Ratusan tahun setelah kemenangan Kaisar Xiao Chen, di sebuah dunia fana yang terpencil, sebuah legenda baru mulai bersemi dari benih yang telah ia tanam.
Xuan Ye adalah seorang yatim piatu, dibuang saat lahir dan dianggap "sampah" karena tidak memiliki akar spiritual. Dia tumbuh di bawah hinaan dan penindasan, tidak menyadari bahwa di dalam darahnya tertidur dua garis keturunan agung: kekuatan ilusi Mata Ungu dari Keluarga Xuan kuno, dan darah Phoenix dari ibunya, seorang bidadari suci dari Aliran Suci. Ibunya, yang dibutakan oleh harga diri sektenya, telah membuangnya karena dianggap sebagai aib dan berbohong pada suaminya bahwa putra mereka telah meninggal.
Di titik terendahnya, Xuan Ye secara "tidak sengaja" menemukan sebuah warisan jiwa yang ditinggalkan oleh Kaisar Xiao Chen. Kesempatan ini membangkitkan Mata Ungu Ilusi miliknya dan memberinya teknik kultivasi jiwa dasar, memberinya kunci untuk memulai perjalanannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Kemenangan
Keheningan yang mencekam menyelimuti Arena Murid Luar. Semua mata tertuju pada dua sosok: Zhang Hao, yang terbaring pingsan dan lumpuh di tanah, dan Xuan Ye, yang berdiri dengan tenang di atas panggung, matanya yang ungu menatap lurus ke platform observasi para tetua.
Setelah hening yang terasa seperti keabadian, tetua yang menjadi wasit akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Dengan suara gemetar, dia mengumumkan, "Pe-pemenang... Xuan Ye!"
Sorak-sorai tidak terdengar. Yang ada hanyalah bisikan-bisikan penuh ketakutan.
"Dia... dia benar-benar melumpuhkan seorang murid dalam!"
"Kejam sekali! Dia bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menyerah!"
"Dia bukan lagi si sampah mata aneh. Dia... adalah iblis mata ungu."
Xuan Ye dengan tenang berjalan turun dari panggung. Kerumunan murid secara naluriah menyingkir, memberinya jalan lebar seolah-olah dia adalah wabah. Dia mengabaikan mereka semua dan berjalan kembali menuju Puncak Pekerja.
Di platform observasi, suasana dipenuhi amarah.
"Murid ini kejam dan tidak terkendali!" raung Tetua Shen, wajahnya merah padam karena marah dan malu. "Dia dengan sengaja melumpuhkan sesama murid di depan umum! Ini adalah pelanggaran berat! Dia harus dihukum, diusir dari sekte!"
Dia berusaha keras untuk menyingkirkan Xuan Ye, takut rahasia kotor antara dirinya dan Zhang Hao akan terungkap.
Namun, beberapa tetua lain tidak setuju. "Dia tidak melanggar aturan pertarungan, Tetua Shen," kata seorang tetua yang lebih adil. "Di arena, cedera tidak bisa dihindari. Dan semua orang melihat bahwa Zhang Hao-lah yang memulai dengan niat membunuh."
"Niat membunuh katamu?! Dia hanyalah seorang murid pelayan!"
Saat perdebatan mereka memanas, sebuah suara yang tenang namun penuh wibawa membungkam mereka semua. Itu adalah Master Sekte dari Sekte Gerbang Awan Biru, yang selama ini hanya mengamati dalam diam.
"Cukup," katanya. Dia menatap ke arah sosok Xuan Ye yang berjalan menjauh. "Bocah itu... Xuan Ye... dia memang kejam. Tetapi kekejamannya lahir dari penindasan. Hati Dao-nya telah ditempa menjadi sekeras baja."
Matanya yang bijaksana bersinar dengan minat. "Dan bakatnya dalam seni ilusi jiwa... belum pernah terjadi sebelumnya. Dia adalah bakat kasar yang perlu dipoles, bukan dibuang. Dia telah membuktikan kekuatannya."
Dia membuat keputusan. "Tetua Shen, masalah ini selesai. Pemenang tidak akan dihukum."
"Tapi, Master Sekte—"
"Apakah kau menentang keputusanku?" tanya sang Master Sekte dengan nada ringan, tetapi tekanan yang ia lepaskan membuat Tetua Shen terdiam seketika.
Pengumuman resmi pun dibuat. Xuan Ye tidak hanya dibebaskan dari semua tuduhan, tetapi karena penampilannya yang luar biasa, dia dipromosikan.
"Murid Pelayan Xuan Ye," umum sang tetua, "karena telah menunjukkan bakat yang luar biasa dan memenangkan semi-final, dengan ini dipromosikan langsung menjadi Murid Dalam!"
Seluruh sekte kembali gempar. Melompat dari status terendah langsung ke status tertinggi dalam satu hari. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Saat Xuan Ye sedang berjalan kembali, seorang tetua yang baik hati mencegatnya dan memberinya satu set jubah biru baru dan sebuah plakat giok murid dalam.
"Selamat, Murid Xuan Ye," kata tetua itu. "Master Sekte sangat terkesan dengan potensimu." Dia kemudian merendahkan suaranya. "Tapi berhati-hatilah. Kau telah membuat musuh yang sangat kuat hari ini. Tetua Shen adalah orang yang pendendam. Puncak Murid Dalam bisa menjadi tempat yang jauh lebih berbahaya daripada arena."
Xuan Ye menerima jubah dan plakat itu, membungkuk dalam diam.
Malam itu, dia berdiri di balkon paviliun pribadinya yang baru di Puncak Murid Dalam. Di bawahnya, terbentang lautan awan yang diterangi oleh cahaya bulan. Tempat ini dipenuhi dengan Qi spiritual yang seratus kali lebih padat daripada di Puncak Pekerja.
Tetapi dia tahu, peringatan tetua itu benar. Pertarungannya melawan Zhang Hao hanyalah awal. Perang yang sesungguhnya, perang melawan Tetua Shen dan korupsi di dalam sekte, akan terjadi di dalam bayang-bayang.
Jadi ini rasanya berada di puncak, pikirnya, senyum dingin muncul di wajahnya. Pemandangannya... cukup bagus.
