NovelToon NovelToon
BANGKITNYA GADIS YANG TERTINDAS

BANGKITNYA GADIS YANG TERTINDAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Mengubah Takdir
Popularitas:99
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Gadis, sejak kecil hidup dalam bayang-bayang kesengsaraan di rumah keluarga angkatnya yang kaya. Dia dianggap sebagai anak pembawa sial dan diperlakukan tak lebih dari seorang pembantu. Puncaknya, ia dijebak dan difitnah atas pencurian uang yang tidak pernah ia lakukan oleh Elena dan ibu angkatnya, Nyonya Isabella. Gadis tak hanya kehilangan nama baiknya, tetapi juga dicampakkan ke penjara dalam keadaan hancur, menyaksikan masa depannya direnggut paksa.
Bertahun-tahun berlalu, Gadis menghilang dari Jakarta, ditempa oleh kerasnya kehidupan dan didukung oleh sosok misterius yang melihat potensi di dalam dirinya. Ia kembali dengan identitas baru—Alena.. Sosok yang pintar dan sukses.. Alena kembali untuk membalas perbuatan keluarga angkatnya yang pernah menyakitinya. Tapi siapa sangka misinya itu mulai goyah ketika seseorang yang mencintainya ternyata...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SURPRISE YANG BERUBAH JADI RAHASIA

Suara Nyonya Isabella masih bergema di telinga Ferdo ketika dia memasukkan baju-baju terakhir ke dalam koper..

"Gadis itu hanya menghabiskan waktu Ferdo, anakku. Dia tidak pantas untukmu yang akan menjadi pewaris perusahaan kita,” ujar ibunya dengan nada tegas yang tak bisa dilawan.

Hanya dalam sekejap, semua rencana Ferdo untuk menyelesaikan kuliah di Amerika yang sudah berjalan setahun tiba-tiba hancur. Dia mengangkat koper yang penuh, langkahnya cepat menuju meja belajarnya, dan segera membuka laptop untuk memesan tiket pesawat pulang esok hari.

“Sudah cukup,” bisik Ferdo sambil menekan tombol ‘konfirmasi’ pada layar. Layar itu menampilkan jadwal keberangkatan pukul 7 pagi ke Jakarta.

Hatinya terasa sesak setiap kali teringat wajah Gadis, wanita yang selalu menunggu surat dan panggilannya dari Amerika, yang selalu menyapa dengan senyum yang membuat hari Ferdo lebih cerah.

Dia berpikir, lebih baik tidak mendapatkan gelar sarjana di negara asing, daripada terus meninggalkan Gadis yang mungkin saja kembali dikenai tekanan dari keluarganya.

Semalaman, Ferdo tidak bisa tidur. Dia duduk di teras apartemennya, memandang langit yang gelap. Bayangan Gadis yang sedang menangis karena ditindas oleh Nyonya Isabella, Tuan Antonio, Renata, dan Rafael terulang-ulang di benaknya.

“Aku takut mereka menyakiti dia lagi,” gumamnya. Pikiran yang lebih kuat muncul: dia ingin menikah secepatnya dengan Gadis, agar tidak ada yang bisa lagi menyentuhnya. Tapi bagaimana? Dia takut keluarga akan menentangnya dengan sekuat tenaga. Berhubung dia belum lulus kuliah.

Keesokan pagi, Ferdo tiba di bandara Jakarta tepat sebelum tengah hari. Dia tidak memberitahu siapa pun tentang kepulangannya. Dia ingin memberikan surprise yang dia harapkan akan membuat Gadis senyum lebar, dan mungkin membuat keluarga sedikit terkejut tapi senang.

 Dia masih ingat bagaimana keluarga itu bersikap baik pada Gadis sebelum dia pergi ke Amerika setahun yang lalu.

Nyonya Isabella sering memintanya membawakan kue untuk Gadis, Tuan Antonio menyebutnya “anak angkat” yang baik, dan Renata serta Rafael kadang bermain bersama dia.

“Mereka pasti benar-benar menyukainya,” pikir Ferdo sambil menaiki taksi menuju rumah keluarga di daerah elit Jakarta.

Taksi berhenti di depan gerbang rumah besar yang bergaya Eropa. Ferdo membayar sopir dan mengangkat kopernya, tapi kemudian berhenti.

Dia melihat pintu depan tertutup rapat, dan secercah cahaya keluar dari celah jendela ruang tamu yang terbuka sedikit. Rasanya ada yang salah. Dia mengendap-endap mendekati jendela itu, menyembunyikan diri di balik pohon bunga, dan mendengar suara yang membuat hatinya terasa seperti terbakar.

“Kau tidak berhak berharap menikah dengan Ferdo!” teriak Tuan Antonio dengan suara kasar. “Kau cuma gadis tanpa orang tua, yang cuma mau mengambil harta keluarga kita!”

Ferdo menggigit bibirnya. Kemudian terdengar suara Gadis yang lemah: “Pak, saya tidak pernah berpikir begitu. Saya hanya mencintai Ferdo, tak ada maksud apa-apa.”

.

“Jangan bohong!” bentak Nyonya Isabella.

"Kita hanya bersikap baik padamu ketika Ferdo ada di sini, agar dia tenang kuliah. Itu semua pura-pura!”

Sebelum Gadis sempat menjawab, terdengar bunyi..

 PLAK!

Ferdo melihat melalui celah jendela, Tuan Antonio menampar Gadis dengan kuat, membuat wajahnya memerah dan tubuhnya terayun.

Gadis menutupi wajahnya dengan tangan, tapi tidak menangis, dia hanya menunduk.

“Kalau Ferdo pulang, aku akan memaksanya menikah dengan Elena, sepupu jauhnya yang kaya dan sesuai status kita!” teriak Tuan Antonio lagi. “Jadi lupakan saja impianmu yang bodoh itu!”

Baru saja dia selesai berbicara, pintu masuk terbuka. Renata dan Rafael, yang baru pulang sekolah dengan seragam baju sekolah mereka, masuk ke ruang tamu. “Hei, gadis bego!” panggil Rafael dengan nada sombong. “Kaki kita kotor karena hujan. Bersihkan lah!”

Renata menambah: “Cepat! Kalau tidak, aku akan menyiram kamu dengan air comberan.”

Gadis diam-diam mendekati keduanya, mengambil kain lap yang ada di meja, dan mulai menyeka kaki mereka yang basah dan kotor.

Melihat kenyataan itu, air mata Ferdo hampir menetes. Dia ingin menangis, ingin menerobos pintu dan memarahi keluarganya yang selama ini dia cintai, ingin menarik Gadis keluar dari rumah itu.

Tapi ketika Tuan Antonio menyebut nama Elena, hati Ferdo terhenti. Elena, wanita yang selalu diceritakan oleh keluarganya sebagai “calon istri sempurna” yang memiliki bisnis sendiri.

Jika Ferdo muncul sekarang dihadapan keluarganya, mereka akan segera memaksa dia untuk bertemu dengan Elena, dan Gadis akan semakin tertekan.

“Tidak bisa,” bisik Ferdo. Dia harus berpikir cerdas. Dia tidak bisa mengambil Gadis secara langsung. Keluarganya akan menangkapnya kembali, atau bahkan menyakiti dia lebih parah.

Dia butuh cara untuk mendekati Gadis tanpa diketahui oleh siapa pun bahwa dia adalah Ferdo.

"aku harus berpikir, gimana caranya agar aku bisa selalu dekat Gadis tanpa ketahuan keluargaku," pikir Ferdo, mencari solusi.

Ferdo kembali keluar dari halaman rumah, membawa kopernya. Dia menuju pusat perbelanjaan terdekat, otaknya bekerja keras mencari cara.

Tiba-tiba, dia melihat toko yang menjual topeng kulit wajah manusia, barang yang biasanya digunakan untuk pesta atau syuting film.

"Ini dia yang bisa memecahkan masalahku!" Ferdo tersenyum, senang.

Dia memasuki toko itu dan memilih topeng yang membuat wajahnya berubah menjadi laki-laki lain: rambut lebih gelap, hidung sedikit lebih lebar, dan wajah yang lebih kasar.

Harganya mahal, tapi Ferdo tidak peduli. Dia juga membeli baju-baju yang sederhana, kemeja lengan pendek dan celana jeans yang cocok untuk pekerjaan biasa dan terlihat orang dengan kondisi ekonomi pas-pasan.

“Erik,” ujar Ferdo sambil melihat cermin dengan topeng itu. “Nama ku Erik sekarang.”

Hari berikutnya, pukul 8 pagi, Ferdo yang sekarang menjadi Erik, datang ke gerbang rumah keluarganya dengan membawa surat lamaran pekerjaan.

Dia menekan bel pintu, dan setelah beberapa menit, pintu dibuka oleh pengawas rumah yang baru. “Ada apa?” tanya pengawas itu.

“Permisi, pak. Saya mau melamar pekerjaan sebagai cleaning service,” kata Erik dengan suara yang dia usahakan berbeda dari suara aslinya. “Siapa tahu rumah ini butuh orang baru untuk membersihkan rumah, atau halaman..”

Pengawas itu melihatnya dari atas ke bawah, kemudian memanggil Nyonya Isabella. Beberapa menit kemudian, Nyonya Isabella muncul dengan wajah yang sombong.

“Kamu siapa? Dari mana?” tanya dia. Matanya penuh selidik, memerhatikan Erik dari atas hingga bawah.

“Saya Erik, bu. Dari luar kota. Saya sudah bekerja sebagai cleaning service di beberapa rumah besar sebelumnya,” jawab Erik dengan tenang. Dia menunjukkan surat lamaran yang berisi riwayat pekerjaan palsu yang dia buat semalam.

Nyonya Isabella membaca surat itu sebentar, lalu mengangguk.

"Baiklah. Gaji kamu 3 juta sebulan. Kerja mulai hari ini. Jangan malas, ya! Ada gadis lain yang bekerja di sini, tapi dia sering tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan.”

Erik mengangguk. “Baik, bu. Terima kasih.”

Nyonya Isabella memanggil Gadis,

“Gadis! Datang sini! Ini Erik, cleaning service baru. Ajari dia pekerjaannya!”

Ferdo merasa hatinya berdebar kencang ketika Gadis muncul dari dalam rumah. Wajahnya masih ada bekas memar dari tamparan Tuan Antonio kemarin.

Dia melihat Erik dengan mata yang penasaran, tapi tidak ada tanda bahwa dia mengenali Ferdo di balik topeng itu.

"Halo, Erik,” ujarnya dengan suara pelan. “Ayo, saya tunjukkan ruang-ruang yang perlu dibersihkan.”

Selama hari itu, Erik bekerja bersama Gadis. Dia menyaksikan bagaimana Gadis bekerja dengan rajin, tanpa mengeluh meskipun Nyonya Isabella sering memanggilnya untuk pekerjaan tambahan.

Kadang-kadang, Gadis akan melihatnya dengan tatapan yang meragukan, seolah merasa ada yang familiar dengan wajah atau tingkah laku Erik. Tapi Ferdo selalu cepat mengalihkan perhatiannya dengan bertanya tentang pekerjaan.

“Saya melihat ibu dan bapak sering marah sama kamu,” ujar Erik pada Gadis ketika mereka sedang membersihkan kamar tidur Renata. “Kenapa?”

Gadis menghela napas. “Itu karena saya mencintai orang yang mereka tidak setujui,” jawab dia dengan tenang. “Dia sedang kuliah di Amerika. Saya harap dia pulang cepat, tapi saya takut ketika dia pulang, mereka akan memaksa dia untuk menikahi orang lain.”

Ferdo merasa hatinya sangat sakit. Dia ingin memberitahu Gadis siapa dia, tapi dia harus menahan diri. “Orang itu pasti mencintai kamu juga,” ujar Erik. “Dia akan menemukan cara untukmu.”

Gadis tersenyum meskipun matanya mulai berkaca-kaca. “Kamu baik sekali, Erik. Tidak banyak orang yang mau mendengarkan cerita saya.”

Malam hari, setelah semua pekerjaan selesai, Erik beristirahat di kamar karyawan yang disediakan. Dia melepas topengnya dan melihat wajahnya di cermin. Tampaklah wajah aslinya yang tampan mirip boy band asal Korea.

Aku akan melindungimu, Gadis,” gumamnya. “Suatu hari nanti, aku akan membawamu kabur dari sini, dan kita akan hidup bahagia bersama. Tanpa orang lain yang mengganggu.”

Di ruang tamu, Tuan Antonio sedang berbicara dengan Elena melalui telepon, “Ya, Elena, Ferdo akan pulang segera. Aku yakin dia akan suka kamu. Kita akan rencanakan pertemuan kalian secepat mungkin.”

Di kamar tidur Gadis, dia duduk di tepi ranjang, memegang foto kecil Ferdo yang dia simpan di dalam dompet. “Kapan kamu pulang, Ferdo?.. Aku sangat merindukanmu. Aku sangat mencintaimu."

Di kamar karyawan yang berdampingan dengan kamar Gadis, Ferdo mendengar suara ratapan Gadis mengenai dirinya.

Hati Ferdo sangat tersentuh, ingin ia menangis dan memeluk Gadis saat itu juga..

Tapi yang bisa ia lakukan hanyalah menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia berjanji pada dirinya sendiri, kalau dia tidak akan pernah meninggalkan Gadis lagi.

Bahkan jika perlu, ia akan hidup sebagai Erik selama beberapa waktu, hanya untuk melindungi wanita yang dia cintai lebih dari apapun di dunia.

"Gadis, I love you forever.."

1
Tie's_74
Haloo.. Minta dukungan untuk ceritaku yang ke 2 ya .. Makasih 😁🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!