NovelToon NovelToon
Sistem Kekayaan Keberkahan

Sistem Kekayaan Keberkahan

Status: tamat
Genre:Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:421.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: less22

Alfa adalah anak miskin yang sering di bully oleh teman SMA-nya. Bukan inginnya menjadi anak miskin, tapi takdir yang menentukannya. Sang ayah duluan di jemput oleh sang Maha Kuasa, dan saat ini Ibunya sakit parah. Ia bingung mencari uang di mana untuk pengobatan ibunya. Sebelum ia mendapatkan uang, ibunya meninggal dunia. Saat pemakaman ibunya, ia mendapat Sebuah sistem Keberkahan di makam ibunya. Dan tentu saja Sistem mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Yang penasaran dengan kisahnya yuk simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1 Di Bully

...Happy Reading...

"Alfa, kapan kamu bayar uang spp lagi? Ini sudah 4 bulan kamu telat lho," ucap salah satu guru bernama Meli, sambil menatap Alfa dengan tatapan sedikit tajam.

Alfa terdiam sambil menundukkan kepalanya, ia sendiri bingung bagaimana ia membayarnya.

Ia tidak punya uang yang cukup untuk membayar biaya sekolahnya, dan ibunya sedang sakit sehingga tidak bisa bekerja.

"Tapi Buk... saya... sekarang tidak punya uang, ibu saya sedang sakit beberapa bulan ini, tidak bisa membuat kue dan saya kerja serabutan setelah pulang sekolah yang cukup buat makan," kata Alfa dengan wajah sedih.

Ia tidak bisa membayar biaya sekolahnya, dan ia khawatir bahwa ia akan dikeluarkan dari sekolah.

"Tapi sekolah sudah memberi waktu 4 bulan lho, jika kamu tidak juga bisa membayarnya, terpaksa kamu di berhentikan sementara sampai kamu bisa membayarnya," kata Bu Meli lagi, sambil menatap Alfa dengan mata yang penuh simpati.

Ia tahu bahwa Alfa sedang mengalami kesulitan, tapi ia juga harus mengikuti peraturan sekolah.

Alfa terlihat kebingungan, ia tidak tahu bagaimana ia bisa membayar biaya sekolahnya. Ia ingin tetap sekolah, tapi ia tidak punya uang untuk bayar SPP.

"Buk... Tolong beri waktu saya waktu lagi untuk membayar SPP, tapi... mungkin tidak bisa lunas selama 4 bulan, tapi saya akan mencicil SPPnya," kata Alfa, sambil menatap Bu Meli dengan mata yang penuh harapan.

Ia tahu bahwa ia tidak bisa membayar biaya sekolahnya secara lunas, tapi ia berharap bahwa Bu Meli bisa memberinya keringanan lagi.

"Maaf Alfa, sekolah sudah berbaik hati sudah memberi waktu kamu selama 4 bulan ini, jadi pembayaran tidak bisa di cicil. Kamu harus melunasi uang sekolah atau kamu terpaksa di berhentikan sementara waktu," kata Bu Meli, sambil menatap Alfa dengan mata yang tegas.

"Saya harap kamu mengerti dengan peraturan sekolah," ucap Bu Meli, "Karena... cuma kamu sendiri yang sudah lewat pembayarannya, sementara teman yang lain paling hanya nunggak satu bulan, bahkan ada siswa yang lain sudah melunasi selama satu tahun," kata Bu Meli, sambil menatap Alfa yang terlihat sedih itu.

Apakah ia harus meninggalkan sekolah?

Alfa tertunduk lesu, sambil menghela napas yang dalam. Ia merasa bahwa dirinya tidak punya pilihan lain selain mencari uang untuk melunasi biaya sekolahnya.

"Baiklah Buk, saya akan mencari uang untuk melunasi uang sekolah saya," kata Alfa dengan suara lemah, sambil menatap lantai dengan mata yang kosong.

Bu Meli hanya mengangguk saja, dengan wajah yang kecewa melihat kepergian Alfa yang belum juga melunasi uang sekolahnya. Ia berharap bahwa Alfa bisa memahami pentingnya membayar biaya sekolah tepat waktu.

Alfa berjalan keluar dari ruang guru, ia tidak tahu bagaimana ia bisa membayar biaya sekolahnya secepatnya. Ia berharap bahwa dirinya bisa menemukan pekerjaan yang bisa membantunya membayar biaya sekolah, tapi ia juga tahu bahwa itu tidak akan mudah.

Setelah keluar dari sekolah, Alfa berjalan menuju ke jalan raya, sambil memikirkan bagaimana ia bisa mencari pekerjaan untuk membayar biaya sekolahnya.

Alfa memilih untuk pulang dulu untuk melihat ibunya, baru ia memikirkan cara mencari uang sekolahnya. Karena dalam beberapa bulan ini, ibunya sakit, dan sakitnya itu semakin hari semakin parah. Ia khawatir keadaan ibunya dan ingin memastikan bahwa ibunya baik-baik saja.

"Aku pulang dulu deh, dan meminta izin sama ibu buat cari pekerjaan," gumam Alfa.

Saat melangkah kaki hendak pulang, ia di hadang oleh beberapa teman sekelasnya, mereka adalah Andi, Morgan, dan Lio.

Mereka bertiga berdiri di depan Alfa, dengan senyum sinis melihat lebaran Alfa. "Hey! Mau kemana Alfa?" tanya Andi sambil bercekak pinggang menghadang langkah kaki Alfa.

Alfa merasa tidak tenang melihat mereka datang. Mereka bertiga tidak suka kepadanya, dan sering kali mengolok-oloknya di sekolah.

"Aku mau pulang," jawab Alfa singkat, sambil mencoba untuk melewati mereka.

Tapi Andi, Morgan, dan Lio tidak mau membiarkan Alfa pergi begitu saja. Mereka bertiga mulai membully Alfa dengan kata-kata yang kasar.

"Kamu mau pulang? Ha! Kamu tidak punya uang untuk membayar sekolah ya, kamu pasti akan diusir dari sekolah," kata Morgan, sambil tertawa.

Alfa merasa marah dan kesal mendengar kata-kata mereka. Ia memang memang miskin dan tidak punya uang, tapi ia tidak ingin di ejek oleh teman-temannya.

"Itu adalah urusan ku! Kalian tidak perlu ikut campur!" kata Alfa mencoba untuk melawan, sambil menatap Andi, Morgan, dan Lio dengan mata yang tajam.

"Kenapa memangnya kalau kami ikut campur? Harusnya orang miskin seperti mu tidak boleh bersekolah, lebih baik kamu di rumah kerja buat cari makan!" ejek Morgan sambil tertawa merendahkan. Ia dan teman-temannya tampaknya menikmati saat membully Alfa.

"Selama aku tidak minta makan sama kamu, kalian tidak berhak mengejekku!" kata Alfa tegas, sambil menatap Morgan dengan mata yang penuh kemarahan.

Morgan dan teman-temannya terkejut dengan reaksi Alfa. Mereka tidak menyangka bahwa Alfa akan melawan mereka dan itu membuat mereka menjadi kesal.

"Oh, kamu pikir kamu bisa melawan kami? Kamu itu tidak punya ayah dan anak miskin, yang tidak punya apa-apa!" Maki Andi, sambil melangkah maju ke arah Alfa.

"Dengar-dengar ibunya sakit, kenapa nggak mati aja? Mereka orang miskin mana pantas hidup di dunia ini," ucap Lio tertawa lebar, sambil menatap Alfa dengan mata yang penuh ejekan. Kata-katanya sangat kejam, Alfa mengepalkan tangan karena ibunya di hina.

"Benar, lebih baik kamu ikut ibu mu mati sana, bumi ini kotor oleh orang-orang miskin seperti mu!" tambah Andi, dan mereka tertawa sepuas-puasnya. Tawa mereka yang keras sengaja membuat Alfa semakin kesal.

Alfa menjadi geram, ia mengepal tangannya dengan erat. Ia tidak bisa menahan amarahnya lagi ketika teman-temannya memaki tentang ibunya yang sedang sakit itu.

"Beraninya kalian menyumpahi ibu ku mati!" amarah Alfa tak bisa terbendung lagi. Ia mersa amarahnya telah memuncak.

Dengan mata yang merah dan napas yang memburu, Alfa melangkah maju ke arah teman-temannya. ia tidak akan diam saja ketika ibunya dihina.

Alfa memukul ke arah mereka sekuat tenaga untuk membalas mereka, sayangnya ia tak mampu untuk melawan ketiga orang itu, ia kalah jumlah.

Mereka mendorong Alfa dengan sekuat tenaga membuat Alfa terjatuh ke tanah. Saat itulah ketiga orang tersebut memukul Alfa. Mereka memukul Alfa dengan sekuat tenaga hingga Alfa babak belur.

Meskipun dalam keadaan tak berdaya, Alfa berusaha untuk melawan. Tapi ia dikeroyok oleh mereka secara membabi buta. Alfa merasakan sakit yang luar biasa, tubuhnya dipukul dan ditendang tanpa ampun. Ia mencoba untuk melindungi dirinya, tapi kekuatan mereka terlalu besar.

Tiba-tiba, Alfa mendengar suara keras yang menghentikan keributan. "Cukup!" Suara itu terdengar lantang. Ketiga orang itu berhenti memukul Alfa, dan mereka berbalik untuk melihat siapa yang telah menghentikan mereka.

"Hey! Apa yang kalian lakukan!" teriak seorang bapak-bapak melihat ketiga orang itu memukul Alfa, sambil berlari menuju ke arah mereka. "Berhenti sekarang juga!" Tambahnya, sambil menunjuk ke arah mereka.

"Beruntung kau kali ini, tapi kau tidak akan seberuntung ini," kata Lio sambil menendang Alfa dengan sekali lagi, sebelum mereka berlari untuk segera pergi sebelum di marahi oleh bapak tersebut.

Alfa masih terbaring di tanah, wajahnya babak belur dan terdapat luka-luka di wajahnya. Ia mencoba untuk bangun, ia tidak bisa karena kesakitan. Bapak yang telah menyelamatkannya itu berlari menuju Alfa dan membantu dia untuk bangun.

1
Gandung Eko Budi Raharjo
😄
Gandung Eko Budi Raharjo
👍
Gandung Eko Budi Raharjo
🙏
Gandung Eko Budi Raharjo
😍😍
Gandung Eko Budi Raharjo
🤣🤣
Gandung Eko Budi Raharjo
💪💪
Gandung Eko Budi Raharjo
😄😄
Gandung Eko Budi Raharjo
👍👍
Gandung Eko Budi Raharjo
🙏🙏
Gandung Eko Budi Raharjo
😍
Gandung Eko Budi Raharjo
🤣
Gandung Eko Budi Raharjo
💪💪
Red Ant
🌮🥪🌭
Gandung Eko Budi Raharjo
😄😄
Gandung Eko Budi Raharjo
👍👍
Gandung Eko Budi Raharjo
🙏🙏
Gandung Eko Budi Raharjo
😍
Gandung Eko Budi Raharjo
🤣
Gandung Eko Budi Raharjo
💪
Gandung Eko Budi Raharjo
😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!