Clara, seorang dokter cantik yang bertugas di sebuah rumah sakit swasta harus menghadapi seorang pasien yang sangat menyebalkan.
Pasien ini membuat keributan di ruangannya pasca siuman setelah menjalani operasi pengangkatan sebagian jaringan hatinya yang rusak.
Robert Kingston seorang mafia kejam yang tiba-tiba harus berhadapan dengan seorang dokter yang sama sekali tidak takut dengannya.
Bahkan dokter perempuan itu berani mendebatnya dan sampai memukul lengannya saat wanita itu ingin mengganti perban bekas luka operasinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DCMMK. 09
"Ahk..." Revina berkreasi terus ketika melihat sebuah postingan Clara di akun media sosial miliknya.
Ya, wanita itu memamerkan foto dirinya yang memakai gaun pengantin di sebuah butik terkenal.
Revina tau butik itu adalah langganan orang-orang yang memiliki banyak uang. Jadi tidak heran jika para aktris ataupun orang-orang dari keluarga berada seperti mereka memilih butik itu untuk menjadi salah satu support di acara istimewa mereka, dan Revina merasa kesal ketika melihat Clara memakai gaun pengantin yang begitu indah.
"Tidak! aku tidak akan membiarkannya hidup bahagia. Dia tidak pantas memakai gaun pengantin itu, karena hanya aku saja yang pantas memakainya. Ya, dia tidak boleh memakai gaun itu. Aku harus melakukan sesuatu!" ucap Revina dengan segala rencana jahat di kepalanya.
Dia benar-benar tidak akan tinggal diam dan dia tidak akan membiarkan Clara hidup bahagia dengan laki-laki itu. Robert, seharusnya Revina yang ada di posisi Clara saat ini. Tapi kenapa wanita itu selalu lebih beruntung darinya. Padahal dia sudah sering melakukan sesuatu agar membuat wanita itu kalah dan dijauhi banyak orang. Karena selama ini Clara dikenal sebagai wanita yang jutek.
"Apa ini Revina? apalagi yang kamu lakukan?" tanya July ketika melihat putrinya kembali berteriak.
"Tidak ada apa-apa, ibu. Aku baik-baik saja." ucapnya berusaha memperlihatkan pada ibunya bahwa saat ini dia baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu padanya.
Padahal dia sudah merencanakan sesuatu untuk membuat Clara batal menikah.
"Kamu yakin?" tanya July , yang masih belum percaya jika putrinya itu mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
"Ya, aku yakin ibu." jawabnya yang terus berusaha meyakinkan ibunya bahwa dia memang baik-baik saja kalau saat ini hati dan pikiran yang memberontak.
Tapi Revina berusaha untuk tetap tenang. Karena rencananya tidak boleh gagal.
"Baiklah, jika kamu baik-baik saja. Kita akan pergi sebentar lagi." kata ibunya yang membuat Revina terlihat malas.
Sementara itu, di rumah sakit terjadi kehebohan ketika mengetahui bahwa Clara akan menikah. Dokter cantik kesayangan para perawat itu tiba-tiba saja berfoto dengan gaun pengantin dan itu menjadi pertanyaan besar untuk mereka.
"Dokter, apa ini benar?" tanya asistennya di rumah sakit ketika mengetahui Clara memposting sebuah foto menggunakan gaun pengantin.
"Hem..." jawabnya terlihat biasa saja karena dia tidak terlalu excited dengan pernikahan ini.
"Astaga, dokter. Kanapa tidak pernah bicara apapun pada kami. Kenapa tiba-tiba memutuskan untuk menikah? ayo kenalkan pada kami siapa laki-laki itu. Dia masih sangat beruntung mendapatkan wanita secantik dokter. Astaga, aku benar-benar tidak percaya dengan semua ini." semua orang terlihat begitu antusias.
Tapi wanita itu tidak terlihat antusias sama sekali karena menurutnya ini biasa saja. Lagi pula pernikahan ini tidak diinginkannya. Lebih tepatnya dia menerima pernikahan ini karena ayahnya saja. Karena ayahnya membutuhkan sokongan dana untuk perusahaan, dan Robert menyanggupi semua itu untuk ayahnya. Benar-benar sangat luar biasa bukan?
Ayahnya rela menukar anak perempuannya demi bisnis. Entahlah, setidaknya setelah ini dia tidak akan berurusan lagi dengan ayahnya dan juga istri barunya itu. Jadi Clara bisa hidup lebih tenang dan jauh dari gangguan mereka.
"Dokter, ayo ceritakan pada kami. Siapa laki-laki beruntung itu? Apa dia-"
"Honey, how are you?" sapa Robert ketika masuk ke ruangan kerja istrinya.
Deg!
Dua orang suster yang berada di ruangan kerja Clara langsung menatap ke arah seseorang yang baru saja masuk ke ruangan dokter mereka.
Ya, mereka mengenal siapa laki-laki ini. Dia adalah pasien yang sempat dioperasi oleh Clara dan juga terlibat cekcok sewaktu itu.
"Oh my God! Dokter, are you sure?" tanya Gloria ketika melihat siapa yang datang ke ruangan Clara.
"Kenapa datang?" tanya Clara ketika melihat laki-laki itu datang ke ruangan kerjanya.
"Memangnya kenapa? apa ada yang salah? aku datang ke sini hanya untuk melihat calon istriku saja. Lalu di mana letak kesalahannya?" tanya Robert ketika melihat reaksi Clara.
"Aku masih bekerja, jadi-"
"Kalau begitu ayo periksa aku. Lihat, luka bekas operasi ku waktu itu." ucap Robert yang ingin membuka kemejanya. Namun, langsung dihentikan oleh Clara saat itu juga.
"Stop!" kata Clara ketika melihat Robert ingin membuka kemejanya.
"Kalian berdua bisa keluar!" usirnya pada dua asistennya.
Mendapatkan perintah seperti itu dari Clara, membuat mereka berdua langsung keluar.
Sementara Robert, dia hanya tersenyum saja ketika melihat reaksi calon istrinya.
"Kenapa ke sini?" tanya Clara ketika melihat laki-laki itu datang ke ruangan kerjanya.
Sementara dia sendiri masih mengisi laporan tentang pasiennya. Dia merasa bahwa dirinya cukup sibuk hari ini.
"Aku? aku hanya ingin melihat calon istriku saja. Memangnya ada yang salah?" tanya Robert
"Salah karena aku masih bekerja dan ini masih jam praktek. Jadi aku tidak memiliki banyak waktu hanya untuk meladeni omong kosong seperti itu." jawabnya yang langsung membuat Robert menghampirinya.
"Apa aku harus membeli saham di rumah sakit ini agar aku bisa menghampiri calon istriku sesuka hatiku? atau aku harus membeli sahamnya secara penuh, agar kamu yang menjadi direktur utama di rumah sakit ini?" ucap Robert sambil memikirkan hal ini apakah dia harus membeli rumah sakit ini agar dia bisa lebih leluasa lagi untuk bertemu dengan calon istrinya.
Sementara Clara yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam sambil menatap laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu.
"Lagi pula sebentar lagi kita akan menikah lalu kenapa kamu masih bekerja? Kamu tidak perlu bekerja lagi, karena uang ku banyak." Clara hanya bisa menggelengkan kepalanya saja ketika mendengar apa yang Robert katakan.
"Lihat, betapa sombongnya dirimu. Kamu itu laki-laki yang paling sombong yang pernah ku kenal." kata Clara karena kesombongan laki-laki ini sangat luar biasa sekali.
"Aku bukan sombong honey. Tapi aku bicara tentang fakta. Lagi pula hartaku memang banyak dan itu kenyataannya. Jadi tidak ada yang bicara tentang kesombongan di sini." ujar Robert lagi yang membuat kepala Clara terasa pusing karenanya.
Menghadapi Robert cukup menguji emosinya. Jadi bagaimana cara menghadapi sikap sombongnya. Apalagi wajah tengilnya itu.
Sungguh, Clara baru pertama kali bertemu dengan laki-laki sombong seperti Robert ini dan kenapa harus dia pula yang menikah dengannya.
"Sudahlah, berhenti membicarakan tentang hal ini. Sekarang aku mau bekerja dulu."
"Ya sudah. Aku akan menunggu di sini." kata Robert yang merebahkan tubuh jangkungnya di sofa.
Walau sofa itu tidak bisa menampung seluruh tubuhnya karena kakinya menggantung di sofa.
***
selamat pgi pengantin bru
manis sekali kalian 🤭
lanjut seyengggg