IG : embunpagi544
Kematian istri yang paling ia cintai beberapa saat setelah melahirkan kedua buah hatinya, membuat hati seorang laki-laki bernama Bara seolah membeku, dan dunianya menjadi gelap. Cintanya ikut ia kubur bersama mending sang istri. Alasan kenapa Bara masih mau bernapas sampai detik ini adalah karena kedua buah hatinya, si kembar Nathan dan Nala. Bara tak pernah sedikitpun berniat untuk menggantikan posisi almarhumah istrinya, namun demi sang buah hati Bara terpaksa menikah lagi dengan perempuan pilihan sang anak.
SYAFIRA seorang gadis berusia 20 tahun yang menjadi pilihan kedua buah hatinya tersebut. Syafira yang sedang membutuhkan uang untuk pengobatan adik satu-satunya dan juga untuk mempertahankan rumah dan toko kue kecil peninggalan mendiang ayahnya dari seorang rentenir, bersedia menikah dengan BARATA KEN OSMARO, seorang duda beranak dua. Mungkinkah hati seorang Bara yang sudah terlanjur membeku, akan mencair dengan hadirnya Syafira? Akankah cinta yang sudah lama ia kubur bersama mendiang sang istri muncul kembali?
"Aku menikahimu untuk menjadi ibu dari anak-anakku, bukan untuk menjadi istriku..." Bara.
"Lebih baik aku menikah dengan om duda itu dari pada harus menjadi istri keempat rentenir bangkotan dan bulat itu..." Syafira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 ( Si kembar menghilang)
Dua hari kemudian....
Bara menepati janjinya untuk membawa si kembar jalan-jalan ke Mall. Tidak hanya mereka bertiga, namun bersama dengan Sonya. Sesuai rencana bu Lidya yang ingin mencoba mendekatkan si kembar dengan Sonya.
Terlihat kekesalan di wajah Sonya, dia pikir hari ini hanya dirinya dan Bara yang akan pergi berkencan. Namun ternyata dugaannya salah. Bara membawa serta kedua anaknya.
Bara mengajak si kembar bermain di time zone. Si kembar tampak senang sekali hari ini meskipun mereka tidak begitu menyukai Sonya, namun juga tidak membencinya karena sudah sejak kecil mereka mengenal Sonya. Sifat Sonya yang kurang hangat terhadap anak kecil dan terkesan judes membuat si kembar enggan untuk dekat-dekat dengannya.
"Astaga apa-apaan ini. Tante Lidya bilang kencan. Kencan macam apa ini? Ini momong namanya bukan kencan. Kenapa juga dua bocah itu harus ikut sih, mengganggu saja. Mana Bara dari tadi hanya fokus terhadap anak-anaknya lagi!" gerutu Sonya dalam hati. Tak henti-hentinya ia mengumpat dalam hati karena kesal.
Si kembar asyik bermain, sementara Bara tak begitu menggubris setiap kali Sonya mengajaknya bicara. Ia justru sibuk memperhatikan si kembar dan sesekali mengecek email yang masuk ke ponselnya.
"Bara, kita ke sana yuk. Anak-anak biar bermain di sini. Nanti kita ke sini lagi," ajak Sonya yang mulai bete.
"Tidak Sonya, aku tidak bisa meninggalkan anak-anak sendiri," tolak Bara.
"Kalau kamu bosan, ikut saja bermain sama mereka. Pasti mereka senang," Bara menunjuk ke arah si kembar lalu melambaikan tangan kepada mereka.
"Hehe enggak deh, di sini saja sama kamu," Sonya semakin mendekatkan diri kepada Bara. Ia memegang manja tangan Bara. Bara langsung melepaskan tangan Sonya, ia merasa risih di perlakukan seperti itu.
"Ya kali aku main sama dua bocah itu, ogah. Anak kecil merepotkan," batin Sonya yang sebenarnya memang tidak menyukai anak-anak.
Tiba-tiba ponsel Bara berdering. Ia mengangkat ponselnya tapi karena berisik ia tak begitu jelas mendengar suara di seberang telepon.
"Sonya, aku angkat telepon sebentar. Titip anak-anak ya," ucap Bara pada Sonya.
"Hem," jawab Sonya sambil tersenyum.
"Kesempatan," gumam Sonya tersenyum licik.
Sonya melambaikan tangannya ke arah si kembar, meminta mereka untuk mendekatinya. Keduanya pun menurut.
"Ada apa?" tanya Nathan.
"Iya, ada apa tante?" Nala juga bertanya.
"Dengar ya kalian. Daddy kalian pesan kalau kalian di suruh pulang sekarang karena dia mau kencan sama tante. Daddy enggak mau kalian mengganggu, mengerti?" ucap Sonya.
"Bohong! daddy tidak mungkin begitu," cebik Nathan.
"Buktinya sekarang daddy kalian meninggalkan kalian kan di sini? dia bilang tadi suruh tante cari taksi buat kalian pulang, dan tante nanti nyusul daddy,"
"Ya sudah, ayo Nala kita pulang, malas juga di sini sama tante," ajak Nathan.
"Tapi Athan, nanti daddy nyariin. Athan jangan percaya sama tante Sonya, dia pasti bohong," ucap Nala.
Sonya pun akhirnya memaksa si kembar buat naik taksi karena meeka datang tadi bersama Bara tanpa sopir.
"Pak antar mereka ke jalan xxx ya?" ucap Sonya kepada sopir taksi seraya menyerahkan beberapa lembar uan ratusan ribu.
"Baik nyonya," jawab sopir taksi.
"Beres!" seru Sonya setelah memastikan taksi berjalan.
Sonya kembali ke dalam mall untuk mencari Bara. Ia mengirim pesan kepada Bara kalau dirinya menunggu restoran yang ada di mall tersebut.
Sekitar lima belas menit Bara baru datang ketempat Sonya menunggu.
"Mana si kembar?" tanya Bara.
"Duduk dulu Bara, aku nungguin udah hampir karatan ini," ucap Sonya.
"Aku tanya di mana si kembar?"Bara mulai menaikkan nada suaranya.
"Mereka minta pulang duluan, aku memesankan taksi tadi. Aman kok jangan khawatir,"
"Sejak kapan mereka pulang?" tanya Bara membentak.
"Sekitar 15 menit yang lalu, pasti sekarang sudah sampai rumah, dari sini ke rumah tidak jauh," jawab Sonya.
"Udahlah, lagian ini kan kencan kita Bara kenapa anak-anak harus ikut. Toh nantinya kalau kita menikah juga mereka mau tidak mau harus menerima aku sebagai ibu tiri mereka. Udah kita nikmati saja kencan kita hari ini," ucap Sonya tanpa merasa bersalah.
Bara semakin marah mendengat apa yang Sonya ucapkan, lebih-lebih dengan entengnya sonya menyebut kata ibu tiri yang menunjukkan bahwa dia tidak tulus terhadap si kembar.
"Dengar baik-baik Sonya, tidak akan pernah ada pernikahan di antara kita!" tegas Bara dan langsung meninggalkan Sonya.
Bara memanggil orang yang selalu mengawasi keluarganya secara diam-diam dari jauh untuk keselamatan mereka. Namun, bodyguard tersebut juga tidak mengetahui jika si kembar sudah keluar dari Mall.
"Maaf tuan, kami pikir karena nona dan tuan muda kecil bersama tuan, jadi mereka pasti aman. Jadi tadi kami ngopi di sana tuan," jelas bodyguard sambil menunduk takut.
"Tidak berguna!" sarkas Bara.
Bara sibuk menghubungi orang rumah. Ia semakin khawatir ketika pelayan rumahnya mengatakan kalau si kembar belum sampai rumah yang seharusnya sudah sejak tadi mereka sampai.
"Sial! kalian pergi kemana Nak," gumam Bara panik.
"Cepat cari anak-anak, atau nyawa kalian taruhannya!" perintah Bara kepada bodyguardnya.
"Ba, baik tuan," jawab mereka terbata.
"Bara langsung menuju mobilnya untuk mencari si kembar,"
"Kalau terjadi sesuatu dengan anak-anakku, aku pastikan hidupmu enggak akan lama lagi Sonya!" Bara benar-benar kalut. Baru pertama kali terjadi hal seperti ini. Ia sangat menyesal, tadinya ia sengaja meninggalkan si kembar bersama Sonya, berharap Sonya bisa mengambil hati anak-anak. Setidaknya jika Sonya yang menjadi ibu mereka, mereka sudah lama mengenal Sonya.
Namun, Bara tidak menyangka jika Sonya akan melakukan hal seperti ini. Ia tega membiarkan kedua anaknya pulang sendiri dengan naik taksi.
Bara benar-benar merasa khawatir dan panik. Ia sangat takut jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap si kembar, tentu saja ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.
Bara mengangkat ponselnya yang terus berdering.
"Kenapa anak-anak bisa hilang? Bagaimana kalau mereka di culik orang jahat? Bagaimana kalau mereka kenapa-kenapa? Ini yang selalu mama khawatirkan, bagaimana kalau ini ulah lawan bisnis kamu Bara. Duh gusti, selamatkan cucu-cucuku ya allah, Bara kenapa kaku bisa teledor menjaga si kembar...," omel bu Lidya tanpa henti sambil menangis.
Bara mengernyit, secepat itu bu Lidya tahu si kembar menghilang. Bara hanya bisa pasrah mendengarkan omelan bu Lidya yang tiada henti.
"Atur napas dulu ma, mama tenang dulu. Ini Bara sedang mencari mereka. Bara pasti menemukan mereka dalam keadaan baik-baik saja," ucap Bara dan langsung mematikan teleponnya. Ia sudah pusing memikirkan si kembar di tambah lagi dengan omelan bu Lidya.
Bara menambah kecepatan mobilnya. Di pikirannya ia khawatir jika ini ulah lawan bisnisnya.
🌼🌼🌼
💠Selamat membaca para readers kesayangan author...jangan lupa like, komen dan Votenya ya.. terima kasih 🙏🙏
Salam hangat author 𝓔𝓶𝓫𝓾𝓷 🤗❤️❤️💠
gak salah memang bara, kamu tuh gak perlu melupakan almarhumah istrimu karena bagaimana pun kisah kalian itu nyata. dia orang yang kau cintai.
tapi kan sekarang kau dah menikah, maka cobalah buka perasaan mu buat istri mu.
jangan lupakan almarhumah istrimu, namun jangan juga terus membayangi pernikahan mu yang baru dengan almarhumah istri mu
cukup dihati dan di ingatan aja.
gak mudah memang tapi bagaimana pun, istri mu yang sekarang berhak untuk dapat cintamu.
saya relate sih, mungkin bukan dalam hubungan suami istri lebih tepatnya ke ibu.
Ibu saya meninggal 2 tahun lalu dan ayah saya menikah lagi.
saya awalnya gak senang dengan dia, tapi ibu sambung saya itu baik.
dulu awal, saya selalu bilang Mak lah, Mak lah ( maksudnya ibu kandung saya)
tapi perlahan saya tidak ungkit2 Mak kandung saya di depan ibu tiri saya untuk menjaga perasaannya.
cukup saya ingat dalam hati saya aja.