Hidup Bintang seketika hancur setelah sahabatnya mengambil kekasih hatinya dan dihari yang sama ia juga harus kehilangan kehormatannya oleh orang yang tidak dikenal karena mabuk.
Apakah Bintang akan selamanya memendam rasa benci dan dendam jika akhirnya ia harus menjadi bagian dari keluarga sahabatnya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
Beberapa tahun kemudian
Setelah Dina meminta untuk berhenti mencari Bintang, Leon menurut. Ia sudah tidak pernah lagi datang ke panti asuhan untuk menanyakan ataupun mencari keberadaan Bintang.
Waktu Leon mulai tersita untuk mengurus rumah sakit milik mertuanya yang kini ia pimpin.
Jika akhir pekan Leon akan semakin sibuk meladeni permintaan putrinya yang ia beri nama Lana yang sangat manja.
Kedua orangtua Dina memang sangat memanjakan kedua cucunya yaitu Bunga dan Lana. Mereka selalu memberikan apapun yang kedua bocah perempuan itu inginkan. Tidak heran jika Bunga dan Lana menjadi sangat manja dan cenderung egois sama seperti Dina.
Jika Lana dan Bunga begitu beruntung hidup serba berkecukupan, lain lagi dengan Langit.
Bocah tampan yang berusia dua bulan dibawah Lana itu terlihat lebih mandiri dan tidak manja. Ditengah keterbatasan ekonomi Bintang bisa mendidik putranya dengan sangat baik.
Bintang masih setia menjadi pengasuh di rumah Bu Shanti padahal Bu Shanti sudah berhenti bekerja karena dilarang oleh suaminya.
Setelah kelahiran Langit, Bintang seperti mempunyai dua anak yaitu Cilla dan Langit.
Sejak melahirkan langit, Bintang resmi tinggal bersama majikannya karena Cilla tidak mau jauh dari langit yang di klaim sebagai adiknya.
Dan yang lebih mengharukan lagi adalah majikannya itu kini sudah menganggap Bintang sebagai adiknya sendiri. Bahkan Shanti dan Rizal memaksa Bintang untuk melanjutkan sekolahnya yang hanya tinggal satu tahun.
Kini Bintang memanggil majikannya dengan sebutan Mbak Shanti dan memanggil suaminya dengan sebutan Mas Rizal.
Sepasang suami istri itu sangat menyayangi Langit dan menganggap langit sebagai putra mereka. Langit pun memanggil Shanti dan Rizal Papa dan Mama mengikuti Cilla.
"Bin..kamu sudah hampir tiga tahun disini, apa kamu tidak rindu kepada ibu panti yang sudah membesarkan kamu ?" tanya Shanti pada suatu hari.
Bintang termenung. Tentu saja ia sangat rindu kepada Bu Dewi dan anak-anak panti yang lain. Namun Bintang harus menyiapkan mental dulu sebelum memutuskan bertemu dengan Bu Dewi.
Bintang masih merasa malu karena ia telah mencoreng nama baik panti asuhan karena kehamilannya. Dan Bintang takut jika Bu Dewi masih belum bisa memaafkan kesalahannya.
"Ibu panti pasti senang kamu membawa pria kecil yang sangat tampan " Shanti menunjuk Langit yang sedang bermain dengan Rizal dan Cilla di halaman belakang.
"Aku masih malu mbak, belum berani bertemu dengan ibu " lirih Bintang.
"Manusia itu tidak ada yang sempurna Bin,..aku yakin ibu panti sudah memaafkan kamu, lagian apa yang terjadi dengan kamu itu adakah sebuah musibah " ujar Shanti.
"Kalau mau bertemu dengan ibu Panti kamu bisa ikut dengan kami. Minggu depan kami akan ke Jakarta bertemu keluarga mas Rizal mumpung mas Rizal sedang tidak berlayar " ajak Shanti.
"Nanti akan aku pikirkan dulu mbak " jawab Bintang.
"Percaya deh sama mbak, Ibu asuh kamu akan sangat senang melihat kamu dan Langit " Shanti menyentuh lengan Bintang.
Benarkah Bu Dewi akan senang jika ia pulang ? jika benar Bintang ingin pulang saat itu juga demi melihat orang yang sangat ia sayangi senang.
Obrolan dengan Shanti tadi siang tak urung membuat Bintang sangat merindukan sosok Bu Dewi dengan segala kesabaran dan kelembutannya.
"Lalang..Bunda kan dulu pernah bercerita jika Bunda pernah tinggal di panti asuhan ?" tanya Bintang kepada putranya ketika mereka hendak tidur.
"Iya " jawab pria kecil itu sambil mengangguk.
"Bagaimana kalau kita pergi kesana, kebetulan Mama dan Papa juga kak Cilla mau ke Jakarta " lanjut Bintang.
"Iya aku mau Bun " jawab Langit.
"Baiklah..kita akan mengunjungi nenek dan saudara-saudara Bunda yang lain disana " ujar Bintang.
"Apakah Ayah juga ada disana ?" tanya Langit sambil mengerjapkan mata beningnya menatap kearah Bintang.
"A..Ayah Langit masih kerja Sayang, nanti kalau dia sudah tidak sibuk dia pasti akan datang menemui kita " jawab Bintang.
Bintang terpaksa mengarang cerita agar putranya itu tidak terus bertanya karena pertanyaan itu selalu sukses membuat hati Bintang serasa di remas.
Bintang tidak mungkin mengatakan kebenarannya kepada Langit jika sebetulnya Bundanya juga tidak tau siapa Ayah dari putranya itu.
"Bunda..apakah kita akan tinggal disana ?" Anak kecil itu terus bertanya.
"Tidak Sayang, kita hanya berkunjung saja. Kita akan ikut pulang lagi kesini sama Papa, Mama dan kak Cilla " jawab Bintang.
"Iya Bun " jawab Langit sambil menguap. Tidak lama kemudian bocah tampan itu pun tertidur sambil memeluk perut Bintang.
*
Jakarta
Bu Dewi menatap photo bayi mungil yang terbungkus selimut hangat berwarna merah muda. Sembilan belas tahun yang lalu bayi mungil itu ia temukan tergeletak di depan pintu panti asuhannya. Di dekatnya teronggok sebuah tas berisi pakaian milik bayi cantik itu..dan dilehernya melingkar kalung emas bertuliskan nama 'Bintang '
"Dimana sekarang kamu Nak ?" lirih Bu Dewi.
"Assalamualaikum.."
Bu Dewi dengan cepat mengusap matanya yang basah ketika tiba-tiba muncul seorang bocah tampan dari balik pintu.
"Waalaikum Salam " jawab Bu Dewi.
Untuk sesaat Bu Dewi menatap bocah tampan berusia dua tahun itu untuk memastikan apakah ia salah satu anak asuhnya atau bukan.
Bu Dewi langsung terpaku ketika ada sosok lain yang berdiri di belakang tubuh bocah tampan itu.
"Bintang ?!" Tangis Bu Dewi pecah ketika Bintang berlari dan menghambur memeluk kakinya. Sementara Langit terlihat melongo kebingungan. "Akhirnya kamu pulang Nak "
"Maafkan Bintang Bu " Isak Bintang.
Bu Dewi mengangkat tubuh Bintang dari posisi bersimpuh nya kemudian melambaikan tangannya kepada bocah tampan yang kini sudah ia tau siapa dirinya.
Bu Dewi meraih tubuh mungil itu kemudian menciumi wajah tampannya. "Beritahu siapa namamu pada Nenek !"
"Langit " jawabnya Lantang.
"Kasih Salim sama nenek !" titah Bintang.
Langit pun langsung mengambil tangan Bu Dewi kemudian menciumnya dengan takjim.
"Anak pintar " Bu Dewi kembali mencium pipi bulat Langit.
Kedatangan Bintang dan Langit disambut hangat oleh semua penghuni panti asuhan 'Kasih Ibu '
Langit langsung terlihat akrab dan bermain dengan anak-anak yang lain. Kesempatan itu Bu Dewi pergunakan untuk menanyai Bintang.
"Selama ini kamu tinggal dimana Nak ?" tanya Bu Dewi sambil menggenggam tangan Bintang.
"Aku tinggal di Bandung Bu, disana aku bertemu dengan orang baik " jawab Bintang.
Bintang pun menceritakan kehidupannya selama tinggal di Bandung. Bu Dewi mendengarkan cerita putri angkatnya itu sambil sesekali mengusap air matanya.
"Lalu Langit..apakah dia putra Leon ?" tanya Bu Dewi hati-hati. " Sejak kamu pergi dia selalu rajin kesini bahkan ikut membantu mencari kamu "
Mendengar nama Leon luka dihati Bintang kembali menganga. Ia berharap kepulangannya kali ini tidak akan mendengar nama itu.
"Nak..apakah Langit itu putra Leon ?" Bu Dewi kembali bertanya.
"Jika benar dia juga harus bertanggung jawab __"
"Bukan Bu " potong Bintang cepat.
"Jika bukan Leon lalu siapa ayah Langit ?" tanya Bu Dewi lagi.
"Aku tidak tau Bu..aku diperkosa " jawab Bintang.
"Ya Tuhaaan !!"