Kisah seorang Wanita bernama Reyna yang mampu berjuang menghadapi kehidupan dengan iman dan keyakinannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Benci dan Rindu
Hari ini malam Minggu, seperti biasanya ,yang ada dirumah kontrakan tentu saja hanya Reyna, karena semua penghuninya sudah bersiap akan pergi dengan pasangannya.
Terdengar ketukan pintu..
"Rey tolong bukakan pintu bentar ya...mungkin itu kak Rama..aku masih siap-siap bentar selesai..." Teriak Ira
"Iyaa..." Reyna segera membuka pintunya
"Assalamualaikum... Rey...mau jemput Ira nih..." Kata Rama di balik pintu
"Waalaikum salam...masuk.. bentar lagi Ira keluar...masih siap-siap " kata Reyna
"Aku boleh masuk juga kan...???" Suara Rehan dari belakang punggung Rama
Reyna kaget sebentar kemudian bersikap biasa lagi. Tanpa menjawab pertanyaan Rehan dan langsung balik ke belakang
"Kamu ikut kita saja Rey... dari pada sendirian dirumah, sekalian nemani Rehan...jadi enak kan jalan berempat" kata Rama
Reyna membalikkan badan kembali ke ruang tamu dan duduk di depan Rama dan Rehan. Sambil tersenyum Sinis menatap Rehan
"Bukannya aku gak mau...tapi aku takut ganggu para bos-bos seperti kalian ini bersenang-senang.." ucap Reyna sinis
"Maksut kamu apa sih Rey...sikapmu ini aneh..."kata Rama heran
"Ya maaf Ram... Kesenangan kalian itu membuat aku risih...kadang sangat menjijikkan..." Kata Reyna sambil menatap Rehan tajam
"Apa maksut ucapan mu...kamu saja yang tidak bisa menikmati hidup...gak usah mencari kesalahan orang lain" kata Rehan tajam
"Oh...iya aku lupa bahwa berbuat hal menjijikkan, mengumbar nafsu dimana-mana seperti binatang itu juga sebagian dari menikmati hidup...tapi itu hidupmu tuan Rehan yang terhormat, bukan hidupku..." Kata Reyna tidak kalah ketus
"Jaga ucapan mu Rey...!" Teriak Rehan lantang langsung berdiri tidak terima dengan sikap Reyna
Reina juga langsung berdiri
"Hahaha...ayo lah Rehan...aku harus menjaga ucapan ku di depanmu...apa kamu nggak salah..." Kata Reyna
"Ada apa ini Rey...?" Tanya Ira yang terkejut melihat sikap Rehan dan Reyna
"Sudah-sudah...ayok kita berangkat Han...kita telat nanti.." kata Rama menarik Rehan yang sudah tersulut emosi
"Sudah Rey...kita berangkat dulu ya..." Pamit Ira
"Iya hati-hati Ir... Banyak laki-laki brengsek yang hanya mencari pemuas nafsu saja disana...jaga dirimu baik-baik...aku titip Ira Ram..." Jawab Rey sambil berlalu dan segera menutup pintu.
Reyna masuk ke kamar untuk berganti baju santai, melepas jilbab, rambut panjangnya tergerai indah ,memakai baju kimono merah panjang selutut dan lengan sepertiga membuat kulit putih Reyna terekspos sempurna
10 menit kemudian saat Reyna sedang santai menikmati acara tv, terdengar suara ketukan pintu
"Iya sebentar...siapa ya...?" Tanya Reyna tapi tidak ada jawaban juga "paling juga Ira kelupaan sesuatu,aku gak perlu ganti baju ah...ganggu aja" gumam Reyna lirih
Setelah kunci di buka belum sempat Reyna membuka pintu, ada dorongan kuat daun pintu terbuka dengan kasar, terlihat Rehan dengan wajah penuh emosi segera menutup pintu itu dan menguncinya, Reyna langsung mundur dan menendang Rehan
Tapi gerakan Rehan lebih cepat mendorong Reyna ke tembok sampai Reyna benar-benar terhimpit tubuh Rehan
"Apa yang kamu lakukan Han...jangan kurang ajar...lepaskan...!" Teriak Reyna
Disaat itu pula Rehan mencengkram ke dua tangan Reyna di letakkan di atas kepalanya, membuat Reyna makin tidak bisa bergerak, Rehan terkejut menyadari Reyna yang begitu cantik tanpa hijabnya, kulit yang putih mulus,rambut yang tergerai begitu indah, leher jenjangnya yang sangat mempesona...begitu sempurna.
"Aku akan mengajarkanmu cara menikmati hidupku..." Kata Rehan dan langsung mel**at bibir Reyna kasar
"Emmh...emhh...lepas Han... emhh...jangan Han..emhh..." Reina ter engah-engah dalam luma**n bibir Rehan dan berusaha melepaskan diri
Rehan tidak perduli kata-kata Reyna, antara marah, kangen dan benci Rehan terus mel**at bibir Reyna tanpa ampun, berkali-kali Rena menggigit bibir Rehan dengan harapan bisa lepas dari lum*an bibir Rehan
Tapi percuma Rehan makin menggila dengan menggigit balik bibir Reyna sehingga Reyna ter pekik membuka mulutnya, disaat itulah Rehan langsung memasukkan lidahnya ke dalam mulut Reyna, Reyna membelalakkan mata kaget menerima hal itu ,sementara lidah Rehan menjelajah di dalam sana.
Melihat Reyna sesak, lemas hampir kekurangan nafas , Rehan langsung melepaskan ciumannya
"Bagaimana hemm... Sudah merasakan kenikmatan duniaku..." Kata Rehan lirih di telinga Reyna
"Ba***an kau Han..., Aku bukan wanita pemuas nafsumu...lepaskan...Lebih baik aku bertarung denganmu sampai mati..!" Kata Reyna penuh emosi dan kebencian menatap Rehan
"Aku memilih menik**timu dari pada harus membunuhmu... Reyna..." Rehan menarik tubuh Reyna dengan kuat dan membantingnya di sofa depan TV
"Apa yang kamu lakukan Han...lepaskan ba***an....!" Teriak Reyna berusaha melawan Rehan,tapi percuma saja
"Kau bilang aku ba**an Rey...baiklah aku akan bersikap seperti ba*ngan yang kau minta..." Rehan yang sudah menindih Reyna segera menarik dasinya untuk mengikat kedua tangan Reyna, ditarik kembali tangan Reyna di atas kepalanya dengan di tahan tangan kiri Rehan
Detik berikutnya Rehan ******* lagi bibir Reyna dengan paksa, setelah itu menciumi leher jenjang Reyna, sementara tangan kanan Rehan menyibak bagian bawah baju Reyna dan terpampang paha mulus Reyna, tangan kanan Rehan meremas paha dalam Reyna...Reyna langsung membelalakkan matanya memekik keras...
"Ahhhh...! Cukup Han...apa yang kamu lakukan...lepaskan Han...jangan Han...aku mohon...jangan seperti ini..." Reyna menangis sejadi-jadinya,air mata langsung keluar tak terbendung lagi
Rehan tersentak kaget melihat Reyna yang menangis pilu, perlahan Rehan melepaskan tubuh Reyna dari himpitan nya dan duduk di sebelah Reyna yang juga ikutan duduk di sebelah Rehan sambil menangis
"Maaf Rey...maafkan aku...sini aku lepas ikatannya.." kata Rehan pelan dan melepas ikatan tangan Reyna
"Apa yang sudah kamu lakukan Han...kamu membuat ku takut...hik hik.." kata Reyna sambil menangis merapikan bajunya.
"Maaf Rey...aku tak bermaksud menodai mu..."
"aku hanya berniat memberi pelajaran padamu.., tolong jangan bersikap aneh lagi padaku"
"aku bisa menjelaskan semua yang kau lihat di cafe dan di ruangan kerjaku waktu itu.. "
"jangan membuatku merasa sakit lagi dengan menjauhiku Rey...kumohon...??" Ucap Rehan lembut sambil memeluk dan membelai rambut Reyna pelan. Reyna hanya terdiam.
"Sudah...maafkan aku yaa,aku pulang dulu, jangan sampai aku tambah khilaf bersamamu disini.."kata Rehan melepaskan pelukannya dan melangkah ke pintu untuk keluar..
"Rey...aku pulang ya...lain kali kalau menerima tamu dan sebelum membuka pintu...pakai hijabmu dan pakaian yang tertutup...jangan seperti ini lagi"
Pesan Rehan sebelum menutup pintunya kembali.
"Assalamualaikum Rey...!! Kata rehan
"Iya, Waalaikumsalam..." Jawan Reyna lirih dan melangkah pelan ke arah pintu untuk menguncinya
Reyna langsung ke lantai atas menuju ke kamarnya, di dalam kamar Reyna masuk ke kamar mandi, setelah membersihkan dirinya Reyna merebahkan tubuhnya yang masih sedikit gemetar,ngilu dan lemes.
"Apa mungkin aku salah soal Rehan..? Kalau memang dia brengsek bisa saja tadi dia menodai ku dengan mudah, tapi di saat hampir terjadi dia bisa mengendalikan diri dan melepaskan ku, bahkan pelukannya mampu menenangkan ku, apa ini ya Alloh..?" Batin Reyna dan tak terasa Reina tertidur.
Sementara itu keempat sahabatnya datang hampir bersamaan dan membuka pintu sendiri karena Ira dan Siska membawa kunci cadangan
Saat pintu terbuka..
"Ya Gusti... apa-apa an ini ..!" Kata Satria terkejut melihat ruang tamu dan ruang Tv yang berantakan tidak karuan
"Ini dasi siapa...?" Kata Siska sambil memungutnya yang tergeletak di lantai
"Ini juga...sepertinya jas yang dikenakan kak Rehan tadi deh..." Kata Ira mengambil jas yang tergeletak ada di dekat sofa depan tv
"Tunggu... jangan-jangan tadi Rehan ke sini menemani Rey.." Suara Iwan tertahan
"Bener juga, tadi kak Rehan tiba-tiba pamit balik gak jadi ikutan di acara pesta ..." Kata Ira sambil menutup mulutnya seakan tak percaya
"Jangan-jangan Reyna dan Rehan tadi sempat bergulat di depan tv...hah....wow..wow..wow..." Pekik satria tak kalah kepo
"Kalau sampai benar...mereka benar-benar pasangan terpanas diantara kita...hahaha..." Kata iwan