Antariksa dan Galaksi, anak yang tak diakui oleh ibu kandungnya sendiri. Batita yang tak dirawat, dan bayi yang tak disusui oleh ibunya sejak dini.
Entah takdir atau kebetulan, Rafa bercerai dari mantan istrinya lantaran perselingkuhan. Mantan istrinya itu berkhianat dengan masa lalunya dan memilih karir modeling daripada keluarganya.
Sama hal nya dengan Rindi, yang menjadi korban pengkhianatan mantan tunangan yang juga berselingkuh dengan adik tirinya sendiri. Mereka sangat serasi bukan?
Akankah keduanya saling membuka hati dan saling menyembuhkan luka? Apakah Rindi merupakan calon ibu yang tepat untuk kedua jagoan kecil dari Mas Duda? Ikuti kisah keduanya yuk...
NB: Cerita ini murni hasil pemikiran Karita, tanpa plagiat karya orang lain. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh ataupun sedikit alur cerita, karena semua itu bukan unsur kesengajaan. Mulai hargai karya orang, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karita Ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Nada yang menuju ke ruangan Rindi berpapasan dengan Tika dan Tiyas yang juga kembali dari arah kantin. Mereka bertiga bejalan beriringan menuju ruangan Rindi sembari mengobrol ringan.
Nada memang hanya satu jam kembali ke rumahnya hanya untuk mandi dan sarapan serta mengecek keadaan cucu pertamanya yang ditinggal oleh Andre ke kantor sehingga dititipkan kepada sepupu dan kerabat dekat Rafa.
Sedangkan Tika dan Tiyas bisa selama itu di kantin kerena asyik mengobrol. Keduanya memang sedikit santai karena mengerti jika Rindi tidur bersama Galaksi di ruangan inapnya.
'Ceklek'
Setelah pintu ruangan Rindi terbuka, mereka tersenyum hangat ketika melihat Rindi yang tertidur dengan menghadap ke arah Galaksi dan tangannya yang memeluk bayi itu. Nada dengan cepat mengambil ponselnya dan mengabadikan momen tersebut.
Tika dan Tiyas yang melihat Nada seperti itu ikut terkekeh lucu karena sikapnya yang terlalu berlebihan. Mereka berdua mengetahui jika ujung-ujungnya foto tersebut dikirimkan kepada ayah dari Galaksi.
Ponsel milik Tika berdering menandakan ada panggilan telepon yang masuk. Setelah dilihat ternyata itu panggilan dari Lia.
"Assalamualaikum Tika" ~ Lia
"Waalaikumsalam, ada apa Tante?" ~ Tanya Tika
"Tante mau ngasih kabar, Tante belum bisa datang ke rumah sakit lagi Nak. Tante dan Om harus menghadiri undangan kantor yang tidak bisa diwakilkan. Kamu tidak papa kan Nak?" ~ Ucap Lia.
"Tidak apa-apa Tan, lagi pula butik hari ini tutup kok. Jadi saya bisa jaga Rindi" ~ Tika.
"Yasudah, nanti Tante datang sore ya. Tante tutup dahulu, ini udah sampai tempat acaranya. Assalamualaikum" ~ Lia
"Iya Tante. Waalaikumsalam" ~ Jawab Tika. Setelahnya panggilan telepon terputus.
Nada, Tiyas dan Tika kini sedang duduk bersama di sofa sembari mengobrol ringan disertai lelucon sehingga membuat mereka bertiga tertawa.
"Mbak Tika memangnya kerja apa?" Tanya Tiyas kepada orang disampingnya itu.
"Kalau saya kerja jadi asisten di butik Rindi sekaligus sebagai manager di cafe milik Rindi juga Mbak" Jawab Tika.
"Berarti Nak Rindi itu seorang designer sekaligus owner cafe ya?" Tanya Nada dengan menatap ke arah Tika.
"Iya Bu, dia bangun butik serta cafe itu dengan usahanya sendiri mulai kelas dua belas" Jawab Tika.
"Kurang apa coba Mbak Rindi itu. Udah cantik, baik, sopan, ramah, keibuan, sukses pula. Eh malah dengan gampangnya si mantan tunangannya selingkuh" Ucap Tiyas yang dianggukki oleh Nada dan Tika.
"Saya jamin pasti mantan tunangan Nak Rindi akan sangat menyesal di kemudian hari" Ucap Nada dengan nada yakinnya.
Tika dan Tiyas menyetujui ucapan dari nyonya Kalandra itu. Karena pasti kedepannya Alvin akan merasa sebagai pria paling bodoh karena telah meninggalkan Rindi.
Ketiganya menoleh ke arah ranjang karena mendengar rengekan Galaksi yang sepertinya sudah bangun dari tidurnya. Mereka mengira bahwa bayi kecil itu akan menangis, namun ternyata mereka salah karena ternyata Galaksi malah memandang ke arah wajah Rindi yang ada di sampingnya.
"Itu kok tumben banget Gala tidak nangis ya? Biasanya kalau bangun tidur langsung nangis kejer" Ucap Nada yang dianggukki oleh Tiyas.
"Eh malah ngeliatin Mbak Rindi yang masih tidur" Tambah Tiyas.
"Kita lihat aja drama mereka. Pasti seru nih" Ucap Tika yang dibalas tawa oleh Nada dan Tiyas namun tak urung mereka tetap melakukannya.
Mereka masih memperhatikan gerak-gerik lucu dari Galaksi dari sofa, mereka tidak beranjak dari duduknya untuk melihat interaksi keduanya.
Galaksi memandang ke arah wanita yang sedang tidur di sampingnya. Tangan mungilnya keluar dari kain bedong dan berusaha menggapai wajah Rindi namun tidak bisa sehingga membuat ketiga wanita yang memperhatikannya merasa gemas.
Mata Galaksi mengerjap lucu ke arah Rindi yang masih pulas dalam tidurnya. Galaksi merengek dengan menggerakkan pelan tangan mungilnya serta badannya menggeliat lucu dan menguap kecil.
Rindi yang terusik dari tidurnya karena mendengar rengekan bayi mencoba untuk membuka matanya perlahan. Setelah sepenuhnya mata cokelat terang itu terbuka, Rindi tersenyum manis menatap ke arah bayi kecil di hadapannya yang juga sedang menatap dirinya.
"Eh jagoan kecil udah bangun duluan ya" Ucap Rindi dengan suara serak khas bangun tidur.
Rindi masih belum menyadari kehadiran ketiga wanita yang sudah berada di ruangannya. Mengikat rambutnya menjadi satu dan duduk di atas brankar.
"Gimana, gimana? kenapa Nak? kamu ngompol atau haus sih kok udah bangun aja. Di cek dulu ya sayang" Tambah Rindi dengan tangan yang mengecek keadaan popok kain yang dikenakan oleh Galaksi.
"Enggak pipis kok, atau kamu haus ya sayang?" Ucap lagi Rindi dengan mencium kening Galaksi.
Saat Rindi akan turun dari brankar, dia dikejutkan oleh ketiga wanita yang sedang duduk di sofa.
"Astaghfirullah, Rindi kaget banget. Udah dari kapan kalian disitu?" Tanya Rindi dengan wajah terkejutnya dan tangan kanan yang memegang dadanya.
"Kita udah dari tadi di sini kali Rin. Lo aja yang tidak nyadar karena terlalu fokus sama Galaksi" Jawab Tika dengan terkikik geli.
"Iya Nak Rindi, kita sudah dari satu jam yang lalu di sini. Cuma karena kamu lagi tidur ya kita ngobrol dahulu ya kan?" Ucap Nada yang dibalas anggukkan oleh Tika dan Tiyas.
"Aduh maafin Rindi ya. Kalau tau gitu, tadi
di bangunin dong Tik, kan jadi tidak enak sama Bu Nada dan Mbak Tiyas" Ucap Rindi sembari menatap sahabatnya yang malah cengengesan tidak jelas.
"Udah tidak apa-apa Mbak, lagian kita juga seneng bisa liat Den Galaksi tidur pulas gitu. Biasanya kalau tidur cuma sebentar dan banyak gerak terus bangunnya juga langsung nangis. tetapi kali ini tidak sama sekali lho" Balas Tiyas sehingga membuat Rindi tersenyum.
"Mbak Tiyas ada susunya Gala tidak? Mungkin dia haus" Tanya Rindi ketika mendengar tangis Galaksi.
"Iya ini ada Mbak" Balas Tiyas seraya memberikan botol susu milik Galaksi yang masih hangat.
Sebelum memberikan Galaksi susu, Rindi menggendongnya dan menempatkan supaya aman dan nyaman. Setelah posisi gendongannya benar, Rindi memberikan susu kepada Galaksi dan langsung di minumnya dengan cepat.
"Galaksi haus banget itu Rin sampai cepat banget nyedotnya" Ucap Tika yang disertai oleh tawa kecil.
"Iya, cucu Oma haus banget ya sayang. Tadi pules banget boboknya sama Tante Rindi ya?" Ucap Nada yang kini duduk di hadapan Rindi dengan tangan yang mengelus pelan kepala cucunya.
"Lucu banget Mbak Rindi di panggil Tante" Ucap Tiyas dengan tawa geli nya sehingga membuat Tika ikut tertawa mendengarnya.
"Tante-tante tapi pendek. Ya nggak, Mbak?" Canda Tika kepada Tiyas yang dihadiahi tatapan tajam Rindi.
"Enak aja kamu Tik, aku tidak pendek ya. Cuma belum tinggi aja" Kesal Rindi yang malah membuat mereka bertiga tertawa terbahak-bahak.
Karena suara tawa terdengar sangat keras sehingga membuat Galaksi tersedak sehingga membuatnya batuk. Dengan sigap Rindi menepuk pelan punggung Galaksi hingga batuknya terhenti.
Tangan Rindi mengusap sekitar mulut Galaksi dengan tisu kerena di sekitar mulut terdapat sisa susu yang keluar saat batuk.
Tika dan Tiyas mengentikan tawanya dengan menutup mulut menggunakan tangannya. Sedangkan Nada menatap Rindi dengan tatapan kikuk nya.
Karena Rindi masih merasa lelah, akhirnya memutuskan untuk berbaring di atas ranjang yang telah diatur sehingga bentuk 45 derajat dan memosisikan tubuhnya seperti bersandar.
Galaksi kini berada di gendongan Tiyas yang sedang berdiri di samping brankar Rindi. Rindi memperhatikan Galaksi yang sedang memainkan jemari mungilnya, tersenyum hangat seraya tangannya membelai lembut kepala bayi itu.
"Gala pinter banget ya Nak, walaupun tidak minum ASI dari mamanya, tetapi tetap kuat daya tahan tubuhnya" Ucap Rindi.
"Harus kuat dong Tante, biar cepat pulang ke rumah" Jawab Nada dengan suara yang dimiripkan anak kecil sehingga membuat semuanya terkekeh.
"Oh iya Rindi, mungkin nanti sore, Galaksi sudah boleh pulang kata dokter. Karena badannya sudah sehat dan bisa pulang secepatnya. Usianya juga sudah menginjak satu minggu " Tambah Nada sehingga membuat raut wajah Rindi murung.
"Yah, jadi tidak bisa bertemu sama Gala lagi dong Bu. Nanti Rindi sepi di sini" Ucap Rindi dengan nada sedihnya.
"Halah, lebay banget Lo Rin. Kemarin-kemarin sebelum bertemu Galaksi juga Lo sendirian mungkin paling mentok cuma sama Gue" Sarkas Tika membuat Nada dan Tiyas terkekeh sedangkan Rindi memanyunkan bibirnya.
"Muka Mbak Rindi lucu deh kalau gitu, mirip bebek" Ceplos Tiyas yang semakin membuat Nada dan Tika tertawa terbahak-bahak, sedangkan Rindi sedang uring-uringan karena ejekan dari Tika dan Tiyas.
"Ih, Mbak Tiyas bukannya bela saya malah ikutan Tika buat ngejek saya" Balas Rindi dengan nada kesalnya.
"Memang kenyataannya begitu kan Mbak" Ucap Tiyas dengan muka sok polosnya sehingga membuat Rindi geram sendiri.
Suara dering telepon terdengar di ruangan tersebut, ternyata berasal dari ponsel Nada.
"Halo, kenapa Raf?" ~ Tanya Nada ketika sambungan telepon telah terhubung.
"Ma, ini Rafa udah ada di ruangan anak Rafa, tapi kok kosong sih. Mama lagi di mana?" ~ Rafa.
"Ini mama lagi di ruangan Rindi, anakmu juga ada di sini Raf. Tadi pagi rewel terus diamnya pas digendong Rindi lagi" ~ Nada.
"Mama buruan balik kesini deh. Kita harus siap-siap packing untuk kepulangan Galaksi nanti sore" ~ Rafa.
"Atau mau Rafa yang ke sana aja ma?" ~ Tawar Rafa.
"Tidak usah sayang, nanti malah lama. Ya udah Mama pamitan dulu ya" ~ Nada.
"Iya ma, Rafa tunggu" ~ Rafa, dan setelahnya panggilan telepon terputus.
Nada berjalan kearah Tiyas yang sedang menggendong Galaksi yang sudah terlelap lagi. Nada mengusap pelan kepala cucunya.
"Tiyas kita balik ke ruang rawat Galaksi ya, udah ditunggu anak saya soalnya" Ucap Nada dan langsung dianggukki oleh Tiyas.
"Nak Rindi, Nak Tika, Ibu pamit dulu ya" Pamit Nada kepada dua gadis yang kini berada di hadapannya.
"Iya Bu" Jawab Tika dengan cepat.
"Silakan Bu, tapi nanti kapan-kapan kalau saya kangen sama Gala, boleh bertemu kan Bu?" Tanya Rindi dengan cengengesan membuat Nada tersenyum.
"Boleh dong Nak, sangat boleh malahan. Main aja ke rumah sama Nak Tika sekalian" Balas Nada dengan tersenyum hangat menatap Rindi dan Tika.
"Makasih sebelumnya Bu" Ucap Rindi dengan bahagianya. Setidaknya Rindi masih ada harapan untuk bertemu dengan bayi mungil itu.
"Saya yang harus banyak terima kasih kepada kamu Nak Rindi, karena sudah banyak membantu saya merawat cucu saya ketika di sini meskipun pertemuan kita baru sekejap, namun cucu saya sudah sangat nyaman bersamamu. Sekali lagi terima kasih Nak Rindi, Nak Tika juga" Ucap Nada sembari bersalaman kepada Rindi dan Tika.
"Mbak Rindi, Mbak Tika saya pamit ya" Pamit Tiyas kepada keduanya dan dianggukki olehnya.
Sebelum benar-benar keluar ruangan Rindi, Tika dengan gemasnya mencolek pipi gembul Galaksi dan menciumnya sekilas.
Rindi menatap lekat wajah bayi yang akhir-akhir ini mengisi pikiran dan hatinya. Mengusap kening dan pipinya dengan lembut dan mengecupnya penuh kasih sayang.
"Semoga kita bisa bertemu lagi ya Nak, jagoan kecilku yang tampan" Ucap Rindi yang entah mengapa seakan tidak rela jauh dari Galaksi. Membuat ketiga wanita yang menatapnya tersenyum haru melihat perpisahan keduanya.
"Kami pamit ya Nak" Ucap Nada terakhir kalinya sebelum menutup pintu ruangan Rindi.
Tika mendekat ke arah brankar dan memeluk erat sahabatnya itu. Tika mengerti jika Rindi sudah mulai sayang pada bayi mungil itu seakan memiliki ikatan.
"Yang sabar Rin. Lo berdoa aja bisa bertemu lagi sama Gala" Ucap Tika sembari mengelus punggung sahabatnya.
"Iya Tik, semoga aja" Balas Rindi dengan suara kecilnya merasa sedih.
...*****...
Hari ini double up nih kak. Wah Rindi udah pisah lagi sama Galaksi. Kapan nih Rindi ketemu sama Antariksa? Ditunggu kelanjutannya ya kak...
Terimakasih untuk yang masih stay di cerita pertama Karita. Terimakasih juga yang sudah like dan komen bagian ini...
...Gracias...