NovelToon NovelToon
Suster Kesayangan CEO Lumpuh

Suster Kesayangan CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / CEO / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:35.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ra za

Sebuah kecelakaan tragis merenggut segalanya dari leon—kesehatan, kepercayaan diri, bahkan wanita yang dicintainya. Dulu ia adalah CEO muda paling bersinar di kotanya. Kini, ia hanya pria lumpuh yang terkurung dalam kamar, membiarkan amarah dan kesepian melumpuhkan jiwanya.

Satu demi satu perawat angkat kaki, tak sanggup menghadapi sikap Leon yang dingin, sinis, dan mudah meledak. Hingga muncullah seorang gadis muda, seorang suster baru yang lemah lembut namun penuh keteguhan hati.

Ia datang bukan hanya membawa perawatan medis, tapi juga ketulusan dan harapan.
Mampukah ia menembus dinding hati Leon yang membeku?
Atau justru akan pergi seperti yang lain, meninggalkan pria itu semakin tenggelam dalam luka dan kehilangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ra za, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Tertawa Bersama

Tatapan Leon menghujam tajam ke arah Rafa yang masih berdiri di ambang pintu. Tatapan itu cukup untuk membuat rafa tak bisa bergerak, yang kini hanya berdiri terpaku seperti patung.

“Kenapa kau ke sini? Awas saja kalau bukan karena hal penting,” suara Leon dingin.

Rafa, yang sejak tadi belum sanggup berkata-kata, akhirnya mengangkat tangan, menunjukkan sebuah amplop putih dengan logo emas di bagian depannya. “A-ada undangan dari Tuan Jason, Tuan... untuk besok malam.”

Leon mengangkat alis, menatap undangan itu dengan malas. “Undangan? Apa dia mau menikah lagi?”

Pertanyaan itu nyaris membuat Rafa tersedak. Tentu saja dia tak berani menanggapi, hanya membatin, Pertanyaan macam apa itu?

“Bukan, Tuan. Ini undangan ulang tahun pernikahan beliau,” jelas Rafa, lalu berjalan pelan dan menyerahkan undangan itu ke tangan Leon.

Leon menerimanya, membukanya sekilas lalu mengangguk pelan.

"Apakah kita akan menghadiri acara itu tuan?" Tanya rafa

“Kita? Siapa yang mau pergi bersamamu? Cari pasangan sendiri,” balas Leon ketus.

Rafa mencibir pelan. Mentang-mentang sekarang ada Nayla, aku dilupakan… gerutunya dalam hati.

“Telfon butik langganan Mama. Setelah makan siang nanti, aku dan Nayla akan ke sana memilih pakaian untuk acara itu. Dan satu lagi, katakan pada pemilik butik, saat kami di sana, aku tidak ingin ada satu pun pelanggan lain. Hanya kami berdua.”

“Maksud Tuan, para pekerjanya disuruh pulang semua?” Rafa bertanya polos.

Leon menatapnya seperti ingin melempar buku. “Kalau semua pekerja pulang, siapa yang akan melayani kami, Rafa? Aku bilang tak mau ada pelanggan lain, bukan seluruh pegawainya disuruh pulang. Sungguh, kupikir kau semakin hari semakin cerdas, ternyata makin bodoh saja. Jangan-jangan selama aku tak ke kantor, kerjaanmu hanya main slot?”

“Maaf, Tuan! Saya salah. Baik, saya akan segera melaksanakan perintah Tuan. Ada lagi?”

“Tidak. Sekarang keluar. Dan Rafa... ingat baik-baik, kalau mau masuk ruangan in, ketuk pintu dulu!” seru Leon sambil melirik tajam.

“Siap, Tuan!” Rafa langsung melangkah mundur dengan cepat, menutup pintu rapat-rapat.

Begitu di luar ruangan, Rafa mendesah. Sepertinya Leon sudah kembali ke setelan awal bahkan lebih bawel dari sebelumnya.

Di dalam ruangan, Leon masih menatap pintu yang baru saja tertutup. Nayla memperhatikannya heran.

“Tuan kenapa menatap pintu terus?” tanya Nayla pelan.

Leon mengalihkan pandangan dan tersenyum kecil. “Cuma memastikan kalau pintu itu ditutup rapat. Aku nggak suka diganggu.”

Nayla menunduk, tahu betul maksud Leon. Ia masih merasa malu karena kejadian tadi nyaris membuat mereka tertangkap basah oleh Rafa. Tidak ingin memperpanjang suasana, Nayla memilih diam.

Leon menatap wajah Nayla yang memerah. Pipinya terlihat makin menggemaskan. Keinginan untuk mencubitnya makin kuat.

“Tenang saja, aku tidak akan menyuruhmu mengulangi yang tadi,” ucap Leon, suaranya menggoda. “Sebagai gantinya, pijat bahuku sebentar. Aku mau cek laporan.”

“Baik, Tuan.” Nayla segera berdiri di belakang Leon, meletakkan tangannya pelan di bahu pria itu dan mulai memijatnya perlahan.

Leon membuka email di laptopnya, matanya fokus membaca laporan, namun pikirannya terusik oleh sentuhan lembut dari Nayla. Sesekali dia menoleh ke atas, menatap wajah gadis itu yang serius memijat.

“Kenapa kau jadi malu begitu?” tanya Leon, menggoda.

“Tidak, Tuan... tidak apa-apa,” jawab Nayla cepat.

Leon akhirnya tak tahan. Ia mengangkat kedua tangannya dan mengunyel-ngunyel pipi Nayla dengan gemas. “Hahaha, lucu banget ekspresimu!”

“Tuan! Sakit...” Nayla memegangi tangannya yang dicubit manja.

“Mana mungkin sakit. Aku nggak nyubit kok.”

“Memang nggak nyubit, tapi tetap aja sakit... terus ini namanya apa dong?”

“Ini namanya cubit-cubit manja,” jawab Leon santai.

Nayla tak bisa menahan tawanya. Jawaban itu terlalu konyol baginya.

“Kalau begitu, saya juga mau cubit-cubit manja Tuan!” balas Nayla sambil membalas unyelan di pipi Leon.

Kini giliran Leon yang tertawa. Suara tawa mereka memenuhi ruangan, ringan dan tulus. Di balik status dan semua sandiwara, ada kebahagiaan yang perlahan tumbuh di antara keduanya.

Leon terdiam sejenak. Ia teringat lagi ucapan sang mama. Apa benar Nayla adalah jawaban untuk hatinya yang kosong? Haruskah ia berhenti menyebut semua ini sebagai sandiwara dan mulai menganggapnya sungguhan?

Karena satu hal yang pasti, bersama Nayla... Leon merasa damai. Dan itu sudah cukup untuk membuatnya mulai berpikir lebih jauh.

---

Selesai makan siang bersama, Rafa mengantar Leon dan Nayla ke sebuah butik mewah, langganan Nyonya Gaby yang terletak di kawasan elit ibu kota. Leon sudah berencana untuk mencarikan Nayla gaun khusus. Ia ingin gadis itu tampil menawan dan mencuri perhatian pada pesta ulang tahun pernikahan rekan bisnis pentingnya besok malam.

Saat mobil berhenti di depan butik, para pegawai langsung menyambut dengan sikap hormat. Seorang wanita elegan paruh baya berjalan mendekat, wajahnya berseri penuh keramahan.

“Selamat siang, Tuan Leon, Nona. Selamat datang di butik kami. Suatu kehormatan bisa melayani kalian hari ini,” sapa wanita itu hangat. Penampilannya anggun dan bersahaja, cukup mengingatkan pada sosok Gaby.

Leon tersenyum singkat. “Saya ingin mencarikan gaun terbaik untuk kekasih saya Nayla,” ucapnya seraya melirik Nayla yang berdiri di sampingnya. “Saya ingin dia terlihat paling cantik dan luar biasa di pesta besok malam.”

Ucapannya sukses membuat pipi Nayla merona. Ia bisa menebak pesta itu pasti dipenuhi tamu-tamu kalangan atas. Pikirannya mulai dipenuhi kekhawatiran akan penampilannya sendiri. Ia takut tak mampu menyesuaikan diri di antara para tamu kalangan atas.

“Tenang saja, Tuan Leon,” jawab wanita yang kemudian memperkenalkan diri sebagai Miss Maria. “Nona Nayla sudah cantik alami. Dengan pilihan gaun yang tepat, dia akan terlihat memukau.”

Nayla hanya tersenyum kecil, gugup sekaligus tersentuh oleh perhatian Leon dan keramahan Miss Maria.

“Ayo, Nona. Mari kita pilih beberapa gaun untuk dicoba,” ajak Miss Maria sambil menggandeng tangan Nayla.

"Baik Nyonya" Kata Nayla singkat

“Oh, dan tidak perlu panggil saya nyonya. Cukup Miss Maria saja.”

“Baik, Miss Maria,” jawab Nayla sopan.

Leon menyusul dari belakang menggunakan kursi roda, sementara Rafa tetap di dalam mobil. Leon memang melarang sahabatnya itu ikut masuk, ia tidak ingin orang lain melihat saat Nayla mencoba gaun.

Miss Maria menunjukkan beberapa pilihan gaun terbaik mereka. Leon tampak antusias, memilih beberapa potong yang menurutnya akan cocok untuk tubuh ramping Nayla.

Gaun pertama yang dicoba adalah model spaghetti strap dengan potongan dada rendah dan belahan samping tinggi hingga paha. Saat Nayla keluar dari ruang ganti, Leon nyaris melongo. Matanya membulat sempurna. Gaun itu memang menampilkan siluet tubuh Nayla dengan sempurna.

“Bagaimana, Tuan? Nona Nayla terlihat sangat menawan, bukan?” tanya Miss Maria dengan senyum bangga.

“Cantik. Sangat cantik dan... sexy,” jawab Leon jujur, menatap Nayla yang gugup menutupi dada dan pahanya dengan kedua tangan. Otaknya sempat berjalan ke arah yang tak seharusnya, menyadari bahwa “aset” Nayla cukup besar untuk ukuran tubuh mungilnya.

Namun di sisi lain, ia merasa posesif. “Tapi aku tidak rela semua pria di sana melihat ini...,” gumam Leon dalam hati.

“Gaun itu terlalu terbuka. Ganti yang lain,” ujarnya tegas. Lalu menambahkan dengan ekspresi datar, “Tapi bungkus saja gaun itu.”

Nayla mengernyit. “Hah? Terlalu terbuka, tapi tetap dibungkus?”

Miss Maria hanya tertawa kecil, sudah paham sifat para pria yang posesif pada wanitanya.

Gaun kedua masih dengan potongan leher agak rendah, namun kali ini memiliki lengan panjang berbahan transparan dan detail manik-manik di bagian pinggang. Leon kembali terpaku saat melihat Nayla mengenakannya.

Meskipun begitu Leon menggeleng Tidak ingin Nayla menggunakan gaun itu."coba lagi yang lain!" Perintah leon

Tanpa banyak bicara Nayla masuk kembali ke ruang ganti dan mencoba gaun ketiga.

Gaun yang terakhir ini memiliki potongan leher berbentuk sweetheart, tidak terlalu rendah, dipadukan dengan lengan tulle transparan yang jatuh hingga pergelangan. Warna pastel keunguan dengan taburan payet Swarovski halus membuatnya tampak anggun dan lembut. Potongan gaun itu menyempurnakan lekuk tubuh Nayla tanpa membuatnya terlihat vulgar.

Saat Nayla keluar, Leon menatapnya dengan senyum lebar.

“Sempurna,” bisiknya. “Yang ini saja.”

Nayla mengangguk pelan. “Aku juga suka yang ini.”

Setelah gaun dipilih dan dibungkus, mereka pun bersiap kembali ke kantor. Namun, sebelum sempat masuk ke mobil, suara keributan terdengar dari arah pintu butik.

“Jadi karena ada calon nona muda Mahesa di dalam, aku tidak boleh masuk?” suara bernada sinis itu terdengar jelas.

Miss Maria menghampiri dan mencoba menjelaskan dengan sopan, “Maaf, Nona Clarissa. Butik ini sudah dibooking oleh Tuan Leon, jadi selama mereka berada di dalam, kami tidak melayani pengunjung lain.”

Clarissa mendengus kesal. Matanya menatap tajam ke arah Nayla, yang sedang mendorong kursi roda Leon.

Rasa iri menggerogoti dadanya. “Apa sih spesial nya gadis itu sehingga Leon begitu memanjakan nya? Dulu, saat aku masih bersamanya, Leon tak pernah sekalipun membooking butik ini hanya untukku,” batinnya penuh amarah.

“Sayang, ayo masuk ke mobil. Kita sudah dapat gaunnya, tak perlu berlama-lama di sini,” ucap Leon tanpa sedikit pun menoleh ke arah Clarissa.

Nayla cepat menyesuaikan diri. “Iya, sayang. Terima kasih sudah menemani ku.” Ia kembali berakting sebagai kekasih yang manja.

“Terima kasih, Miss Maria. Sampai jumpa lagi,” pamit Nayla sopan, lalu mendorong kursi roda Leon menuju mobil.

Clarissa mengepalkan tangannya kuat-kuat. Wajahnya penuh kemarahan saat melihat mereka pergi.

“Kau pikir kau siapa, Nayla? Lihat saja... cepat atau lambat aku akan membuktikan kalau kau tidak selevel denganku. Kau tidak pantas menjadi pendamping Leon Mahesa!” geramnya dalam hati.

1
Kimchi
critany luar binasa thor suka
Kimchi
buatlah crarissa dpt karma sm si davin ,,gmn rasa sakit.pgn ngliht berdua mati samber petir .
LISA
Rencana apa nih ?
Sunaryati
Semoga lancar sesuai rencana pernikahannya, jangan sampai Clarissa bisa mengganggu atau mendekati
Mar lina
semoga lancar pernikahannya
tak ada gangguan apa pun
dan Segera bisa jln untuk mempelai pria nya
lanjut thor ceritanya
do tunggu up nya
LISA: Amin..moga aj rencana liciknya Clarisa gagal..
total 1 replies
Dafi Maulana
jangan ada drama batal kawin thor,dan jangan sampai si sundal mangacaukan semua nya
LISA
Wah ikut senang nih Nayla udh menerima lamaran dari Leon..moga Leon segera dpt berjln kembali..bahagia selalu y Nayla & Leon 😊🙏
Mar lina
aku mampir
lanjut bacanya
Yani Sugondo
aaaah, sebentar lgi nayla, sabar
mungkin ini karena masih Leon yg dingin dan nayla polos dan pemalu,
up yg rutin thoor
LISA
Semangat Leon utk menarik hatinya Nayla
LISA
Leon koq g mau mengakui perasaannya ke Nayla..jujur aj Leon spy Nayla g merasa dinikahi hanya karena kmu kasihan pdnya
Umi Al'Zidane
konflik nya jangan yg berat2 thor.../Smirk//Smirk/
Nadhiraaa
lanjut thor...crtnya menarik
LISA
Moga ayahnya Nayla dpt pulih kembali.
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjut thor
Sunaryati
Semoga harapan Ny Giba dikabulkan
LISA
Puji Tuhan..Leon benar² dapat menerima Nayla bahkan meminta agar Nayla ada selalu di dekatnya..perkembangan yg bagus moga dgn itu kaki Leon dpt pulih kembali.
LISA
Sepertinya Leon dapat menerima Nayla sebagai perawatnya..
LISA
Moga Nayla kuat menghadapi sikap angkuhnya Leon..semangat y Nay..
LISA
Tuhan buka jalan utk biaya pengobatan papanya Naila & kebutuhan bibinya..yg sabar & kuat y Nai..Tuhan besertamu 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!