NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:249.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu

Matahari mulai condong ke barat, mewarnai langit dengan semburat jingga keemasan. Cahaya senja memantul di permukaan dedaunan, menciptakan bayangan panjang yang bergerak pelan tertiup angin.

Di depan rumah sederhana itu, Linlin berdiri dengan tenang, tangannya sibuk memilah-milah dedaunan herbal yang tadi ia kumpulkan dari gunung. Matanya yang jernih mengamati setiap helai daun dengan teliti, memastikan tidak ada yang rusak atau layu sebelum ia menyimpannya.

“Hem, semua nya bagus....tinggal di keringkan besok pagi.”

Suasana sore itu terasa damai, hanya diselingi oleh suara burung-burung yang mulai kembali ke sarangnya dan bunyi kayu yang dibelah di sudut halaman.

Tak!!! Tak!!!

Yi Hang, dengan pakaian sederhana yang sudah sedikit basah oleh keringat, sedang bekerja dengan serius, membelah batang kayu besar menjadi potongan-potongan yang lebih kecil untuk dijadikan kayu bakar.

Sesekali, Yi Hang menatap Linlin, lalu melanjutkan pekerjaannya. Yi Hang jarang sekali membelah kayu bakar, biasanya sudah ada potongan kayu siap di samping rumah.

Namun, ketenangan itu tak bertahan lama.

Dari kejauhan, seorang pemuda berjalan dengan langkah santai menuju rumah itu. Pakaiannya lebih mewah dibandingkan dengan penduduk desa biasa, menandakan statusnya sebagai seseorang dari keluarga berada. Senyum sombong terukir di wajahnya saat matanya tertuju pada Linlin.

"Tak kusangka, ada bunga seindah ini di desa terpencil seperti ini," katanya dengan nada menggoda begitu ia mendekat.

Linlin mendongak sekilas, lalu kembali pada pekerjaannya. Ia tidak tertarik untuk menanggapi ucapan pria itu.

Pemuda itu mengangkat alis, seolah tak percaya bahwa ucapannya tidak mendapatkan respons yang diharapkan. "Nama gadis secantik dirimu siapa?"

Linlin cuek saja, ia lebih fokus pada pekerjaannya. Ia tidak tertarik untuk menanggapi ucapan pria itu.

“Huft, tipe-tipe pria brengsek.” ucap Linlin dalam hati.

[Wah, wah, wah… Pemilik, sepertinya kau menarik perhatian seseorang lagi. Apakah ini jodoh yang diberikan langit?]

Linlin hampir memutar mata, tetapi ia tetap menjaga ekspresi tenang. "Sistem, diamlah."

Pemuda itu tidak menyerah. Ia melangkah lebih dekat, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit. "Kenapa kau tak menjawab? Aku hanya ingin berkenalan. Atau… kau malu?"

Linlin akhirnya mengangkat kepalanya, menatap pria itu dengan dingin. "Aku tidak tertarik berbicara dengan orang yang tidak perlu."

Pemuda itu terkekeh, tampaknya tidak tersinggung. "Gadis sepertimu pasti sulit didekati. Tapi tak apa, aku suka tantangan. Aku sangat menyukainya."

Di sisi lain halaman, Yi Hang sedang membelah kayu dengan kapaknya. Suara ‘tak! tak!’ dari kayu yang terbelah memenuhi udara sore. Awalnya, ia tidak memperhatikan, tetapi begitu mendengar suara pria lain, ia menghentikan gerakannya.

“Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke kota nanti? Aku bisa membelikanmu sesuatu. Pakaian, perhiasan, atau apa pun yang kau mau.” Zhang Wei semakin lancang, menyeringai sambil mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat.

Mata Yi Hang yang tajam menatap ke arah Linlin dan pria itu, ekspresinya mulai menggelap. Tangan yang memegang kapak mengepal lebih erat.

Sebelum Linlin sempat bereaksi, suara kapak yang menghantam kayu terdengar lebih keras dari sebelumnya.

BRAK!

Zhang Wei terlonjak kaget. Ia menoleh dan langsung bertemu dengan tatapan tajam Yi Hang.

Dengan langkah mantap, Yi Hang berjalan mendekat, meninggalkan kapaknya begitu saja di tanah.

Linlin akhirnya mendongak, dan untuk pertama kalinya, ia melihat ekspresi Yi Hang yang berbeda.

"Zhang Wei," suaranya rendah namun tegas. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Pemuda bernama Zhang Wei itu menyeringai, menoleh ke arah Yi Hang dengan tatapan meremehkan. "Yi Hang? Wah, pemuda miskin ternyata! Aku hanya berbincang dengan gadis ini. Kenapa? Kau takut dia tertarik padaku?"

Mata Yi Hang menyipit, ekspresinya menjadi semakin dingin. "Pergilah. Dia tidak tertarik berbicara denganmu."

Yi Hang meraih pergelangan tangan Linlin dan menariknya ke belakangnya, seolah ingin melindunginya.

Zhang Wei tertawa kecil. "Kenapa kau bertingkah seperti suaminya? Atau jangan-jangan kau benar-benar mengincarnya?"

Linlin diam, tapi ia bisa merasakan hawa dingin yang tiba-tiba menyelimuti sekitar.

Yi Hang menatapnya dengan mata gelap. "Kau tak perlu tahu urusanku. Yang jelas, aku tak suka melihat orang sepertimu mengganggunya."

Zhang Wei mendekat selangkah lagi. "Kenapa? Kau takut kalah bersaing denganku? Aku punya segalanya—uang, status, masa depan yang cerah. Sedangkan kau? Hanya seorang pemburu biasa."

Linlin memperhatikan Yi Hang dengan cermat dari belakang. Rahangnya mengeras, napasnya sedikit lebih berat dari sebelumnya.

“Jaga mulutmu, Tuan Muda Zhang.” Suara Yi Hang rendah, tetapi penuh dengan kemarahan yang terpendam.

[Wah, wah, wah! Pemilik, sepertinya ada yang cemburu! Aku mendukungnya! Kalian berdua sangat cocok!]

Linlin nyaris memukul kepalanya sendiri karena kesal.

Yi Hang menghela napas dalam, tetapi sorot matanya tetap tajam menusuk.

"Lalu? Jika kau punya segalanya, kenapa kau masih perlu repot-repot datang ke sini untuk mengganggunya?" Yi Hang menatap Zhang Wei dengan penuh tekanan.

Zhang Wei terdiam sesaat, tidak menyangka akan mendapatkan balasan seperti itu.

Linlin tersenyum kecil, meskipun hanya sedikit.

Yi Hang melanjutkan, suaranya semakin dalam dan mengandung ancaman. "Jika kau masih ingin berbicara dengannya, setidaknya tanyakan dulu apakah dia ingin berbicara denganmu."

Zhang Wei melirik Linlin, yang masih tampak tidak peduli.

Yi Hang menatapnya dingin. “Jangan pernah mendekati nya lagi.”

Zhang Wei mencoba tertawa, tetapi tekanan dari tatapan Yi Hang membuatnya sulit bernapas. Akhirnya, ia hanya bisa mengangkat tangan, berpura-pura santai. “Baiklah, baiklah. Aku pergi.”

Ia mendengus pelan, lalu mundur selangkah. "Hmph, aku bahkan takkan memaksanya ikut denganku. Tapi ingat, Yi Hang… Kau hanyalah pemburu biasa. Kau tak akan bisa menjaganya selamanya, apalagi membahagiakannya."

Setelah mengatakan itu, Zhang Wei berbalik dan pergi dengan langkah cepat, meninggalkan suasana yang masih tegang di halaman rumah.

Yi Hang menatap punggungnya sampai menghilang.

Linlin menatap punggung Yi Hang yang tegang. Ia bisa merasakan ketegangan di sekelilingnya.

Linlin menatap Yi Hang dengan santai. "Kenapa marah?"

Yi Hang akhirnya berbalik. Ia mengerjapkan mata, seolah baru sadar bahwa emosinya tadi cukup kentara. Ia mendecak pelan dan mengalihkan pandangan. "Aku hanya tidak suka orang seperti dia."

Linlin tersenyum samar. "Oh? Atau mungkin kau tidak suka dia berbicara denganku?"

Yi Hang tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Linlin selama beberapa detik, sebelum akhirnya menghela napas dan kembali mengambil kapaknya.

"Jangan pedulikan orang sepertinya, dan jangan terlalu dekat dengan orang sepertinya." katanya singkat.

Linlin menaikkan satu alis. “Aku bahkan tidak bicara dengannya.”

Yi Hang menatapnya dalam-dalam. “Tetap saja.”

Linlin tersenyum kecil, lalu dengan santai berkata, “Sepertinya bau bau cuka tumpah!”

Yi Hang terdiam sejenak sebelum mengalihkan pandangan. “Tidak ada.”

Namun, telinganya yang sedikit memerah berkata sebaliknya. Ia kembali membelah kayu dengan lebih keras dari sebelumnya.

Linlin menatapnya sejenak, lalu kembali pada pekerjaannya.

Namun, di dalam hati, ia merasa sedikit geli.

Sungguh, pria ini…

1
Srie Ncii Herdiansyah
kenapa jarang up??sibuk kah?
Ayu Septiani
manisnya Linlin dan Yi Heng..... ayo lanjut up lagi thor.... semangat
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal Taura
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
MIA,ER
dalam mimpi😏
Mineaa
ha...ha..ha....., dasar si Linlin...bisa bisa nya...bikin kehebohan seantero kekaisaran....
Duwianto
q kasih kopi kak biar semangat ngetiknya 🤭🤭
Paramitha Tikva
Wiiiuh hari ini crazy up,, thank you Thor
Besuk isinya manipulasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!