NovelToon NovelToon
Ipar Yang Jahat

Ipar Yang Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ismi Sasmi

Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 TINGKAH SISKA

Sesampainya aku dirumah, dibuat terkejut dengan pemandangan yang tak biasa sedang terjadi di ruang tamu.

Seorang Siska sedang menangis tersedu-sedu sambil bersimpuh di bawah kaki Haikal yang sedang duduk di sofa dengan wajah merah padam.

Kantong belanjaan berserakan di atas lantai.

Sungguh menyedihkan !

Aku yang tak ingin ikut campur pun memilih abai dan terlalu menuju dapur untuk meletakkan belanjaan dari warung bu Ijah tadi. Meskipun penasaran apa penyebab Siska menangis seperti itu. Ingin nguping kok rasanya tidak etis.

Ketika aku hendak masuk ke kamar, samar-samar terdengar Haikal yang marah-marah. Sepertinya gara-gara Siska belanja sebanyak itu penyebab Haikal murka.

Tak lama kemudian sebuah notifikasi pesan dari Bu RT masuk ke ponselku.

"mba Luna, gimana keadaan mba Siska sekarang ?"

Aku pun mengeryit bingung mendapat pesan barusan. Langsung ku ketik pesan balasan.

"Maksud ibu apa ? saya baru saja sampai rumah. Tadi kerumah mbak Zizah. Emang Siska kenapa, Bu ?"

Tak lama kemudian muncul pesan balasan. Gercep juga si ibu.

"Tadi waktu saya ke minimarket beli susu buat cucu saya, saya ketemu mab Siska. Mba Siska kaya orang kalap. Apa-apa masuk troli. Saya takutnya kena hipnotis atau apa gitu. Akhirnya saya samperin dan tanya kok belanja banyak banget. Dia jawab dia tadi liat status seseorang di efbe. Katanya orang itu bakalan traktir semua orang yang belanja di minimarket hari ini. saya langsung kaget kok dia bisa langsung percaya gitu aja. Padahal kenal aja enggak sama orang itu. Lalu saya peringatkan mba Siska untuk hati-hati takutnya ini penipuan. Eh dia gak percaya. Setelah scan barang di kasur, dia tidak mau bayar dengan dalih sudah ada yang traktir dari efbe. Kemudian terjadilah keributan antara Siska dan kasir. Melihat suasana yang tidak kondusif, akhirnya saya telpon mas Haikal minta susul mba Siska kesini. Akhirnya mau tak mau terpaksa mas Haikal yang bayar, totalnya hampir 700 ribu, mbak."

Aku pun sangat terkejut.

Terjawab sudah rasa penasaranku tadi.

Kok bisa Siska percaya dengan status receh seperti itu ?

Entah dia yang terlalu polos atau... Ah sudahlah.

Pantas jika Haikal begitu murkanya.

Pasti dia merasa habis kena rampok.

Tak lama kemudian pintu kamar di ketuk. Aku pun membukanya.

"Ada apa ?" tanyaku tanpa basa-basi.

Haikal terlihat menggaruk kepalanya sambil nyengir.

"Aneh nih orang" batinku.

"Anu Lun. Itu. Eh, eee..."

"Kalau ngomong yang jelas. Aku gak ngerti" sungutku kesal.

"Kamu mau skincare gak ?" tawarnya.

Aku hanya diam tak menyahut.

"Tadi Siska borong banyak skincare. Kali aja kamu mau bantu beli. Tolong ya ! Soalnya itu modal aku jualan kepake buat bayar belanjaan Siska." lanjutnya malu-malu.

"Maaf aku gak bisa bantu beli. Skincare aku masih ada. Belum habis. Lagian juga belum tentu itu skincare yang biasa aku pakai. Takutnya gak cocok " tolakku.

"Kamu lihat dulu aja, Lun. Kali aja ada yang cocok sama kamu" bujuknya lagi.

"Gak usah deh. Mending kamu tawarin sama yang lain saja deh" tolakku sambil menutup pintu kamar dan menguncinya. Terserah dia menganggap aku tak sopan, aku tak peduli.

Karena aku sama sekali tak berminat ngobrol panjang lebar dengannya.

"Huh enak aja minta tolong. Kemarin-kemarin aja sok ngusir aku".

Sejujurnya aku masih kesal dengan tingkahnya tempo hari. Ketika ada maunya aja baru baik-baikin aku.

"Ogah yah, gak Sudi aku"

***

Malam ini terasa beda dari lama sebelumnya.

Biasanya Siska dan Haikal akan mesra-mesraan sambil nonton TV, sementara Ica mereka biarkan bermain sendiri.

Sekarang jangankan mesra-mesraan nonton TV, keluar kamar saja tidak.

"Kesempatan" ucapku girang sambil menonton serial favoritku.

Selama ini aku memang jarang nonton TV karena remote di kuasai Siska. Dan juga risih melihat kemesraan mereka yang tak kenal tempat.

"Pokoknya Abang gak mau tahu, kamu harus bisa jual kembali belanjaan kamu tadi ! Itu modal Abang buat jualan nanti, Siska. Makanya sebelum lakuin sesuatu itu kamu pikirin dulu baik-baik . Otak kamu masih ada kan ? Kalau ada di pakai buat mikir. Jangan cuma jadi aksesoris doang" bentak Haikal penuh emosi sambil membanting pintu kamar dan keluar rumah.

Aku yang sedang menonton tv pun berjenggit kaget.

Tak pernah selama ini aku mendengar Haikal memarahi Siska.

Kamar Siska memang dekat dengan ruang tengah. Sementara kamarku dekat dengan dapur.

"Abaaaang...tunggu ! Jangan pergi !" pekik Siska sambil berlari mengejar Haikal.

Sungguh kasihan dengan kondisi Siska .

Matanya sembab, rambut acak-acakan tak karuan.

Ica pun keluar kamar dengan menangis kencang. Mungkin dia kaget melihat pertengkaran orang tuanya. Aku pun langsung menggendong dan menenangkannya.

Tak lama terdengar suara motor Haikal keluar halaman diiringi dengan raungan histeris Siska. Dia berteriak seperti orang kesetanan.

Kasihan sebenarnya. Ingin rasanya aku menenangkannya. Tapi aku masih teringat kelakuannya tempo hari. Biarlah egoku menang kali ini.

Semoga aja dia bisa belajar dari kesalahannya kali ini.

Tiba-tiba Bang Firman muncul di belakangku. Dia tadi sedang ke kamar mandi.

"Ada apa Ica sampai nangis gini ?" tanyanya sambil meraih Ica dari gendonganku.

"Tadi Haikal dan Siska berantem. Makanya Ica nangis" jelasku.

"Terus mereka mana ?" tanya Bang Firman sambil memindai sekeliling.

"Haikal pergi bawa motor. Si Siska paling lagi di teras nyusul Haikal" jawabku apa adanya.

Bang firman menghembuskan nafas kasar sambil memijat pelipisnya. Sepertinya dia bingung menghadapi situasi seperti ini. Sementara aku selow aja, toh bukan urusanku. Biarlah di cao tak punya empati.

"Firman, cepat temenin aku nyusul Bang Haikal. Aku takut dia ninggalin aku. Aku gak bisa hidup tanpa dia. Gimana nanti sama Ica ? Kasihan dia hu..hu..hu" rengek Siska sambil menarik tangan suamiku.

Aku pun langsung menghempas tangannya dan menatapnya tajam.

"Jangan suka pegang-pegang suami orang" ucapku penuh penekanan.

Ica yang sedang di gendongan Bang Firman aku turunkan dan serahkan pada Siska. Bergegas ku tarik tangan Bang Firman masuk kamar. Bang firman ingin protes, tapi melihat wajahku yang merah padam membuat nyalinya ciut seketika.

Tak lupa ku kunci kamar. Takut nanti datang tamu tak di undang.

"Dek-..."

Sebelum dia berbicara, aku lebih dulu memotong kalimatnya.

"Abang gak usah terlalu ikut campur urusan rumah tangga saudara Abang. Mereka sudah dewasa. Jadi pasti bisa menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan Abang. Jangan apa-apa Abang juga harus turun tangan. Itu bukan ranah Abang" ucapku emosi.

Bang firman hanya bisa terdiam tanpa menyela ucapanku.

"Lagian ya, Bang ! Suami Siska itu Haikal. Kok hoby banget ngerepotin Abang. Aku gak suka" dumelku.

1
kalea rizuky
q ksih bunga lagi nih biar nulisnya rajin
kalea rizuky
lanjut donk thor bagus lo ceritamu
kalea rizuky
gimana nasib mantan laknat thor
kalea rizuky
firman ttep. goblok biar aja dia jd duda karatan
kalea rizuky
up yg banyak thor q ksih bunga
Lala lala
pernah baca alur yg sama
Fan Compás Chivi Ans
Suka sama gaya penulisnya.
Yajaira Gaona
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Kakashi Hatake
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!