Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 14 : Sesekali Harus Kejam
Setelah lama mencari, dia akhirnya menemukan sebuah perkemahan yang lumayan besar, bahkan bisa dikatakan cukup besar.
Setidaknya perkemahan ini dapat dihuni sekitar seratus orang, dengan puluhan tenda yang saling berdekatan.
Zhou Fan tidak langsung menghampiri mereka, melainkan terlebih dahulu memeriksa. Sangat tidak enak jika sudah terlanjur keluar dan ternyata perkemahan bukan dari orang Kekaisaran Xi.
Jika bukan milik Suku Barbar itu masih baik, tapi bagaimana jika perkemahan ini milik Suku Barbar. Bisa bisa dia mendapatkan masalah yang tidak diinginkan.
Setelah beberapa saat mengamati, meski ada yang berlalu lalang, itu tidak terlihat seperti orang dari Suku Barbar.
Menurut cerita orang orang Kota Xue, Suku Barbar rata rata memiliki kulit gelap, dengan rambut keriting. Selain itu tubuh mereka lebih kekar bahkan jika itu seorang wanita.
Sedang yang terlihat di depan matanya memiliki penampilan seperti selayaknya orang biasa seperti dirinya.
Zhou Fan memastikan bahwa ini jelas perkemahan yang dia cari. Pemuda itu pun keluar dari persembunyian dan menunjukkan diri di hadapan beberapa orang yang tengah berjaga.
"Salam senior."
Meski perapian tidak terlalu besar, sudah cukup untuk bisa melihat bahwa mereka semua adalah pria paruh baya.
Kedatangan Zhou Fan yang tiba tiba membuat mereka terkejut, dengan cepat salah satu diantar mereka mengeluarkan pedang.
"Tunggu senior, kedatangan junior ini tidak ingin mencari masalah." Zhou Fan berkata dengan cepat.
Kelima orang itu agak menahan, tapi tetap menggenggam senjata mereka.
"Apa senior ini orang Kekaisaran Xi?"
Pertanyaan Zhou Fan membuat mereka kembali bersiaga, tapi itu malah menguatkan keyakinan Zhou Fan.
"Apakah kau dikirim Kekaisaran Han, ... atau Kekaisaran Shao?"
"Sebenarnya kedatangan junior ini ingin mencari Tetua Louxi." Zhou Fan mengeluarkan surat yang ditulis gurunya, dia berpikir salah satu dari mereka mengenal Tetua Louxi.
Namun mereka terlihat mengerutkan kening. Semakin lama terlihat semakin bingung.
"Siapa tetua Louxi, kami tidak mengenalnya."
Zhou Fan menyipitkan mata, apakah perasannya salah, apakah tetua Louxi-gurunya bukan merupakan bagian dari Kekaisaran Xi? Jika begitu, dimanakah sekarang gurunya berada?
Dari salah satu tenda yang agak besar, seorang pria paruh baya berpakaian sedikit mewah datang dengan membawa tongkat di tangan kanannya.
"Apa hubunganmu dengan Sian Lou?"
Zhou Fan menoleh, dia tidak mengenal siapa 'Sian Lou'. Kenapa dia harus mengenal orang ini. Namun kepala Zhou Fan bereaksi dengan sangat cepat. "Junior adalah muridnya."
Pria paruh baya itu mengangguk. Kemudian beralih ke kelima orang yang berjaga. "Dia adalah murid Perdana Menteri Sian Lou."
Setelah itu dia beranjak pergi, tapi sebelum itu dia mengajak Zhou Fan untuk ke tempatnya. Pemuda itu pun mengikuti dengan segera.
"Lantas dimana keberadaan guru sekarang?" Zhou Fan sudah tidak sabar bertemu gurunya, sebelum ini Tetua Louxi berjanji akan memberikan semua pemahaman yang dia miliki kepadanya-Zhou Fan.
"Jangan terburu buru, mari kita duduk dan berbincang. Aku adalah Xi Loan, putra kaisar terdahulu."
Pria paruh baya memperkenalkan dirinya, dia menyebutkan bahwa ayahnya adalah 'kaisar terdahulu' yang berarti sekarang dia lah kaisar sesungguhnya.
Zhou Fan sempat terkejut mendengar bahwa di hadapannya merupakan keluarga Kekaisaran Xi, terlebih pria paruh baya ini adalah seorang pangeran.
Gurunya adalah perdana menteri, dan di hadapannya merupakan putra kaisar, bukankah hubungan keduanya tidak terlalu jauh. Mungkin gurunya juga ada di perkemahan ini.
"Ini adalah teh bunga krisan, diseduh dengan air rebusan madu." Xi Loan meraih cangkir di depannya, mendorong ke hadapan Zhou Fan.
Zhou Fan meraih cangkir yang disodorkan. Dia menghirup aroma teh yang sangat menyengat di rongga hidung.
"Gurumu mungkin saat ini tengah memeriksa keadaan sekitar, sebagai perdana menteri dia memiliki tanggung jawab besar dengan keamanan semua orang yang ada di perkemahan."
Zhou Fan menaruh cangkir yang sudah kosong, dia kemudian bangkit. "Jika demikian, junior akan kembali esok hari."
"Tunggu, kau bisa menempati salah satu kemah, dan beristirahat malam ini."
Zhou Fan tidak menolak, dia pun diantar sampai di depan salah satu kemah yang ukurannya mungkin dua kali tiga meter.
Setelah mengantar, suruhan itu langsung kembali, meninggalkan Zhou Fan sendiri di dalam kemah.
Waktu terus berputar dan hari semakin malam. Beberapa perapian mulai padam, menyisakan perapian besar di tengah perkemahan.
Srak... Srak...
Zhou Fan yang semula merebahkan tubuhnya, langsung bangkit dan berdiri. "Hem... Mereka sangat tidak sabaran."
***
Di luar kemah milik Zhou Fan, dua orang berjalan dengan langkah hati hati, setiap satu langkah mereka maju, kepala akan menengok ke sana kemari memastikan tidak ada yang orang lain disekitar mereka.
"Menurut Yang Mulia, yang akan kita tangkap ini adalah murid Sian Lou. Dengan menangkap muridnya, pria tua itu pasti akan keluar." Pria dengan brewok tebal berkata dengan nada bersemangat.
"Tapi dia adalah murid Sian Lou, tidak mungkin hanya seorang yang biasa. Bagaimana kita dapat menangkapnya dengan hanya tingkat petarung kaisar bintang tiga?" Pria gemuk berkepala botak tidak yakin dengan kemampuannya.
Namun hanya ditanggapi dengan tawa ringan oleh pria brewok tebal. "Yang Mulia telah memberinya racun pelumpuh, bahkan jika kita orang biasa, tetap akan bisa mengalahkannya."
Pria gemuk mangut mangut. Mereka pun memasuki kemah Zhou Fan dengan lancar.
Ketika mata melihat gundukan di atas alas tidur, senyum tersungging di wajah mereka. "Salahkan saja gurumu, Si Bajingan Tua itu."
Sambil memaki mereka terus menginjak gundukan yang ada di hadapan mereka, berpikir itu adalah sosok yang mereka incar.
Namun gundukan semakin lama semakin kecil, membuat kening keduanya mengerut.
Tanpa banyak beromong kosong mereka melampirkan selimut. Alangkah terkejutnya mereka saat tidak mendapati siapapun di sana, hanya tumpukan pakaian yang sekarang sangat berantakan.
"Sepertinya kaisar kalian sangat tidak memandangku, mengirim dua orang seperti kalian untuk menangkapku?"
Mendengar suara dari belakang, mereka sontak membalikkan badan. Melihat seorang pemuda datang dengan pedang, merubah wajah tenang menjadi tak beraturan.
Cresh...
Baru saja mereka menghilangkan keterkejutan, tapi kepala pria dengan brewok tebal terpisah dengan potongan sangat rapi.
Gludak...
Tubuh terjatuh dan darah berceceran kemana mana. Jangan di tanya bagaimana kondisi pria gemuk, dia sudah meringkuk dengan pakaian basah karena air seninya.
"Ceritakan tentang tetua Louxi-Sian Lou yang kau ketahui." Zhou Fan mencengkeram bahu pria gemuk, sedikit menekan agar dia tahu posisinya sekarang.
Pria gemuk mengangguk cepat, bahkan dia tidak tahu apa yang baru saja dia lakukan. Ketakutan seolah telah merubahnya menjadi seekor ayam.
Zhou Fan mengeluarkan semua pertanyaan yang dia butuhkan, dan pria gemuk menjawab dengan cepat.
Sungguh tak terlihat, jika kepalanya yang penuh lemak itu menyimpan sangat banyak informasi.
Crues...
Zhou Fan menebas kepala pria gemuk, dia membunuh pria itu setelah mendapatkan informasi darinya. Mungkin dia terlihat kejam, tapi biarlah dia begitu bagi seorang yang telah berani mencari masalah terhadapnya.
"Kejam terhadap lawan adalah hal wajar."