Ye Fan, pemuda 15 tahun dari Klan Ye—klan kelas tiga di Kota Pelangi—dikenal sebagai anak ajaib dalam seni pedang. Namun hidupnya hancur ketika klannya diserang oleh puluhan pendekar tingkat ahli yang mengincar pusaka mereka, Pedang Giok Langit.
Seluruh klan terbantai. Hanya Ye Fan yang selamat.
Dengan luka di jiwanya dan kemarahan yang membakar hatinya, ia bersumpah untuk menjadi lebih kuat, merebut kembali Pedang Giok Langit, dan membalaskan dendam Klan Ye yang telah musnah.
Ikuti perjalanan Ye Fan di PENDEKAR PEDANG Halilintar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Sebulan Penuh Berburu
Setelah pertarungan brutal melawan Badak Cula Iblis, empat Pendekar Muda itu tidak membuang waktu. Mereka segera meninggalkan area yang berlumuran darah meskipun mayat Badak Iblis sudah menghilang untuk mencari tempat persembunyian yang aman.
Mereka bergerak sekitar satu jam hingga menemukan ceruk batu yang disamarkan dengan vegetasi tebal. Setelah yakin tempat itu aman, mereka langsung memulai pemulihan.
"Ambil ini," kata Ye Fan, mengeluarkan beberapa ramuan obat yang sangat efektif yang ia beli dengan harga mahal di Kota Awan. "Minum ini untuk menyembuhkan luka luar dan percepat pemulihan Tenaga Dalam kalian. Jangan bergerak sampai kalian pulih."
Liu Fang, Lu Xueqi, dan Ma Yue menerima ramuan itu tanpa keberatan, menyadari betapa berharganya ramuan tersebut di Lembah ini. Mereka segera duduk bersila untuk mengobati luka dan memulihkan energi yang terkuras habis.
Saat rekan-rekannya fokus pada penyembuhan, Ye Fan melakukan hal yang sama, tetapi ia juga mengeluarkan lima Permata Iblis yang baru saja ia dapatkan.
Ye Fan, dengan kecepatan kultivasi yang ditingkatkan oleh Pil Pembersih Sumsum, segera menjalankan Manual Pemurnian Langit dan mulai menyerap energi spiritual murni dari kelima permata itu.
Permata Iblis mengandung energi spiritual yang sangat murni dan padat. Ye Fan menyerapnya tanpa henti. Energi itu mengalir deras, melewati Tenaga Dalamnya yang sudah padat, dan mendorong batas kapasitasnya.
Selama beberapa jam, energi Permata Iblis diserap sepenuhnya.
Ketika Ye Fan membuka matanya, ia merasakan perbedaan yang nyata.
Ye Fan berhasil meningkatkan total kapasitas Tenaga Dalamnya sebesar seperempat (25%) dari jumlah total Tenaga Dalam miliknya saat ini!
Ini berarti, jika sebelumnya ia memiliki kapasitas Tenaga Dalam sebanyak air disebuah bak, kini ia memiliki sebuah kolam kecil yang berisikan Tenaga Dalam di dalam dirinya.
Peningkatan ini sangat signifikan. Seorang Pendekar Emas Puncak normal membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan setahun penuh, untuk mencapai peningkatan kapasitas seperti itu.
Ye Fan kini bisa menggunakan Jurus Pedang Halilintar: Badai Penghakiman dan Kilatan Kematian lebih sering dan lebih intens dalam pertarungan yang akan datang. Peningkatan ini adalah modal vital untuk bertahan hidup di Lembah Sungai Naga, di mana ancaman Binatang Iblis bisa datang kapan saja.
Ye Fan menghela napas, puas. Ia telah pulih dan menjadi lebih kuat. Kini, ia siap memimpin tim barunya kembali berburu.
Keesokan harinya, setelah pulih sepenuhnya, tim Ye Fan berhasil melacak keberadaan Ular Giok Biru di dekat cabang sungai Lembah Naga. Ular itu bersembunyi di balik air terjun kecil.
Pertarungan itu berjalan mulus berkat koordinasi yang sudah mereka pelajari dengan susah payah. Ye Fan dan Liu Fang menggunakan kecepatan Petir dan Angin mereka untuk menahan pergerakan ular, mencegahnya melarikan diri ke dalam air. Lu Xueqi dan Ma Yue, pengguna Elemen Air dan Es, bekerja sama.
Ma Yue memimpin serangan itu. Ia menggunakan teknik airnya untuk menembus kulit Ular Giok Biru, sementara Lu Xueqi membekukan tubuh ular itu sesaat. Serangan gabungan mereka berhasil mematikan Binatang Buas Tingkat 4 tersebut.
Inti Jiwa Ular Giok Biru yang dingin dan murni segera diberikan kepada Ma Yue. Senyum tulus muncul di wajahnya—ia kini memiliki modal besar untuk kultivasi Elemen Air-nya.
Setelah perburuan Ular Giok Biru, saat mereka bergerak ke area yang lebih tinggi, mata Ye Fan tiba-tiba terpaku ke langit.
Di atas puncak gunung tertinggi Lembah Sungai Naga, terbang seekor burung kolosal. Bulunya berkilauan keemasan dan di sekelilingnya berputar badai kecil Elemen Petir yang intens. Aura yang dipancarkannya begitu kuat hingga membuat udara bergetar.
"Apa itu?" bisik Liu Fang, wajahnya pucat.
"Burung Roc," jawab Ye Fan, suaranya dipenuhi ketegasan dan hasrat yang membara. "Binatang Buas Tingkat 5. Kekuatannya setara dengan Pendekar Ahli Awal atau Menengah."
Ye Fan merasakan resonansi yang kuat. Binatang itu adalah sumber daya Petir murni. Inti Jiwa burung itu adalah harta karun tak ternilai baginya.
Namun, Ye Fan dengan cepat mendinginkan dirinya. Ia adalah Pendekar Emas Puncak, bukan Ahli.
Jika aku nekat mencari burung itu sekarang, itu sama saja bunuh diri bagi kami semua. Kekuatannya jauh di atas gabungan kita. Aku harus menunggu.
"Kita tidak akan ke sana," putus Ye Fan. "Tingkat kita belum mencapai level itu. Kita akan fokus berburu Binatang Buas Tingkat 4 dan Binatang Iblis yang usianya di bawah 50 tahun untuk memadatkan Tenaga Dalam kita terlebih dahulu. Burung Roc itu adalah tujuan jangka panjang kita."
Keputusan Ye Fan diterima tanpa bantahan. Dalam sebulan berikutnya, keempat Pendekar itu menjalani gaya hidup brutal di Lembah Sungai Naga. Mereka bergerak, berburu, bertarung, dan berkultivasi tanpa henti.
Hasilnya, Ye Fan mendapatkan 40 Permata Iblis , dan dua Inti Jiwa Binatang Buas tingkat 4. Sedang yang lain mendapatkan lebih sedikit dari Ye Fan, mereka hanya mengumpulkan 15 Permata Iblis dan satu Inti Jiwa Binatang Buas tingkat 4 sebagai tambahan.
Ye Fan, dengan kecepatan kultivasinya yang didukung oleh 40 Permata Iblis yang ia serap secara berkala, membuat kemajuan yang paling gila. Ia tidak hanya mengisi 25% kapasitasnya yang tersisa, tetapi juga mulai menekan batas antara Ranah Emas dan Ranah Ahli.
Sementara itu, Liu Fang dan yang lainnya juga menjadi Pendekar yang jauh lebih tangguh. Mereka lebih terkoordinasi dan pengalaman tempur mereka meningkat pesat.
Tenaga Dalam mereka juga meningkat pesat ke level yang berbeda dari sebelumnya.
Namun, di atas semua itu, Burung Roc emas tetap menjadi pengingat di langit—tujuan yang menanti mereka begitu kekuatan mereka mencapai tingkat yang memadai.