ada raut kesedihan, dan ... dan ada amarah yang terpendam? batin Amel memperhatikan wajah Azka.
"Apa belum puas melihat wajah tampan saya?" tanya Azka datar.
"Ma--Maaf Pak," ucap Amel salah tingkah. Amel tersenyum kikuk menangapi pertanyaan Azka.
"Ya sudah. Ayo kita pergi ke ruang rapat!" Azka berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Sedangkan Amel hanya mengikuti Azka dari belakang.
Mereka memasuki ruangan rapat. Di sana sudah ada para ketua-ketua bidang perusahaan yang sudah duduk rapi di kursi masing-masing.
Melihat Azka masuk, para ketua-ketua bidang perusahaan Abraham Group Agency langsung berdiri untuk menyambut kedatangannya.
Azka berjalan menuju ke arah kursi yang khusus diperuntukkan untuk CEO sekaligus Presdir perusahaan Abraham Group Agency. Amel yang baru pertama kali mengikuti rapat hanya mengekori Azka dari belakang. Amel hanya berdiri di samping Azka.
Azka duduk di kursi kebesarannya. "Silahkan duduk!" ucap Azka datar. Mempersilahkan peserta rapat untuk duduk.
Setelah mereka duduk dengan tenang. Barulah Azka memulai pembicaraan. Sedangkan Amel masih terpaku berdiri di sampingnya. Ketua-ketua bidang tidak heran lagi dengan Amel yang sekarang menjadi sekretaris CEO. Mereka sudah mengetahui bahwa sekretaris sebelumnya sudah dipecat secara tidak terhormat.
"Pagi semua! Langsung saja pada intinya. Saya mengadakan rapat pada pagi hari ini. Guna membahas tentang persiapan yang akan dilangsungkan empat hari ke depan untuk merayakan acara ulang tahun perusahaan kita."
"Acaranya hampir sama dengan tahun lalu. Akan tetapi, kali ini ada sedikit perbedaan. Perusahaan kita akan mengundang model dan juga artis ternama. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk itu pilihlah artis dan model yang lagi tren di tahun ini. Agar acaranya lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana pendapat kalian?" tanya Azka. Azka menatap bawahannya satu persatu meminta kepastian.
Para ketua-ketua bidang saling pandang dan menganggukkan kepala.
"Setuju!" ucap mereka serempak.
"Baiklah kalau kalian semua setuju. Saya tunggu perkembangannya dalam tiga hari ke depan," ucap Azka datar.
"Dan kamu!" Tunjuk Azka pada ketua perusahaan di bidang Entertainment Agency.
"Dalam tiga hari ke depan, serahkan daftar nama model dan artis yang akan kita undang."
"Baik Pak."
"Sekarang kalian sudah boleh keluar!"
Bersambung❣
jdi rd MLS klmaan