Kanaya Putri, atau sering disapa Naya itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya Adi. Uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya yang berjumlah 6, itu pun sudah termasuk Naya dan juga Adi. Setiap hari Naya harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut. Jika lauk yang tak sesuai selera, Naya lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Naya sampai frustasi karena sikap pelit suaminya. Suatu hari tak sengaja Naya melihat sang suami sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau- bau perselingkuhan, Naya pun mulai masa bodoh. Dan ketika ia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Naya pun mulai enggan untuk bersikap jujur. la menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.
Lalu disaat Naya hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda ayah mertuanya. Lantas sikap ара
yang akan di ambil Naya nanti?
Yuk ikutin Kisah Naya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KENA BATUNYA
Hahhh?!
Bu Indah terperangah mendengar ucapan putrinya, sesaat kemudian bu Indah pun mengikuti jejak Ayu untuk membantu mencari uang yang diperkirakan dicuri oleh Naya.
Kini keduanya pun sama- sama menggeledah sudut demi sudut kamar tersebut, semua barang barang mereka acak-acak, baju baju pun pada beterbangan keluar dari dalam lemari karena Bu Indah mencari disela- sela lipatan baju. Seperti kebiasaannya yang menyimpan uang disana, tetapi setelah mereka bongkar mereka tak menemukan apa-apa.
"duuh, dimana mbak Naya sembunyi'in uang uang itu ya bu? 20 juta itu banyak loh.. Gak sedikit" keluh Ayu setelah lama mencari tapi sama sekali tak menemukan tanda tanda keberadaan uang berwarna merah biru itu.
"ah ibu juga bingung Yu, ini apa benar Naya yang ambil?" bu Indah malah jadi meragu. Tapi setelah dipikir ucapan Ayu ada benarnya juga, Naya menantunya itu keseringan jajan dan tidak mungkin kawannya itu terus menerus mentraktirnya kan?
"ah aku yakin 100 persen bu, pasti mbak Naya yang
Ngambil".seru Ayu terlingat sangat yakin. Ayu yang lelah pun mendongakkan kepalanya ke atas dan tak sengaja tatapannya tertuju kearah atas lemari.
"bu kita belum periksa diatas sana," tunjuk Ayu
Bu Indah ikut mendongak, matanya pun melebar
"hah iya bener, mungkin saja Naya simpan uangnya disana, tapi apa tidak dimakan tikus ya?" sahut bu Indah sedikit hawatir.
"bu bantuin Ayu untuk manjat sampai atas lemari!"
pinta gadis remaja tersebut.
"mau naek pake apa? Ibu udah gak kuat kalau harus pungkli kamu!" ketus bu Indah.
"ck! Pake itu bu, ibu cuma bantu pegangin aja supaya bangkunya tidak geser." decak Ayu sembari menunjuk pada kursi mini.
"ya udah sana ambil,".seru bu Indah
Ayu pun menggeser kursi meja rias milik kakak iparnya itu dan mendekatkannya ke lemari.
"pegangin yang kuat ya bu!".seru Ayu mulai naik.
"hemm!"
Ayu pun mulai berjinjit- jinjit, untung tubuhnya cukup tinggi, sehingga tangannya bisa meraba- raba diatas lemari untuk mencari uang yang hilang tanpa sebab itu.
Disaat sedang fokus- fokusnya meraba dan mencari,
terdengar suara seseorang yang tiba-tiba pulang.
"kalian sedang apa dikamarku ?
Oh ya ampuuun! Kalian apakan kamarku sehingga seperti kena gempa tornado begini!!" suara Naya yang melengking itu mengagetkan ibu dan anak yang sedang mencari uang, sehingga tanpa sadar tangan bu Indah malah reflek melepas pegangan pada kursi sehingga menciptakan goyangan. Lalu didetik kemudian Ayu pun jatuh dari atas sana.
Gubraaaakk!!
Suara cukup nyaring saat tubuh Ayu mendarat mulus di lantai,
"Aduhhh! Mulutku, huhuhuuuu!" pekik Ayu yang wajahnya juga terbentur lantai.
Bu Indah segera menolong putrinya itu, sedangkan Naya hanya menatap marah pada keduanya. Sama sekali tak ada niatan menolong. Malah ingin menambah menampar wajah mereka berdua karena sudah lancang masuk kamarnya dan mengobrak abrik isi kamarnya.
Walau ini rumah bu Indah, tetapi Naya punya sedikit hak disana, bu Indah haruslah menghormati keberadaan Naya sebagai menantu dirumah tersebut.
"heh Naya! Lihat akibat perbuatanmu itu Ayu jadi jatuh dan bibirnya jontor begini!" pekik bu Indah ngamuk.
Naya mendengus,
"salah sendiri kalian berdua acak acak kamar aku! Cari apa memang? Masih nuduh aku yang mencuri uang mas Adi? Sok atuh cari sampai dapet, karena sampai lebaran monyet pun kalian gak akan dapetin apapun dikamar ini karena memang bukan aku yang mencuri!" balas Naya menyahut tak kalah ketus.
"ya, aku memang bukan pencuri, aku hanya mengambil hakku yang tak diberikan anakmu itu...!"
imbuh Naya tapi dalam hati.
Mendengar tuduhan Naya yang tepat sasaran itu membuat ibu dan anak itu sedikit salah tingkah. Tapi bukan bu Indah namanya kalau tidak bisa berkelit.
"ini rumahku! Suka- suka aku dong mau ngapain saja disini," kata bu Indah dengan songongnya.
Naya mengangguk saja, kemudian ia berlalu entah pergi kemana. Bu Indah dan Ayu sempat melongo,
"loh tumben- tumbenan mbak Naya ngeloyor tak perduli gitu bu? biasanya juga mencak- mencak kayak monyet kayang" celetuk Ayu heran. Tangannya meraih tisyu dan menyek mulut yang sedikit mengeluarkan darah. Sudut bibirnya robek karena membentur lantai tadi.
"entahlah, dah tobat kali..." sahut bu Indah tak mau ambil pusing.
"udah keluar aja yuk, biarin ini Naya yang beresin" ajak bu Indah pada putrinya, dan di angguki oleh Ayu.
Baru saja keduanya mau melangkah pergi dari kamar tersebut, tiba-tiba Naya kembali menghadang tepat didepan pintu. Kedua tangannya memegang tongkat pukul yang biasa digunakan untuk olah raga kasti, Naya pun menatap tajam keduanya dan tubuhnya berancang-ancang untuk menghantam mereka berdua.
"mau pergi gitu saja setelah membuat kamar ini seperti kapal pecah heh?!" ucap Naya dengan seringaian mengerikan.
Bu Indah dan Ayu otomatis menghentikan langkah, keduanya kompak gemetar ketakutan. Naya saat ini terlihat menyeramkan.
"ma-mau apa kamu!" sentak bu Indah terdengar gemetar suaranya. Takut rupanya dengan Naya.
Naya lagi-lagi menampilkan seringaian jahatnya.
"kalau mau pergi beresin dulu kamar ini seperti kala!" ucapnya lantang.
Hahh!
Bu Indah dan Ayu tercengang mendengarnya.
"mem..bereskan kamar ini seperti semula?" gumam Ayu sembari melihat keadaan kamar yang sudah nampak kacau balau akibat perbuatannya dengan sang ibu.
"ya, kalian kan yang membuatnya berantakan tadi?
Jadi kalian juga lah yang harus membereskannya sampai bersih seperti saat kutinggalkan tadi." kata Naya sembari memukul mukul pelan tongkat kasti itu ke lantai.
"heh Naya, aku ini ibu mertuamu!" bu Indah masih mencoba membantah.
"tak usahlah pandang mertua atau menantu bu, kalau salah ma salah aja. Aku juga tahu kalau ini rumah ibu, tapi ibu harus hargai aku dong sebagai istri dari anak ibu, ibu tuh harus hargai privasi aku, gak boleh seenaknya aja bongkar- bongkar kamar dan barang-barang aku, sekarang cepat bereskan kekacauan yang kalian buat atau kalau tidak...
Braaakkkk!"
Naya sengaja memukulkan tongkat itu ke daun pintu. Sehingga membuat bu Indah dan Ayu secara spontan menutup mata karena terkejut.
"aku gak segan segan ya pukul kalian berdua dengan tongkat kasti ini, biar mampus sekalian. Tak perduli kalau kalian mertua dan ipar!" lanjut Naya dengan mata mendelik sempurna. Sepertinya kemarahan Naya sudah memuncak. Wajahnya bahkan merah padam,
"huhh! I-iya iya....! Kami akan bereskan seperti semula!" kata Ayu yang bergetar ketakutan. Tapi ia tutupi dengan suaranya yang galak.
"i-iya.. Bener, kami akan kembalikan kamar ini seperti keadaan semula. Kamu... Jangan marah lagi Naya." ujar bu Indah menyahut. Ah entahlah, mengapa bu Indah takut sekali dengan menantunya kali ini. Padahal ia pemilik rumah.
"ya udah cepat! Dalam waktu satu jam pokoknya
kamar ini sudah harus beres!" sarkas Naya.
Bu Indah hanya mendengus, begitu pun Ayu.
Keduanya pun mulai menata barang-barang yang sempat mereka acak-acak tadi. Lalu beralih melipat lipat baju kembali dan menatanya lagi kedalam lemari.
Naya yang melihatnya pun tersenyum sinis, hahh
dengan kejadian ini ia bisa sedikit mengeluarkan emosi karena diselingkuhi Adi. Cukup puas rasanya.
"loh ada apa ini?" lalu pulanglah Adi dari bekerja dan menatap heran kearah kamar, yang dimana ibu dan adiknya terlihat sedang membereskan kamar tidurnya.
"mas, Adiii?
Huhuhuuuuuuu!" tak disangka Ayu malah nangis termehek- mehek.
Naya yang melihatnya pun mulai memutar bola matanya jengah.