Setelah mengalami kecelakaan, Carla di nyatakan koma.
Namun gelang pemberian seorang nenek misterius membawa jiwanya berkelana dan masuk ke dalam tubuh seorang istri dari seorang pangeran yang mati di bunuh.
Dengan gelang itu juga, Carla mendapatkan bantuan untuk menolong orang-orang yang dalam kesulitan di masa itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bisakah Carla kembali ke tubuh aslinya? Penasaran? Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
"Pengawal, ikat mereka!" perintah Jiang Zhi.
Para pengawal pun masuk, namun baru saja mereka masuk, Carla dan yang lainnya pun segera bangkit.
Jiang Zhi dan para pengawalnya kaget. Mereka langsung mencabut pedang dari sarungnya.
"Tangkap mereka!" perintah Jiang Zhi.
Setelah memerintahkan pengawalnya, Jiang Zhi segera keluar. Namun pangeran segera mengejarnya.
Sedangkan Carla dan pengawal yang ikut dengannya bersiap-siap untuk melawan pengawal Jiang Zhi.
Mereka menggunakan pedang sebagai senjata, sedangkan Carla dan pengawalnya hanya tangan kosong.
"Nona, kita tidak memiliki senjata," kata pengawal.
"Kalian takut?" tanya Carla. Mereka menggeleng. Kemudian mereka melihat ada kayu yang bisa di gunakan untuk senjata.
Namun Carla memberikan pedang untuk mereka bertarung. Walau pun mereka kalah jumlah, namun mereka tidak takut sama sekali.
Pertarungan pun terjadi. Suara dentingan pedang bertemu, seakan menjadi irama pertarungan mereka.
Carla yang begitu mahir dalam bermain pedang pun dengan tanpa ampun menebas tubuh lawannya.
Akhirnya Carla dan pengawalnya menang. Carla pun segera berlari menyusul Jian Chen yang sedang mengejar Jiang Zhi.
Ternyata Jian Chen sudah berada di luar dan di kepung oleh banyak pengawal. Jendral perang di istana ini pun ikut mengepung dan hendak menangkap pangeran.
"Nona, bagaimana ini?" tanya pengawal.
"Kalian pegang ini, bila keadaan terdesak cabut ini dan lempar ke arah musuh. Mengerti!" jawab Carla.
"Apa ini Nona?" tanyanya lagi.
"Ini namanya granat. Sudah, pokoknya ikuti yang aku katakan," jawab Carla.
Carla memberikan mereka masing-masing satu granat. Dan pistol juga, Carla juga mengajarkan mereka cara-cara menggunakannya.
"Berhenti...!" Carla berteriak sehingga mereka pun berhenti hendak menangkap pangeran.
Carla berjalan mendekati mereka dengan pedang di tangannya. Jendral Han Xin menatap Carla dengan seksama.
"Siapa kau?" tanyanya.
"Tidak perlu tahu siapa aku, bebaskan pangeran," jawab Carla.
"Boleh, tapi ada syaratnya," kata Han Xin.
"Apa? Katakan!" tegas Carla.
"Aku bebaskan pangeran, asal kamu jadi gantinya," jawab Han Xin.
"Mimpi! Aku rela mati daripada menjadi budak mu!"
Han Xin melihat tatapan tajam dari Carla. Ia merasa jika gadis ini bukan orang sembarangan.
Carla menghampiri pangeran dan memberikan pedang untuknya. Kemudian Carla pun menantang Han Xin untuk bertarung.
"Baik, kalau kamu menang, aku akan bebaskan kalian. Tapi jika kamu kalah, kamu akan menjadi budak ku," kara Han Xin.
"Jangan!" cegah pangeran pada Carla.
"Tidak apa-apa, pangeran tenang saja," ujar Carla.
Carla di minta untuk memilih senjata yang sudah tersedia. Ada pedang lurus, pedang bengkok dan juga tombak yang bermata seperti bulan sabit di ujungnya.
Carla lebih memilih tombak sebagai senjatanya. Para pengawal semuanya menyingkir.
Pangeran menghampiri Carla dan memintanya untuk tidak bertarung. "Lebih baik aku saja," kata pangeran.
"Simpan tenaga pangeran untuk nanti, aku yakin mereka tidak akan tinggal diam," ucap Carla pelan.
Carla menyerahkan granat dan pistol secara diam-diam kepada pangeran. Carla juga memberitahu cara menggunakannya.
Kemudian Carla meminta pangeran untuk menyingkir. Karena dia akan bertarung melawan jendral Han Xin
Jendral Han Xin menggunakan senjata pedang andalannya. Dan pertarungan ini antara hidup dan mati. Jadi tidak ada yang bisa meleraikan mereka.
Carla sudah bersiap-siap dengan tombak di tangannya, begitu juga dengan jendral Han Xin yang juga sudah siap.
Carla mengayunkan tombak nya dengan cara memutar. Han Xin pun menangkis dengan pedangnya.
"Aku baru tahu, ternyata Hui Ying bisa sehebat itu," gumam pangeran.
"Pangeran!" Para pengawal pun mendekati pangeran yang sedang menonton pertarungan antara Carla dan Han Xin.
Carla dan Han Xin belum ada satupun yang terluka. Keduanya seimbang dalam pertarungan.
"Aku baru tahu jika ada perempuan sehebat kamu," kata Han Xin.
"Jangan banyak omong, sebaiknya bebaskan saja kami," ujar Carla.
"Tidak semudah itu, kamu belum mengalahkan ku dan aku belum mengalahkan mu," kata Han Xin.
Keduanya menjeda pertarungan mereka. Kemudian setelah beberapa saat mereka pun melanjutkan nya lagi.
Jendral Han Xin yang tangguh awalnya meremehkan Carla hanya karena seorang perempuan.
Namun setelah bertarung, ternyata Carla lebih hebat dari apa yang ia bayangkan. Mereka kembali menjeda pertarungan dan mengambil nafas.
"Menyerah lah," kata Han Xin.
Carla tidak menjawab dan malah menyerang. Kali ini serangan Carla lebih cepat dari sebelumnya.
Han Xin melempar pisau kecil ke Carla. Carla dengan sigap menghindar. Kemudian Han Xin melempar lagi pisau kecil miliknya.
Kali ini Carla malah mengangkap pisau tersebut dan dengan cepat membalikkan pisau tersebut ke pemiliknya.
Han Xin menangkis pisau tersebut dengan pedangnya. Namun satu hal yang tidak ia duga, ternyata Carla tidak melempar satu pisau, melainkan ada pisau lain.
Senjata rahasia milik Carla yang keluar begitu saja dari gelangnya. Pisau itu pun menancap di tangan Han Xin. Sehingga pedang yang di pegang nya pun terlepas.
"Sial, ternyata dia lebih hebat dariku," gumam Han Xin.
"Masih mau lanjut?" tanya Carla.
Han Xin tidak menjawab, namun ia bangkit dan menyerang Carla dengan tangan kosong. Carla yang melihat lawannya tidak menggunakan senjata pun membuang tombak nya.
Pangeran segera mengambil tombak tersebut sebelum di rebut oleh Han Xin. Kali ini Carla dan Han Xin bertarung tanpa senjata.
Keduanya menggunakan seni beladiri yang berbeda. Yang satu dari zaman kuno dan satu dari zaman modern.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Han Xin.
"Aku putri Hui Ying, ingat betul-betul namaku," jawab Carla.
"Tidak mungkin, putri Hui Ying jelek dan bodoh juga lemah," ujar Han Xin.
Carla tidak menjawab, namun dia meminta pangeran untuk menggantikan dirinya melawan Han Xin.
Carla mengambil tombak dari tangan pangeran. Kali ini pangeran lah yang melawan Han Xin.
"Nona hebat," kata pengawal.
Carla hanya tersenyum menanggapinya. Carla yang berlatih menggunakan berbagai senjata, tentu saja tidak kesulitan.
Kali ini giliran Carla yang menonton pangeran melawan Han Xin. Setelah beberapa menit bertarung, Han Xin akhirnya kalah di tangan pangeran.
"Setelah mengalahkan ku, kalian pikir kalian bisa lolos begitu saja? Tidak akan," ujar Han Xin.
Han Xin memerintahkan pengawal untuk mengangkap mereka. Pangeran mundur lalu menghampiri Carla dan yang lainnya.
Mereka sekali lagi di kepung oleh pengawal. Mereka tidak dapat kabur, hingga tidak ada pilihan lain, mereka harus melawan.
"Lakukan sekarang!" pekik Carla.
Salah satu dari pengawal pangeran melempar granat ke arah musuh. Dalam beberapa saat granat pun meledak.
Beberapa orang terlempar karena terkena ledakan dari granat itu. Mereka banyak yang mundur karena takut terkena ledakan itu.
Namun masih banyak juga yang ingin maju, tapi mereka ragu untuk maju.