NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: tamat
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat / CEO / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Beberapa waktu kemudian, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Cincin Pertunangan

Ammar menarik napas dalam. Dia baru sadar jika cincin yang dia pesan itu sebenarnya untuk Aisyah. Dia telah mempersiapkan untuk mereka tunangan.

"Apa sebenarnya cincin ini bukan untukku? Apa bener rumor yang beredar kalau kamu sudah hampir bertunangan dengan seseorang?" tanya Mia dengan wajah yang penuh selidik.

Ammar menggelengkan kepalanya. Mia tak boleh tahu kalau dia dan Aisyah telah sempat merencanakan pernikahan. Orang-orang hanya tahu mereka pasangan kekasih.

"Aku tak pernah menjalin hubungan seserius denganmu. Itu inisial namaku. Kedua cincin aku beri tanda huruf A saja. Agar kamu selalu ingat aku dan pernikahan kita nantinya," jawab Ammar berbohong.

"Jadi kamu sengaja memberikan inisial nama kamu saja?" tanya Mia lagi.

Ammar mengangguk sebagai jawaban. Dia terpaksa berbohong dari pada urusannya jadi panjang.

"Kamu nggak bohong?" tanya Mia. Dia masih saja ragu dengan ucapan pria itu.

"Kalau kamu tak percaya, coba sematkan di jari manismu. Itu cocokan dengan ukuran jarimu?" tanya Ammar.

Mia lalu mencoba menyematkan ke jari manisnya. Cincin itu memang pas. Dia jadi tersenyum.

"Maaf ... aku pikir kamu pesan untuk wanita lain berinisial A. Kita mau bertunangan. Aku tak mau kamu masih memikirkan wanita lain," ucap Mia.

Mia sebenarnya pernah mendengar kalau Ammar telah memiliki kekasih, tapi ibunya mengatakan jika mereka hanya teman dan wanitanya yang mengejar Ammar.

Mamanya Ammar meyakinkan keluarga Mia jika putra mereka sejak jadi abdi negara, tak pernah dekat dengan wanita manapun. Itulah alasan kenapa mereka menjodohkan dengan Mia. Seorang dokter muda. Dari segi usia, Mia lebih tua tiga tahun dari anak mereka.

"Setelah kita menikah, aku tak mau ada nama cewek lain yang kamu sebut. Tak ada foto cewek lain di sosial media kamu. Pokoknya aku mau, kamu hanya fokus dengan pekerjaan dan keluarga kita saja," ujar Mia.

"Jangan kuatir, Mia. Aku juga tak mungkin melakukan sesuatu yang akan merusak nama baikku sendiri," balas Ammar.

"Pertunangan kita dua hari lagi. Dan pernikahan satu bulan lagi. Aku mau semuanya berjalan lancar tanpa hambatan," ungkap Mia lagi.

Ammar mencoba menetralkan pikirannya setelah pernyataan Mia yang langsung menggetarkan jiwanya. Dua hari lagi pertunangan? Satu bulan lagi menikah? Semakin mendalamnya perasaannya terhadap Aisyah membuat hatinya bergejolak. Dia tahu Aisyah adalah cinta sejatinya, perempuan yang selama ini dia impikan untuk menempuh jalan hidup bersama.

“Mia, bisa kita bicarakan ini lebih lanjut?” Ammar mencoba meraih tangan Mia, berharap memperkuat kepercayaan diri di dalam hatinya.

Mia menatap tangan Ammar sejenak sebelum menariknya kembali. “Apa sekarang kamu ingin menggagalkan rencana kita? Atau ada yang ingin kamu katakan?”

“Tidak, bukan itu maksudku,” Ammar berusaha mengelak. “Aku hanya ingin kita membuat rincian mengenai rencana pertunangan dan pernikahan lagi.Ini penting untuk memastikan semuanya berjalan lancar.”

Ammar sengaja mengalihkan obrolan. Dia tak mau Mia mengungkit masalah cincin lagi.

“Tentu saja! Kita perlu berbicara lebih matang lagi mengenai persiapan acara. Undangan sudah disebar kan? Aku mau semuanya sempurna,” jawab Mia dengan antusias.

“Undangan sudah. Catering sudah ku konfirmasi juga,” Ammar berusaha tersenyum, meskipun hatinya semakin tertekan. “Tinggal dekorasi yang perlu dipastikan semua sudah sesuai.”

“Berarti kita sudah siap, kan?” tanya Mia sambil menatap Ammar dengan mata berbinar. Mia adalah tipikal perempuan yang tahu persis apa yang diinginkannya dan bertekad untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Jika dia inginkan Ammar, dengan cara apapun dia harus bisa mendapatkan.

“Iya, siap,” jawab Ammar sambil mengedarkan pandang ke sekeliling. Dia merasa terjebak dalam situasi yang semakin membuatnya berdebar. Dia semakin teringat dengan Aisyah. Semua yang dia siapkan itu sebenarnya untuk pernikahan mereka.

"Besok kita ambil baju buat pertunangan sekaligus fitting baju pengantin," ujar Mia.

"Kamu atur saja. Aku ada libur dua hari. Kita bisa pesan apa yang dibutuhkan buat pernikahan," jawab Ammar dengan suara datar.

Pernikahan mereka akan diadakan di hotel berbintang. Dengan ribuan undangan. Namun, Ammar tak merasa ada kemeriahan.

Pengajuan izin pernikahan telah dia lakukan sejak tiga bulan lalu. Dan semua atas perintah ibunya. Dia tetap berhubungan dengan Aisyah walau sebenarnya tak ada niat lagi menikah dengan gadis itu. Bahkan seminggu sebelum memutuskan hubungan, mereka masih melakukan hubungan suami istri.

Jika saja mamanya tak mendesaknya untuk memutuskan hubungan dengan Aisyah, mungkin dia masih terus bersama gadis itu hingga hari pernikahannya dengan Mia. Dia menyayangi Aisyah, tapi kedua orang tua tak merestui.

Ammar dan Mia mengobrol tentang acara pertunangan dan pernikahan mereka hingga jam sepuluh malam.

**

Pagi ini hari kedua Aisyah bekerja. Dia tampak tetap semangat. Walau dia belum pasti mau ditempati di divisi apa, tapi baginya tak penting. Ditempati dimanapun asal bisa tetap bekerja akan dia terima.

"Semangat Aisyah. Sambut pagi ini dengan senyuman," ucap Aisyah pada diri sendiri.

Seperti hari kemarin, dia berangkat kerja dengan menggunakan bus. Berdesakan dengan penumpang lainnya.

Setengah jam kemudian dia telah sampai di halaman perusahaan. Jarak kos dengan kantor sebenarnya dekat kalau di tempuh dengan sepeda motor. Hanya sepuluh menit. Karena dia mengunakan bus, sehingga memakan waktu hingga tiga puluh menit.

Dengan langkah yang pasti dan senyum ceria, Aisyah masuk ke kantor. Menginjak lobi, dia menyapa rekan kerjanya. Gadis itu memang sangat ceria.

Aisyah berhenti melangkah saat melihat seorang pria yang tak asing baginya. Wajahnya langsung cemberut. Sebelum memasuki lift, dia menyapa laki-laki tersebut.

"Hei, kamu kerja di sini juga? Kenapa sih aku harus bertemu kamu terus?" tanya Aisyah.

Alby menatap heran pada gadis itu. Karyawan yang lain ikut menatap ke arah Aisyah. Gadis itu jadi gugup. Pandangan karyawan banyak tertuju padanya. Sedangkan pria itu sendiri, tampak terkejut karena bertemu Aisyah lagi.

"Kenapa diam? Kamu kerja di sini juga?" Aisyah mengulang pertanyaannya.

"Ya, aku kerja di sini," jawab Alby dengan suara datar.

Pria itu adalah Alby. Laki-laki yang telah Aisyah temui sebanyak dua kali.

"Kebetulan, aku karyawan baru di sini. Tapi kamu tak boleh ngerjain aku ya. Aku sudah banyak kenalan. Luna ini juga temanku," ucap Aisyah sambil menunjuk ke arah Luna yang baru saja sampai di dekat mereka.

"Selamat Pagi, Pak Alby," sapa Luna dengan hormat. Dia sedikit menundukan kepalanya.

"Kenapa kamu panggil Pak Alby. Apakah dia kepala divisi?" tanya Aisyah dengan berbisik.

"Selamat Pagi," jawab Alby singkat tanpa ekspresi.

"Pak Alby CEO perusahaan ini," jawab Luna dengan berbisik juga.

Mendengar ucapan Luna, Aisyah menjadi terkejut. Tak menyangka akan hal itu.

"Apa ...? CEO?" tanya Aisyah. Tanpa sadar suaranya terdengar.

Para karyawan yang baru sampai memberi salam dengan hormat. Barulah Aisyah menyadari kalau memang Alby pasti kedudukannya sangat tinggi. Jika benar dia CEO perusahaan ini, tamatlah riwayatnya, pikir gadis itu.

Alby yang melihat perubahan wajah Aisyah menjadi tersenyum. Hal langka itu membuat karyawan yang melihat jadi heran. Tak biasanya atasan mereka begitu, biasanya selalu dengan wajah datar.

1
Fatmawati Masita
menuju puncak kenikmati yg blm pernah dia rasakan....apa bersama Aisya tdk nikmat yaaaaa
Lita Pujiastuti
pangkat sersan merasa sdh hebat... mknya mutusin Aisyah .. trs skrg ngancZm Aisya.... cih. gitu deh jadinya... dimutasi... untung gk dipecat...
Lita Pujiastuti
Sidah tahu Alby bukan orang sembarangan... eehhh... cari perkara...
Lita Pujiastuti
Rasain luh ..
Lita Pujiastuti
mana bisa nama belakang Zavier namamu, ko Mar. nikah jg ngga ... mimpi keles...
Lita Pujiastuti
Makanya... jadi laki² jgn plin plan
sdh mutusin ninggalin Aisyah dan nikah sama Mia... ya udah.. lupakan Aisyah.
Lita Pujiastuti
Puas..... Aisyah selalu jujur dg suaminya, koMar... sdgkan kamu... slintutan sm istri.....
Lita Pujiastuti
Sudah dulunya sering ngutang sm Aisyah... cowok nacam apa kamu ..

sepertinya setiap wanita yg deket dg Ammar selalu byk berkorban... mia pun jg sama
Lita Pujiastuti
Gak inget apa, kamu yg mutusin Aiayah, koMar .. dan ibunmu jg mengancam Aisyah. Saat Aisyah tahu dirinya hamil, kamu sdh nikah dg Mia.
lagi pula jika kamu laki² bertanggung jawab, hamil gk hamil harusnya kamu tetap menikahi Aisyah krn kamu sdh merenggut kagadisannya... klo gk ada hukum sdh tak bunuh tuh si koMar
..
Lita Pujiastuti
Hubungi Mia, agar dia jg datang di cafee tempat ketemu Ammar, Sya... biar dia diamuk sm Mia ..
Lita Pujiastuti
Aku yakin, Alby pasti mwnyuruh Aisyah angkat telp. Lebih baik Aisyah temui Ammar lalu selesaikan apa maunya. trs akhiri dg tegas. Lagi pula Ammar gk ada hak dg Zavier, krn itu anak di luar nikah. Kalau Ammar menyakahkan knp gk bilang klo hamil. Blg dg jujur klo Aiayah tahu hamil stlh diputusin, dan wkt itu Ammar ash nikah dg Mia lagi pula Aiayah sdh janji gk akan menghubungi Ammar lg. apalagi wkt itu jg diancam sm bu Rida
Lita Pujiastuti
Aisyah harusnya memahami Alby. Bagaimanapun di sdh jujur mengatakan walau setelah menikah... lalu apa bedanya jujur dr dulu atau sekarang... sama aja kan .. yg penting akhirnya akhirnya mau cerita
Lita Pujiastuti
Jujur pd Aisyah sebelum dia tahu dr Ammar. itu lebih baik Alby .. dan lapor kan Ammar ke atasannya kalau dia mengganggu keluargamu. karena masih ingin menemui istinya krn mantannya punya anak dihamili oleh Ammar sblm menikah... biar dia malu krn melanggar sumpah prajurit
Lita Pujiastuti
Itu yg dimaksud Alby wkt bicara sm Aisyah bhw dia tak sebaik yg Aisyah pikirkan. dan meminta jika suatu saat tahu ttg dirinya, minta diberi kesempatan utk menjelaskan dan jgn meninggalkannya
Lita Pujiastuti
Ternyata hatimu semakin bengis, koMar... dulu kau sia²kan Aiayah. Sekarang kau akan menghancurkan rumah tangga Aisyah. Menjatuhkan Alby sama saja dg menghancurkan Aisyah .. piliranmu itu lhoo... di mana ..
Lita Pujiastuti
penderiataan Aisyah wkt kamu putusin trs ketika sadar hamil anakmu . hancur lebur, Mar Komar....
sekarang ngaku Zavier anakmu... gk nyadar apa... ngurus sejak hamil sampe lahir aja ngga....
Lita Pujiastuti
Menjadi TNI suka macam² laporin komandannya, bisa habis tuh ..
Lita Pujiastuti
Dasar Ammar plin plan, sdh mutusin hub dg Aisyah. eh.... sama Mia jg setengah². Kamu menyakiti dua²nya.... hatimu bengis, Marto...
Maa Yanti Maa Yanti
dsaaar s amarr cowo brengsekkk
Lalisa
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!