NovelToon NovelToon
Jiwa Sang Pangeran Aerion

Jiwa Sang Pangeran Aerion

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Dikhianati. Dituduh berkhianat. Dibunuh oleh orang yang dicintainya sendiri.
Putri Arvenia Velmora seharusnya sudah mati malam itu.
Namun takdir memberinya satu kesempatan—hidup kembali sebagai Lyra, gadis biasa dari kalangan rakyat.
Dengan ingatan masa lalu yang perlahan kembali, Lyra bersumpah akan merebut kembali takhta yang dirampas darinya.
Tapi segalanya menjadi rumit ketika ia bertemu Pangeran Kael…
Sang pewaris baru kerajaan—dan reinkarnasi dari pria yang dulu menghabisi nyawanya.
Antara cinta dan dendam, takhta dan kehancuran…
Lyra harus memilih: menebus masa lalu, atau menghancurkan segalanya sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15: Di Balik Tembok Garam

​Udara di Perbatasan Barat Laut terasa dingin, menusuk hingga ke tulang. Lyra, yang kini berpakaian seperti penunggang kuda biasa, menyembunyikan pakaian mewahnya di balik jubah wol tebal. Ia dan Jenderal Verris menunggang kuda melalui hutan pinus yang diselimuti salju tipis.

​Lyra merasakan Liontin Segel di balik pakaiannya terasa hangat, memberikan sedikit perlindungan melawan hawa dingin dan rasa takutnya.

​"Kita hampir sampai, Putri," kata Jenderal Verris, suaranya parau. Verris adalah satu-satunya orang yang masih memanggilnya "Putri," dan itu memberinya kekuatan yang unik.

​Namun, di dalam diri Lyra, kecurigaannya terhadap Kael tumbuh subur, seperti lumut di bebatuan yang lembab. Kebohongan Kael tentang kalimat di bawah Pohon Kehidupan terlalu jelas.

​"Jenderal," Lyra memulai, suaranya rendah. "Ceritakan lebih banyak tentang Raja Aerion yang Anda layani dulu. Bagaimana dia menghilang?"

​Verris ragu-ragu. "Itu adalah tabu, Putri. Kami dilarang membicarakannya. Tapi demi keselamatan Anda... Raja Aerion adalah raja yang adil, tetapi sangat... kuno. Dia menghilang di bawah Pohon Kehidupan yang sama, setelah sebuah upacara pengorbanan yang disaksikan oleh Ordo Tujuh Bintang."

​"Pengorbanan?"

​"Ya. Mereka mengatakan dia mengorbankan jiwanya sendiri untuk menyegel kekuatan musuh, tetapi memberi ramalan bahwa dia akan kembali melalui tubuh keturunan yang memiliki kehendak terkuat untuk memerintah." Verris menatap Lyra. "Ini bukan reinkarnasi biasa, Putri. Ini adalah transfer kehendak."

​Lyra merasakan kengerian. Jika Kael telah mengambil alih tubuh Valerius, itu menjelaskan segalanya: Valerius menjadi martir Ordo Tujuh Bintang, dan Kael mengambil alih sisa-sisa Valerius untuk membersihkan kerajaan.

​Tapi, Lyra juga tahu: jika Kael hanya mengambil alih, lalu hasrat yang Lyra rasakan, cinta yang tak terhindarkan itu, itu milik siapa? Milik Aerion yang berusia ribuan tahun, ataukah sisa-sisa Valerius yang mencintai Lyra?

​"Jenderal," Lyra berkata, matanya tajam. "Jika Kael adalah Aerion, dia pasti bisa memanipulasi kita semua. Tapi jika dia adalah Aerion yang mencintai, dia mungkin masih punya harapan."

​Verris tidak menjawab, hanya memacu kudanya. Benteng Garam sudah terlihat di kejauhan—struktur batu tua yang suram, dikelilingi oleh tambang garam yang sepi.

​Mereka mencapai pinggiran Benteng Garam saat senja. Lyra memberi instruksi kepada Verris.

​"Saya tahu jalur bawah tanah ke gudang utama," kata Lyra. "Dulu, saya menggunakan jalur ventilasi tua dari tambang. Verris, Anda tunggu di Gerbang Timur. Jika saya tidak kembali dalam satu jam, Anda harus kembali ke Istana, dan beritahu Kael."

​"Saya tidak akan membiarkan Anda sendirian, Putri!" protes Verris.

​"Ini bukan permintaan, Jenderal, ini perintah," Lyra menegaskan, menggunakan otoritas seorang Ratu. "Anda adalah aset terakhir saya. Anda harus selamat. Percayalah pada keahlian menyelinap saya."

​Lyra menyelinap masuk melalui lubang ventilasi kecil di dasar tambang garam yang ditinggalkan. Udara di dalam sangat asin dan lembap. Lyra merangkak, Liontin Segel itu terasa panas di dadanya, membimbingnya.

​Setelah beberapa waktu, Lyra mencapai gudang tua di bawah benteng. Di sinilah Ordo Tujuh Bintang diyakini menyembunyikan arsip dan Liontin asli mereka.

​Gudang itu gelap dan dingin, diisi peti-peti tua. Lyra berjalan hati-hati, mengikuti petunjuk dari Liontin di tangannya. Liontin Lyra mulai berdenyut, mengarahkannya ke salah satu peti tua yang tersembunyi di balik tumpukan karung.

​Lyra membuka peti itu. Di dalamnya, ia menemukan gulungan perkamen yang diikat erat, dan—terbungkus kain beludru hitam—sebuah Liontin Segel lain. Liontin ini lebih besar, terbuat dari emas gelap, dan berukir Bintang Bermata Tujuh yang sama.

​Saat Lyra menyentuh Liontin emas itu, Liontin peraknya bergetar hebat. Itu adalah Liontin asli.

​Lyra segera mengambil gulungan perkamen itu. Ia membukanya, membacanya di bawah cahaya kecil lentera.

​Ini adalah Daftar Anggota Ordo Tujuh Bintang.

​Lyra membaca nama-nama bangsawan yang sudah ia duga: Renald, Elina, dan beberapa Duke kecil lainnya. Tetapi di bagian bawah daftar, ada dua nama yang membuat Lyra tercekat.

​Valerius Kael: Agen tidur, diaktifkan saat kebangkitan Putri Mahkota.

​Kael Aerion: Target pengambilalihan, Pangeran yang ditakdirkan untuk menghancurkan Ordo.

​Lyra merasakan darahnya mengalir dingin. Kael adalah target Ordo, bukan agen. Tapi Valerius adalah agen mereka.

​Lyra membalik perkamen itu. Ada tulisan tangan yang Lyra kenali: tulisan tangan Valerius.

​Aku harus melakukannya, demi Ordo. Tapi jiwaku hancur. Aku akan mati sebagai martir di mata mereka, dan di tangan pengkhianat.

​Liontin itu bergetar keras, memaksa Lyra untuk melihat lebih dalam ke kebenaran. Valerius membunuh Arvenia, tetapi Valerius mati sebagai seorang yang menyesal.

​Lyra meraih Liontin emas itu. Kekuatan Ordo terasa gelap dan jahat, berlawanan dengan kehangatan Liontin Kael.

​Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di lorong batu. Lyra menyadari dia sudah terlambat.

​Beberapa pria bersenjata masuk, mengenakan lambang Ordo Tujuh Bintang.

​"Selamat datang, Putri Mahkota," kata pemimpin mereka, seorang pria bertopeng. "Kami sudah menunggu Anda."

​"Bagaimana kalian tahu?" tanya Lyra, terkejut.

​"Kami tahu setiap langkah Anda. Kami merencanakan kebangkitan Anda," kata pria itu dengan suara serak. "Dan Pangeran Kael? Dia adalah pengalih perhatian kami yang sempurna."

​Lyra mencengkeram Liontin perak dan emas itu. "Kael adalah Aerion! Dia akan menghancurkan kalian!"

​Pria itu tertawa. "Dia adalah kapal yang sempurna, kami akui. Pangeran Valerius memiliki kehendak yang kuat, dan kami membutuhkan kehendaknya untuk menghancurkan garis keturunan Velmora. Tapi jiwa Aerion terlalu kuat, kami harus melemahkannya."

​"Apa maksudmu?"

​"Liontin yang Anda pegang, yang kami berikan kepada Valerius. Itu tidak hanya menguji pengkhianatan. Itu juga adalah pengikat jiwa," jelas pria itu, matanya berkilauan di balik topengnya. "Valerius tidak membunuh Anda karena dipaksa. Valerius membunuh Anda untuk mengaktifkan kutukan pengikat jiwa. Anda tidak pernah benar-benar mati, Putri."

​Lyra merasakan kengerian yang menusuk.

​"Dan Kael... dia adalah jiwa Aerion yang masuk ke dalam tubuh kosong Valerius setelah Liontin itu mengikat jiwa Valerius," kata pria itu. "Tetapi ada masalah. Liontin itu mengikat jiwa Valerius yang mencintai Anda. Jadi, Aerion yang sekarang, yang tinggal di tubuh itu... dia terpaksa mencintai Anda."

​Lyra merasakan dunia berputar. Cinta Kael... chemistry yang kuat itu... apakah itu hanya efek samping dari kutukan, sisa-sisa hasrat Valerius yang terpaksa dirasakan oleh jiwa kuno Aerion?

​"Kael tidak mencintaiku. Dia terikat!" Lyra berteriak, air mata muncul di matanya.

​"Tepat," kata pria itu. "Dia membutuhkan Liontin perak Anda, Lyra. Liontin yang Anda pegang itu, itu adalah Liontin Jiwa Valerius. Itu adalah setengah dari jiwanya yang kini disatukan dengan Aerion. Itulah mengapa dia tidak ingin Anda kehilangannya. Jika Liontin itu hancur, Aerion akan kehilangan kehendaknya, dan kami akan merebut takhta."

​Lyra sadar: Kael tidak melindunginya karena cinta, tetapi karena kelangsungan hidupnya sendiri bergantung pada Liontin yang Lyra bawa. Kael berbohong tentang kalimat terakhir Valerius, karena dia tidak mau Lyra tahu bahwa hasratnya adalah sisa-sisa dari pria yang membunuhnya.

​Lyra, yang kini hancur, tidak lagi bertarung untuk takhta, tetapi untuk memisahkan kebenaran dari kebohongan.

​Lyra mencengkeram kedua Liontin itu. Liontin perak (jiwa Valerius/kekuatan Kael) dan Liontin emas (kekuatan Ordo Tujuh Bintang).

​"Jika saya harus memilih," Lyra berbisik, suaranya dipenuhi tekad yang baru. "Saya akan memilih untuk menghancurkan kalian semua."

​Lyra menjatuhkan Liontin emas itu ke lantai. Dengan pisau kecilnya, Lyra menusuk bagian tengah Liontin emas itu.

​Energi gelap meledak. Aula itu dipenuhi jeritan. Lyra tahu bahwa Liontin emas itu adalah kunci kekuatan Ordo di Benteng Garam.

​Pria bertopeng itu berteriak. "Dia menghancurkan Segel! Tangkap dia!"

​Lyra berlari keluar, menggunakan kekacauan itu. Lyra tahu risikonya: ia mungkin telah membebaskan Aerion, atau ia mungkin telah menghancurkan satu-satunya cara Lyra untuk mendapatkan takhtanya.

​Di luar, ia bertemu Verris.

​"Cepat, Putri! Saya mendengar ledakan!"

​Lyra menaiki kuda Verris. Ia tahu dia harus kembali ke Istana, dan menghadapi Kael. Tidak lagi sebagai sekutu rahasia, tetapi sebagai seorang wanita yang telah mengetahui kebenaran yang kejam tentang cinta dan pengkhianatannya.

1
Andira Rahmawati
aku kok aga bingung ya sama jln ceritanya...masih blm nyimak..
putri lindung bulan: iya maaf akan aku revisi lagi,karena masih pemula
total 1 replies
putri lindung bulan
Ketika hati hancur, dunia terasa runtuh. Namun, dari luka yang paling dalam, justru lahir kekuatan yang tak pernah kita sadari.
“Bangkit Setelah Terluka” bukan sekadar kisah tentang kehilangan, tapi tentang keberanian untuk memaafkan, bertahan, dan mencintai diri sendiri kembali.

Luka memang meninggalkan jejak, tapi bukan untuk selamanya membuat kita lemah.
Dalam setiap air mata, tersimpan doa yang tak terucap.


Cinta, pengorbanan, dan air mata menjadi saksi perjalanan hidup seorang wanita yang hampir kehilangan segalanya—kecuali harapan.

“Bangkit Setelah Terluka” menuturkan kisah yang dekat dengan hati kita: tentang keluarga, kesetiaan, dan keajaiban ketika seseorang memilih untuk tetap bertahan meski dunia meninggalkannya.

Bacalah… dan temukan dirimu di antara setiap helai kisahnya.
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Terima kasih untuk cerita yang luar biasa, tolong jangan berhenti!
putri lindung bulan: salam kenal
total 2 replies
putri lindung bulan
yang sudah baca,terimakasih ya.yuk berteman dengan ku💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!